Sari Perbanyakan tanaman stroberi secara konvensional dilakukan dengan menggunakan stolon, tetapi kurang efektif serta kualitas bibit yang dihasilkan kurang baik akibat adanya akumulasi penyakit. Budidaya stroberi memerlukan adanya perbanyakan bibit secara massal, tetapi tidak mengubah kualitasnya. Multiplikasi in vitro menjadi solusi untuk penyediaan bibit berkualitas dalam jumlah besar. Upaya untuk mendapatkan tunas in vitro dalam jumlah banyak yakni perlu adanya penambahan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin seperti Benzylaminopurine (BAP) atau Thidiazuron (TDZ). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menetapkan jenis serta konsentrasi sitokinin dengan hasil terbaik dalam multiplikasi stroberi kultivar Tochiotome. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari tujuh perlakuan yang diulang lima kali, yaitu: Kontrol (tanpa sitokinin); BAP (0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm), dan TDZ (0,25 ppm; 0,50 ppm; 0,75 ppm). Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa penambahan sitokinin tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tunas dan bobot segar planlet. Media perlakuan kontrol dapat menghasilkan jumlah akar lebih banyak dibandingkan dengan media ditambah sitokinin. Penambahan BAP 0,50 ppm berpengaruh positif terhadap jumlah daun dan dapat menghasilkan runner secara in vitro. Pemberian BAP 0,50 ppm cenderung dapat meningkatkan dan mempercepat produksi bibit tanaman stroberi kultivar Tochiotome.Kata Kunci: Benzylaminopurine (BAP), Thidiazuron (TDZ), Stroberi, Kultur Jaringan AbstractStolon is used for conventional propagation of strawberry, but it is less effective and the quality of the seeds is not good due to the accumulation of disease. In vitro multiplication becomes a solution for the supply of quality seeds in a fast time. The addition of growth regulator cytokinin, such as Benzylaminopurine (BAP) or Thidiazuron (TDZ) can produced the large number of shoot. The objective of this study was to obtain the best type and concentration of cytokinin in the multiplication of strawberry ‘Tochiotome’. The study was conducted at the Plant Tissue Culture Laboratory, Seed Technology, Faculty of Agriculture, Universitas Padjadjaran. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with seven treatments and five replications, that were: Control (without cytokinin); BAP (0.25 ppm; 0.50 ppm; 0.75 ppm), and TDZ (0.25 ppm; 0.50 ppm; 0.75 ppm). The results indicated that addition of cytokinin did not affected increasing number of shoots and fresh weightof plantlets. Control media can produce larger number of roots than those containing PGRs, this might be due to the endogenous auxin concentrations found in strawberry plants. Also, cytokinin inhibited root formations process. Plants treated with BAP 0.50 ppm increased for the number of leaves and produced runners in vitro. This study showed application of BAP with 0.50 ppm increased and accelerated the production of strawberry ‘Tochiotome’ seedlings.Keywords: Benzylaminopurine (BAP), Thidiazuron (TDZ), Strawberry, Tissue Culture
Pengembangan anggrek lokal merupakan salah satu kegiatan yang memiliki prospek menjanjikan khususnya di daerah Jatiangor yang merupakan kawasan lingkungan pendidikan, wisata serta banyaknya perkantoran dan perumahan yang memerluk Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Masih banyaknya lahan pekarangan yang belum dimanfaatkan secara optimal merupakan peluang untuk pengembangan anggrek. Permasalahan masih terbatasnya pengetahuan dan minat warga untuk membudidayakan anggrek. Anggrek kultivar Dian dan Zahra 27 merupakan anggrek jenis baru yang belum banyak dikenal oleh masyarakat setempat. Oleh karena itu, perlu adanya salah satu kegiatan untuk mensosialisasikan dan mendiseminasikan kedua jenis anggrek ini khususnya di kawasan Jatinangor sebagai langkah awal pengembangan anggrek secara komersial. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan wawasan serta minat masyarakat Desa Cileles dalam pengembangan anggrek yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan pemanfaatan lahan pekarangan. Metode yang digunakan adalah: memberikan penyuluhan termasuk pelatihan mengenai materi prospek pengembangan anggrek, teknik persilangan anggrek, teknik produksi bibit anggrek secara kultur jaringan, teknik budidaya anggrek dan teknik pemasaran anggrek. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta terutama para remaja putri dan ibu-ibu PKK berminat untuk mengembangkan tanaman anggrek pada skala komersial baik dalam bentuk bibit maupun tanaman dewasa
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.