Proses pembelajaran yang dilakukan pendidik PAUD masih dominan merupakan kegiatan mengajar yang berpusat pada guru. Anak didik nampaknya aktif tetapi sesungghnya anak didik mengerjakan tugas yang telah dicontohkan oleh guru. Tugas yang dikerjakan anak masih bersifat parsial. Hal ini belum memenuhi prinsip pembelajaran di PAUD yaitu pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan dan terintegrasi. Akibatnya pengembangan karakter menjadi belum optimal. Model pembelajaran Holistik Integratif merupakan salah satu solusi permasalahan tersebut. Pembelajaran holistik integratif merupakan model pembelajaran yang mengaplikasikan prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini, melalui kegiatan bermain yang sekaligus merupakan proses belajar bagi anak didik. Proses pembelajarannya menekankan pada aktifitas pembelajaran berpusat pada anak. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan secara simultan dan berkesinambungan. Stimulasi mencakup enam aspek perkembangan yaitu nilai agama dan moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni. Pengembangan aspek perkembangan anak akan dapat optimal bila proses pendidikannya memberikan kesempatan pada anak untuk mengalami secara langsung dalam proses pembelajaran. Kegiatan main anak lebih mengoptimalkan pemanfaatan Alat Permainan Edukatif (APE) dan memadukan beberapa APE yang dimiliki agar anak bermain lebih asyik dan berproses secara alami. Proses bermain yang dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan APE akan dapat mengembangkan karakter anak. Model pembelajaran Holistik Integratif memberikan cara dan tahapan yang dilakukan dalam pengelolaan pembelajaran, proses pembelajaran dan proses pengembangan perencanaan pembelajarannya. Penerapan model pembelajaran holistik integratif akan menjadi landasan untuk proses stimulasi tumbuh kembang anak sebagai dasar perkembangan kecerdasan dan pendidikan anak selanjutnya.
No abstract
his study aims to improve the creativity of children 5-6 years through traditional games, because the children's creativity is low. The use of traditional games as a solution because it is an existing cultural potential and has not been used well for the stimulation process in PAUD. The study was conducted in the Mutiara Hati Mataram PA B group in 2016, with 16 children. Action research is carried out through three cycles, consisting of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The data collection process is carried out through interview techniques, observation, and document analysis, and analyzed qualitatively. The traditional game that was applied in this study was a traditional game of sasak pucia-cia, kemantenan, lung-lung se, and meow. The results show that the application of traditional games can develop creativity. Creativity that develops for each game characteristic varies according to the game. The game is a fine motoric dominant, small groups can develop creativity in the process and product something. While the game is motorically dominant, large groups show creativity in developing a winning game strategy. Besides creativity, this traditional game can gradually improve children's emotional social skills, especially to manage emotions, empathy, foster relationships, and cooperation. It is recommended for teachers to be able to choose traditional games that are in accordance with the learning objectives. Keyword : creativity, social emotional, traditional games, children aged 5-6 years Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak 5-6 tahun melalui permainan tradisional, karena kemampuan kreativitas anak rendah. Penggunaan permainan tradisional sebagai solusi karena merupakan potensi budaya yang ada dan belum dimanfaatkan dengan baik untuk proses stimulasi di PAUD. Penelitian dilaksanakan di kelompok B PAUD Mutiara Hati Mataram pada tahun 2016, dengan jumlah anak 16 orang. Action research dilakukan melalui tiga siklus, yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Proses pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen, dan dianalisis secara kualitatif. Permainan tradisional yang diterapkan dalam penelitian ini adalah permainan tradisional sasak pucia-cia, kemantenan, lung-lung se, dan meong begang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan permainan tradisional dapat mengembangkan kreativitas. Kreativitas yang berkembang untuk setiap karakteristik permainan berbeda-beda sesuai permainannya. Permainan yang dominan motoric halus, kelompok kecil dapat mengembangkan kreativitas dalam proses dan produk sesuatu, Sedangkan permainan yang dominan motoric kasar, kelompok besar menunjukkan kreativitas dalam menyusun strategi pemenangan permainan. Selain kreativitas, permainan tradisional ini secara bertahap dapat meningkatkan kemampuan social emosional anak, terutama untuk mengelola emosi, empati, membina hubungan, dan kerjasama. Disarankan kepada guru untuk dapat memilih permainan tradisional yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Kata kunci : kreativitas, sosial emosional, permainan tradisional, anak usia 5-6 tahun References Achroni, Keen, Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak melalui Permainan Tradisional, Yogjakarta, Javalitera, 2012 Dwi Istati Rahayu, Peningkatan Kemampuan Sosial Emosional melalui Penerapan Permainan Tradisional (Penelitian Tindakan di Kelompok B PAUD Mutiara Hati Mataram pada tahun 2015), (Disertasi), Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2015 Hughes, F. Fergus, Children, Play, and Development, 4nd ed., Sage Publications Inc, USA, 2010 Hurlock, B. Elizabeth, Child Development 6thEd. (terjemahan Perkembangan Anak oleh Meitasari Tjandrasa, dkk) Penerbit Erlangga, Jakarta, 1997 Mutiah, Diana, Psikologi BermainAnak Usia Dini, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2010 Santrock, W. John, Child Development, 11th ed., (terjemahan Perkembangan Anak, jilid 2, oleh Mila Rachmawati), Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007 Seefeldt, Carol; Barbour, Nita, Early Childhood Education: an introduction, 3rd ed. Ontario, Maxwell Macmillan Canada Inc, 1993 Suarta, Nyoman; Rahayu, DI; Zain Irawan, The Development of Traditional Game into Educative Game for Stimulating the Early Childhood Development in West Nusa Tenggara, Proceeding, the 3rd International Conference of Early Childhood Education (ICECE) 2015, Early Childhood Holistic and Integrative, Faculty of Education, State University of Padang, 2015 Taggart, Mc. Robbin; Kemmis, Stephen, The Action Research Planner, Australia, Deakin University LDS, 1990
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.