This study is primarily designed for investigating the tertiary students’ perspectives on the writing difficulties of essays. This study was conducted in explanatory research in which quantitative and qualitative data were obtained from the web-based questionnaire and semi-structured interview, then analyzed separately. 21 undergraduate students have enrolled in the survey and 6 of them were invited to the interview section. This research reveals tertiary students' problems in essay writing course are categorized into: affective problems which raise from students’ and lecturers’ attitude while teaching and learning Essay Writing Course, cognitive problems that considered as the difficulties in the areas of writing viewpoint, transferring language, and the process of writing, and linguistic problems in the area of lexico-grammar, vocabulary, and the structure of the essay. Due to the findings, those aspects of academic writing should be serious attention for both EFL students and teachers to overcome the problems. The findings of this study have implications for EFL writing course designers as basic data of material improvement and for researchers particularly in the realms of language and education.

Kemampuan berbahasa Inggris menjadi salah satu keterampilan yang sangat dibutuhkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun faktanya dari berbagai hasil studi, banyak siswa mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, hingga tinggi masih menghadapi kesulitan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, terutama kesulitan di bidang keterampilan produktif untuk tujuan komunikatif lisan maupun tertulis. Kesulitan ini juga dialami oleh siswa pada salah satu Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jember. Oleh karena itu, diperlukan adanya program kegiatan pengabdian masyarakat untuk membantu meningkatan kemampuan komunikasi siswa dalam Bahasa Inggris. Program berupa pelatihan Bahasa Inggris interaktif berbasis cooperative learning ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan diatas. Program pelatihan ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan antara bulan April – Mei 2019 yang terdiri dari delapan kali pertemuan dan beberapa kali evaluasi. Hasil dari program pelatihan menunjukkan partisipasi aktif dan antusiasme yang tinggi dari siswa sekaligus respon yang positif pihak guru dan sekolah.

Masyarakat sesungguhnya sangat menginginkan adanya keamanan pangan yaitu produk pangan yang bergizi dan tidak menimbulkan pada terganggunya kesehatan seseorang. Pada kenyataannya banyak produk pangan yang mengakibatkan masyarakat sakit. Pasalnya, produsen makanan tidak memperdulikan unsur keamanan pangan, namun ada juga pelaku bisnis yang sengaja melakukan kesalahan demi mendapatkan banyak keuntungan. Desa Jenggawah merupakan salah satu wilayah administrasi dari Struktur Pemerintahan Kabupaten Jember. Tujuan dari program pengabdian ini adalah penggalian potensi desa, desa Jenggawah merupakan salah satu daerah yang merupakan sentra dari para pelaku usaha khususnya usaha di bidang pengolahan pangan yang sehat. Hasil dari kegiatan tersebut adalah (1) Hasil yang diperoleh berupa masalah umum dan ide pemecahan masalah yang terdiri dari keinginan mayoritas pelaku usaha di Desa Jenggawah yang berkepentingan dengan diberlakukannya usaha yang sedang berlangsung (2) Meningkatkan efisiensi pengelolaan keuangan pelaku usaha yang selama ini menjadi masalah umum khususnya kegiatan penjualan produk. Selanjutnya didapatkan rekomendasi di dalam memberikan solusi yang terdiri dari sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan teknis dalam pentingnya pelaksanaan perijinan SPP-IRT dan optimalisasi manajemen usaha melalui proses manajemen keuangan digital.

For more than two decades, online learning has been employed to replace f2f instructions. GC has widely recognized to manage digital learning environment. While extensive research has investigated digital classroom mediated by GoogleClassroom (GC), there is paucity of research exploring participants’ views about GC-mediated online learning situated in Indonesian higher education (HE) contexts. We employed a sequential-explanatory research (Creswell, 2018; 2014) intended to explore in-depth the undergraduate students’ perceptions about the in-class use of Google Classroom in EFL settings. There were six (N=6) undergraduate students from private Indonesia university consented to participate in this study. We administered a web-based five point Likert scale questionnaire to collect any necessary data. Also, a semi-structured interview was conducted to explore their in-depth feelings to the selected participants. The results indicated that GC offered enormous potential benefits for organizing online teaching-learning processes. Implications, conclusions, limitations, and recommendations were then discussed.