Dewasa ini, banyak berkembangnya Bimbingan Belajar atau sering disingkat dengan nama BimBel. Tujuan dari siswa-siswi mengikuti BimbBel untuk mengembangkan dan merubah prestasi belajarnya ke arah yang lebih baik. Di sisi lain, ada sebagian besar siswa yang berusaha untuk mengembangkan dan merubah prestasinya tanpa mengikuti BimBel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui motivasi dan tujuan siswa-siswi generasi Millenial ini untuk mengikuti maupun tidak mengikuti BimBel, kemauan untuk belajar mandiri, dan sejauh mana orang tua berperan menjadi motivasi siswa-siswi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui pengisian survei terbuka dengan menggunakan google form maupun pengisian langsung. Responden terdiri dari remaja yang berusia 17 tahun dengan jumlah 12 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan, motivasi siswa untuk mengikuti BimBel yaitu untuk lebih membantu memahami materi pembelajaran. Motivasi lainnya yaitu membantu agar dapat diterima di universitas yang diidamkan serta adanya dorongan dari orang tua.Kata Kunci : Motivasi, Bimbingan Belajar, Siswa.
Wabah Covid-19 di Indonesia menyebar begitu cepat sejak tahun 2020 dan menyebabkan adanya masa pandemi. Selama masa pandemi diberlakukan, banyak dari masyarakat yang belum bisa mencapai kebahagiaan di tempat kerjanya. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk menjelaskan mengenai tingkat kebahagiaan di tempat kerja bagi para pekerja selama masa pandemi Covid-19, faktor yang mempengaruhinya, dan bentuk intervensi yang dapat dilakukan pada masa pasca pandemi Covid-19 untuk mempertahankan dan meningkatkan perasaan bahagia di tempat kerja. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah literatur review. Dari hasil peneltian, ditunjukkan bawah terdapat sejumlah pekerja yang memiliki kebahagiaan di tempat kerja pada taraf rendah selama masa pandemi Covid-19. Mereka yang dapat mencapai perasaan bahagia di tempat kerja, dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti lingkungan kerja yang baik, hubungan baik dengan rekan kerja, serta pengelolaan emosi dan suasana hati. Selain itu dapat juga disebabkan karena individu dapat menikmati pekerjaannya, adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, serta kebijakan dan protokol kesehatan yang jelas. Untuk bisa meningkatkan dan mempertahankan kebahagiaan di tempat kerja pada para pekerja, diberikan beberapa saran intervensi yang dapat dilakukan di masa pasca pandemi Covid, seperti intervensi, dengan pelatihan kebersyukuran dan problem-focused coping, serta outbound dengan seluruh pekerja.
Today, many students use the term homesick to describe their situation when they miss their family, are sick, or feel uncomfortable with the situation in their new environment. One emergence of homesickness is a poor adaptation of the student in the new environment. A good adaptation will help the individual create a sense of comfort and happiness in his new environment. This study aims to examine the relationship between adaptation and homesickness in rantau students. The subjects in this study selected by the criteria were rantau students from Faculty of Psychology, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, living in boarding houses around campus and not having relatives in Purwokerto with total 35 respondents. This research used quantitative method and for collecting the data using adaptations scales of Archer et al.'s Homesickness Questionnaire and Behavioral Adaptation owned by Umdatun Watsiqoh. The results of the correlation test of the two variables, it shows that there is no correlation between adaptation and homesickness. The correlation of adaptation and homesickness has a negative relationship or inversely related to the correlation coefficient value of -0.086, but the relationship was not proven significant because the significance value obtained (p > 0,05).
Happiness at work is quite essential for every individual during the workday. However, in several institutions and companies, many employees have not achieved their happiness at work. This can be influenced by the existence of job satisfaction and low spirituality at work. This study aimed to determine job satisfaction and spirituality work on happiness at work in the Correctional Institution Class II A Purwokerto-Indonesia employees. The research method used is a quantitative approach using a questionnaire. Respondents in this study were employees who worked in the Correctional Institution Class II A Purwokerto-Indonesia, with a total of 118 employees. The instrument used is a job satisfaction scale with a reliability coefficient of 0.967, spirituality at work scale with a reliability coefficient of 0.962, and happiness at work scale with a reliability coefficient of 0.957. The data analysis method used is multiple regression analysis. The results of the analysis show that there is a significant influence on job satisfaction and spirituality at work on happiness at work for Correctional Institution Class II A Purwokerto-Indonesia employees with Fcount = 322.822; tcount = 7.069; tcount = 4.979; and the probability value sig (p) = 0.000 (p < .05). Obtained a value of R-square = 0.849, indicating that job satisfaction and spirituality at work contributed 84,9% and 15,1% were other factors outside the study.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.