World Health Organization (WHO) menyatakan, penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair. Sampai saat ini diare masih menjadi masalah masyarakat dan merupakan salah satu penyakit menular berbasis lingkungan yang sampai saat ini menjadi masalah kesehatan yang penting jika dilihat dari angka kesakitan dan kematian di Indonesia. Berdasarkan hasil suvei, tingginya angka kematian anak balita rata-rata disebabkan sejumlah penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), panas tinggi hingga diare (Kemenkes RI, 2019). Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian pra eksperimental. Desain penelitian pra eksperimental dengan bentuk rancangan one group pre-post test design. Sampling penelitian ini menggunakan purposive sampling dan didapatkan 25 orang, cara pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum dilakukan tindakan pendidikan kesehatan dengan media video sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 76% dan setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan dengan media video hampir sebagian memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 44%. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan p-value=0,001 < ɑ= 0,05 artinya terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap pengetahuan anak dalam mencegah diare di SDN 1 Batu Kumbung. Disarankan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan pengetahuan anak untuk mencegah diare yaitu melalui media video. AbstractThe World Health Organization (WHO) states, diarrheal disease is a disease characterized by changes in the shape and consistency of loose stools until they melt. Until now, diarrhea is still a public problem and is one of the environmental-based infectious diseases which is currently an important health problem when viewed from the morbidity and mortality rates in Indonesia. Based on the results of the survey, the high mortality rate for children under five on average is caused by a number of diseases, such as acute respiratory infections (ARI), high fever and diarrhea (Kemenkes RI, 2019). The design of this study used a pre-experimental research design. Pre-experimental research design in the form of one group pre-post test design. In this design, a group before being treated was given a pre-test, then after the treatment, measurements were taken again to find out the consequences of the treatment. (Nursalam, 2016). The sampling of this research used purposive sampling and got 25 samples, the way of collecting data was using a questionnaire. Wilcoxon test data analysis. The results showed that before treatment most of the responden (76 %) have less knowledge and after the treatment almost half of respondent have sufficient knowledge with p-value = 0.001 < = ɑ 0.05, it means that there is an effect of health education with video media on children's knowledge in preventing diarrhea at SDN 1 Batu Kumbung. It is recommended that the results of this study can be used as a reference for managing health education with video media on children's knowledge in preventing diarrhea.
As we all know, medical personnel always deal with patients and most people in hospitals. Without using standard PPE, patients can potentially become infected with the virus and vice versa and become carriers of the virus to those around them. Until now, there is still many medical personnel who use non-standard PPE while they are at the forefront of handling the Covid-19 virus. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of education on the attitudes and behavior of using PPE for Health Workers when treating COVID-19 patients by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines. This type of research is a quasi-experimental design (Quasi Experiment) (one group pretest-posttest design). The sample in this study were health workers who worked in the COVID-19 room at the Sele Be Solu Hospital, Sorong City, aged 25-50 years, with more than 15 years of work experience. The sample amounted to 48 people divided into 24 respondents, each with a simple random sampling technique. In this study, the researcher conducted a pre-test on the respondents using a questionnaire compiled based on the technical guideline for the COVID-19 outbreak. Furthermore, respondents were given technical guidelines and explained the contents of the technical procedures. After one week, the researcher conducted a post-test by providing a questionnaire and observing PPE use during work. The ethics committee has approved this research of the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Sorong number DM.03.05/6/051/2021. Data analysis used paired sample t-test. The statistical test results showed that there were differences in attitudes and behavior in the two groups with a significance value of 0.013 and 0.001 respectively after education by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines Book. This study found that education using technical instructions (juniors) on the use of personal protective equipment (PPE) improved nurses' attitudes and behavior in the use of PPE during the treatment of COVID-19 patients. Keywords: Personal Protective Equipment, Attitude, Behavior, PPE Technical Guidelines ABSTRAK Seperti kita ketahui tenaga medis selalu berhadapan dengan pasien dan sebagian besar orang di rumah sakit. Tanpa menggunakan APD yang standar dapat berpotensi terinfeksi virus dari pasien dan kebalikannya menjadi pembawa virus kepada orang disekitarnya. Sampai waktu ini masih banyak tenaga medis yang memakai APD tidak standar sementara mereka menjadi garda terdepan dalam penanganan virus Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas edukasi terhadap sikap dan perilaku penggunaan APD Tenaga Kesehatan saat perawatan pasien COVID-19 dengan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Jenis penelitian desain eksperimen semu (Quasi Eksperimen) (one group pretest-posttest design). Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di ruangan covid-19 RSUD Sele Be Solu Kota Sorong dengan usia 25 – 50 Tahun, Pengalaman bekerja lebih dari 15 Tahun. Sampel berjumlah 48 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 24 responden dengan teknik simple random sampling. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre test pada responden menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan buku juknis wabah covid-19. Selanjutnya responden diberikan buku juknis dan menjelaskan tentang isi buku juknis tersebut. Selang waktu 1 minggu kemudian, peneliti melakukan post test dengan memberikan kuesioner serta mengobservasi penggunaan APD selama bekerja. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik Poltekkes Kemenkes Sorong nomor DM.03.05/6/051/2021. Analisis data menggunakan Uji paired sampel t test. Hasil uji statistic menunjukan terdapat perbedaan sikap dan perilaku pada kedua kelompok dengan nilai signifikansi masing-masing 0.013 dan 0.001 setelah edukasi menggunakan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Penelitian ini menemukan bahwa edukasi menggunakan Petunjuk teknis (juknis) penggunaan alat pelindung diri (APD) mampu meningkatkan sikap dan perilaku perawat dalam penggunaan APD selama perawatan pasien covid-19. Kata kunci: Alat Pelindung Diri, Sikap, Perilaku, Juknis APD
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap kejadian bencana, baik bencana alam, kegagalan teknologi maupun bencana karena ulah manusia hingga kedaruratan kompleks. Semua hal tersebut jika terjadi akan menimbulkan krisis kesehatan, antara lain : timbulnya korban massal, konsentrasi massal pengungsian, masalah pangan dan gizi, masalah ketersediaan air bersih, masalah sanitasi lingkungan, terganggunya pengawasan vektor, penyakit menular, lumpuhnya pelayanan kesehatan, stres pasca trauma dan kelangkaan tenaga kesehatan. Hal ini tentunya akan mengganggu jalannya pembangunan, khususnya pembangunan bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kader remaja tanggap bencana terhadap penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di PMR SMA Negeri 8 Mataram. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan one pre and post test design. Sejumlah 40 kader PMR diberikan pelatihan kader tanggap bencana dan diukur kesiapsiagaan bencana sebelum dan setelah pelatihan. Analisis data mengunakan uji paired t test. Hasil menunjukkan ada pengaruh pelatihan tanggap bencana terhadap kesiapsiagaan bencana dengan nilai p value sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi inovasi program bagi kader remaja untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.