Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan pembelajaran dengan memberikan Hak Belajar 3 semester diluar Program Studi yang bertujuan meningkatkan kompetensi lulusan. Studi terhadap kesiapan pihak institusi dalam melakukan implementasi dijadikan dasar strategi MBKM berjalan dengan baik. Salah satunya dari mahasiswa, bagaimana respon mereka terhadap pelaksanaannya. Penelitian dilakukan untuk melihat persepsi dan kesiapan mahasiswa mengenai MBKM untuk selanjutnya ditindak lanjuti merumuskan strategi tepat melalui Focus Group Discussion (FGD). Penelitian dilakukan dengan analisa deskriptif kuisioner yang diberikan kepada 313 orang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sahid Jakarta (USahid) dan FGD yang dihadiri oleh para pakar Pendidikan dan dosen USahid. Hasil penelitian ini adalah pengetahuan mahasiswa mengenai adanya kebijakan program MBKM sudah sangat baik, tetapi untuk pengetahuan mahasiswa secara detail mengenai program MBKM masih ada yang rendah, kesiapan mahasiswa untuk menjadi bagian dalam kegiatan MBKM sudah cukup baik, dan penilaian mahasiswa mengenai manfaat program MBKM sudah sangat baik. Strategi yang diperoleh dari FGD diantaranya; perlu melakukan sosialisasi dan diskusi secara berkala melalui media-media online, baik dilakukan oleh Kemendikbud Ristek, Perguruan tingi, Fakultas dan Program studi; perlu adanya unit khusus di tingkat Universitas untuk melayani mahasiswa jika ada kendalan dalam menerapkan program MBKM dan perlu adanya panduan petunjuk teknis dan pelaksanaan MBKM di Program Studi.
Rice is still a strategic commodity in Indonesia, because it is still a staple food for most of Indonesia's population. Fulfillment of production must also be accompanied by aspects of quality fulfillment. This study aimed to evaluate the quality of rice and to evaluate the application of Good Handling Practice (GHP) and Good Manufacturing Practice (GMP) in small and medium rice miling in Karawang Regency. The performance of rice quality was evaluated based on the requirements for the rice quality class from the Minister of Agriculture Regulation Number: 31/Permentan/PP.130/8/2017 which includes water content, head rice, broken grains and whiteness degrees. Based on the results of quality of rice, it was found that the water contents in the medium and premium quality were 64% and 27%, respectively. Based on the criteria for quality of head rice, it was obtained that all samples were not included premium quality and 22.2% in medium quality. For the criteria of broken grains, it was found 36% in medium quality and the other were below the quality standard. Meanwhile, based on the whiteness degree, most of the rice samples were included in the medium and premium rice qualities. The applications of GHP in rice milling were 42% for small rice milling and 50% for medium rice milling, whereas applications of GMP were 69% for small rice milling and 92% for medium rice milling. Lack of socialisation regarding the importance of quality and implementations of GHP and GMP, and cost of risk that must be added by implementing GMP and GHP were factors caused the low quality of rice in Karawang Regency.
<p>Rumput Laut saat ini menjadi salah satu komoditi unggulan Indoensia, untuk lebih<br />memberikan nilai tambah kebutuhan untuk mengolah rumput laut menjadi produk olahan menjadi<br />suatu yang harus dilakukan dibanding hanya memproduksi dalam bentuk kering. Produk rumput<br />laut olahan mulai dari ATC, SRC sampai dengan karaginan saat ini masih terbuka peluang pasar<br />yang besar baik lokal maupin ekspor. Kondisi ini membuat pemerintah Indonesia ini mendukung<br />upaya dalam pendirian pabrik pengolahan rumput laut salah satunya SRC.<br />Upaya hilirisasi produk tersebut ada dampak yang perlu diperhatikan yaitu limbah air<br />limbah proses yang dihasilkan cukup besar. Limbah yang bersifat alkali akan berbahaya bagi<br />lingkungan jika dibiarkan sehingga perlu suatu kajian untuk mereduksi limbah yang dihasilkan.<br />Pendekatan inovasi hijau dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa alternatif yang<br />dikembangkan adaah dengan pemanfaatn limbah menjadi produk samping yang mempunyai nilai<br />tambah, dan pemanfaatan air limbah untuk proses selanjutnya.<br />Berdasarkan kajian literatur berdasarkan kemudahan teknologi dan aspek biaya<br />pemanfaatan limbah menjadi produk olahan dalam bentuk nata de seaweeds cenderung dipilih<br />untuk dikembangkan. Kajian terhadap aspek produk secara pasar masih luas terbuka trend untuk<br />mengkonsumsi makanan yang sehat dan harga yang murah akan dapat direspon pasar dengan baik<br />dan akan memberikan dampak minimal terhadap kerusakan lingkungan</p>
Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu faktor yang ditopang oleh sektor pertanian. Kecamatan Tambelang merupakan suatu daerah dengan komoditas penghasilan terbesarnya adalah beras dengan produksi rata-rata 48.439ton pertahun (BPS, 2018). Sebagai salah satu produsen padi tertinggi, dukungan dari penggilingan padi untuk memproses menjadi beras sangatlah penting berdasarkan data BPS tahun 2015 Penggilingan Padi Kecil (PPK) sangat mendominasi di Indonesia dengan sebaran169 ribu unit produksi dari 180 ribu unit. Salah satunya Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) Cahaya Tani yang berlokasi di Desa Sukarahayu, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi merupakan penggilingan padi kecil dimana proses pengolahan padi menjadi beras dan pengolahan limbahnya dijadikan suatu perjalanan wisata edukasi (edu wisata) terlebih lagi untuk wilayah perkotaan yang sangat minim dengan wisata berbentuk seperti ini tentu hal ini perlu adanya strategi-strategi pengembangan untuk meningkatkan minat pengunjung dan nilai tambah dari eduwisata Tambelang itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang strategi pengembangan model eduwisata Tambelang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan Business Model Canvas dan disempurnakan dengan SWOT untuk memperoleh strategi yang tepat untuk pengembangan eduwisata Tambelang. Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, dan observasi. Hasil dari penelitian ini merupakan strategi pengembangan untuk eduwisata Tambelang nantinya.
Kampung Tengah, Kramat Jati was one of area have many small home industry base on their own resources. Businesses such as processing banana chips, spinach chips and other food products have been developed around the community in the area around the village of Kampung Tengah, and have also processed food into several food products such as chips, dodol, and so on. However, at present these activities have not been carried out again due to a decrease in community demand. Some of the obstacles that cause a decrease in demand from the aspect product marketing might be due to un attractive products compared to other competitors caused the unattractive packaging. Based on these activities community training was aim to conduct in the techniq of packaging labels to increase the selling products.Target participation in Kampung Tengah , Kramat Jati, East Jakarta was community organization youth and women in Kampung Tengah.The results of the training showed that the participants were quite enthusiastic in the training. Further training still needed to be continued, especially in the technique of designing labels using software.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.