Konsultan pengawas adalah salah satu contoh perusahaan yang menawarkan jasa dalam proses produksinya. Jasa yang ditawarkan konsultan pengawas tidak selalu dinilai kualitasnya dari hasil akhir produk, yakni berupa laporan pengawasan, namun juga dari proses pengawasan selama jangka waktu pelaksanaan. Pelanggan dalam konteks ini adalah pihak yang menggunakan produk, berupa jasa, yang ditawarkan oleh konsultan pengawas. Pelanggan sebagai pihak yang akan menikmati dan yang membayar hasil akhir dari proses pelayanan konsultan pengawas, tentu memiliki sudut pandangnya sendiri akan sesuatu yang akan dibayarkan nantinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penting dan tingkat kepuasan pengguna jasa (0wner) terhadap kinerja konsultan pengawas pekerjaan konstruksi di Kota Ternate. Analisis data dilakukan dengan metode Customer Satisfaction Index (CSI) dan metode Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan metode IPA, terdapat 4 (empat) variabel yang terdapat di kuadran I. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel ini dianggap penting oleh para responden, namun kinerjanya masih dirasakan kurang dan perlu ditingkatkan lagi, yaitu memimpin rapat-rapat rutin dalam merencanakan dan menyelesaikan masalah di lapangan, menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi, mencegah, mengurangi, atau mengatasi setiap masalah/komplain dari pihak-pihak di luar proyek (contoh : protes masyarakat akibat kebisingan saat proses konstruksi), dan setiap Individu yang terlibat sebagai tim konsultan pengawas adalah ahli pada bidangnya. Untuk metode CSI didapatkan indeks kepuasan sebesar 83,10% yaitu termasuk dalam kategori “sangat puas”.
Sungai Aru dengan DAS-nya termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Utara. Berdasarkan peta eksisting lereng, dapat dilihat bahwa wilayah daratan Halmahera Utara didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng 0 – 8 %. Banjir di Kecamatan Galela Utara diakibatkan oleh naiknya muka air pada Sungai Aru karena tidak dapat mengalirkan debit banjir. Penelitian ini menggunakan metode distribusi probabilitas dan di uji menggunakan uji probabilitas untuk menghitung curah hujan rencana. Metode pelampung untuk menghitung debit sungai. Metode rasional, metode Kirpich, metode Mononobe untuk menghitung debit banjir dan Metode manning untuk menghitung kapasitas penampang rencana dan eksisting. Debit banjir pada Sungai Aru untuk periode ulang 2 tahun, 23,18 m³/detik untuk periode ulang 5 tahun, 28,26m³/detik untuk periode ulang 10 tahun, 31,45 m³/detik untuk periode ulang 20 tahun, 34,51 m3/detik. Debit rata-rata eksisting Sungai Aru sebesar 24,14 m³/detik, untuk debit rencana penampang sungai Aru sebesar 78,808 m³/detik dan untuk model desain tanggul yang sesuai dengan debit banjir di dapat tinggi jagaan tanggul 1 m untuk tinggi tanggul 2,5 m. Dari hasil pembahasan dapat dilihat penampang eksisting sungai aru tidak mampu menampung debit banjir rencana curah hujan tinggi. Sehingga penampang sungai Aru perlu di normalisasi. Maka didapatkan bahwa penampang rencana normalisasi Sungai Aru dapat mengalirkan debit banjir
AbstrakJIT merupakan filosofi produksi yang dikembangkan oleh Toyota Motor dan berhasil membuat industri otomotif dan elektronika Jepang menjadi industri yang mampu bekerja secara efisien dengan mutu keluaran yang baik. Keberhasilan JIT dibidang industri manufaktur telah mendorong industri lainnya termasuk industri konstruksi untuk mengadopsinya. JIT berusaha untuk menghilangkan sumber-sumber pemborosan produksi dengan cara menerima jumlah yang tepat dari material dan memproduksinya dalam jumlah yang tepat pada tempat yang tepat dan waktu yang tepat. Studi terhadap metode Just In Time ini dilakukan dengan menggunakan studi kasus terhadap proyek konstruksi pembangunan gedung Kantor Pusat Pajak (KPP) Menteng dengan Kontraktor pelaksana PT. Pembangunan Perumahan (PT.PP). Adapun studi JIT inventory management didasarkan pada tiga aspek kajian, yaitu kebijakan perusahaan dalam pengelolaan persediaan, sistem pemesanan dan penerimaan material. Hasil menunjukkan bahwa telah dilakukan pengelolaan persediaan dengan pendekatan JIT dalam proses produksi proyek KPP Menteng dengan sedikit modifikasi pada prinsip JIT. Beberapa modifikasi tersebut antara lain yaitu adanya buffer sebagai antisipasi terhadap variasi yang ada, hal ini berlawanan dengan prinsip dasar dari JIT yaitu menghilangkan buffer. Upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. PP melalui kebijakan maupun sistem pemesanan dan penerimaan material untuk mengurangi pemborosan sejalan dengan metode JIT. Kata kunci: JIT Inventory management, proyek konstruksi gedung, ROP, Safety stock, Lead time AbstractJIT is a production philosophy developed by Toyota Motor and it successes in making the automotive and electronics industries in Jepang to be an efficient industry with good quality output. The success of JIT in manufacturing industry has encouraged other industries, including construction, to adopt it. JIT tries to eliminate production waste sources by receiving an exact number of materials and producing in an exact number at the right place and time. Study on JIT method was conducted using a case study on a construction project of the development of Tax Office (KPP) Menteng building with the contractor of PT. Pembangunan Perumahan (PT.PP). The study of JIT inventory management was based on three study aspects, namely, company policy in inventory management, material ordering system and material receiving system. The result indicated that JIT-approached inventory management had been conducted in the production process of KPP Menteng project with small modification on its principles. Some of the modifications were, such as, the existence of buffer as an anticipation of existing variation, which was in contrast to the basic principle of JIT, which is eliminating buffer. Efforts conducted by PT. PP through its policy or material ordering and receiving systems to reduce waste were in line with the JIT method. Keywords: JIT Inventory management, building construction project, ROP, Safety stock, Lead time
In a construction project there are various problems that occur, one of which is the problem regarding the occupational Occupational Health and Safety Management System (OHSMS) which must always be considered. The research location is located in the city of Ternate, North Maluku province. This study aims to determine which constraint variable has the most influence based on the perception of Occupational Health and Safety (OHS) experts. The method used is the Analytical Hierarchy Process method through the distribution of questionnaires and interviews with several construction companies. Based on the results of the AHP analysis, the rankings of the constraint variables are as follows: no evaluation related to OHS for workers in the field (0.2312), low culture (0.2277), no punishment for workers who do not carry out OHS in the field (0.1486).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.