Salah satu penyakit pada tanaman tomat adalah layu oleh serangan Fusarium oxysporum. Pengendalian secara hayati dan pengelolaan kesuburan tanah merupakan pilihan yang efisien. Upaya peningkatkan kesuburan tanah adalah dengan cara pemupukan dengan pupuk organik dan pupuk anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendapatkan dosis kompos ela sagu yang diperkaya dengan Trichoderma dan Azotobacter (KESTA) dan diberi bersama-sama dengan pupuk organik cair (POC) atau NPK untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat pada tanah terinfeksi patogen Fusarium oxysporium dipersemaian maupun dipot. Perlakuan yang dicobakan adalah dosis KESTA (K0 = Tanpa KESTA, K1 = 15 ton KESTA ha-1, K2 = 30 ton KESTA ha-1, K3 = 45 ton KESTA ha-1) dan dua jenis pupuk yaitu: (P0 = Tanpa Pupuk, P1 = Pupuk organik cair (POC) 10 mL L-1 P2 = Pupuk NPK 1.000 kg ha-1 ). Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Aplikasi KESTA dan pupuk (POC dan NPK) memberikan pengaruh terhadap intensitas penyakit layu, tinggi tanaman, bobot segar dan bobot kering tanaman pada umur 28 hari setelah tanam dipersemaian; dan tinggi tanaman pada umur 35 hari setelah tanam pada tanaman tomat dipot. 2. Dosis KESTA yang paling efektif adalah 45 ton ha-1, karena dapat menekan intensitas layu sampai 61,92 %. Sedangkan Jenis pupuk NPK dan POC masing-masing dapat menekan intensitas penyakit sebesar 23,08 % dan 13,32 %. 3. Pemberian KESTA 45 ton/ha lebih efektif jika diberikan dengan POC maupun NPK, diperlihatkan dengan meningkatnya tinggi tanaman, bobot segar dan bobot kering tanaman pada umur 28 hari setelah tanam dipersemaian, dan tinggi tanaman pada umur 35 hari setelah tanam dipot.Kata Kunci : Pupuk Hayati; Trichoderma harzianum dan Azotobacter chroococcum; Tanaman Tomat, layu Fusarium
Tanah Ultisol yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu jenis tanah yang bermasalah dengan ketersediaan unsur N, P dan K yang sangat rendah sampai rendah, Aluminium dapat ditukar (Al-dd) tinggi dan masam. Peningkatan produktivitas tanah dapat dilakukan melalui tindakan pemupukan dan penambahan mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pupuk organik cair (POC) yang diberikan bersamasama dengan Trichoderma dan Azotobakter dalam meningkatkan pH dan P-tersedia tanah, serta menurunkan Al-dd tanah Ultisols. Penelitian ini adalah penelitian laboratorium yang dilakukan dari bulan Mei sampai September 2016. Penelitian ini dilakukan menggunakan percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap, dimana POC terdiri dari 4 perlakuan: 0, 10, 20 dan 30 mL/L dan isolat mikroorganisme terdiri dari 3 perlakuan: tanpa isolat, jamur Trichoderma dan bakteri Azotobacter. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa pemberian POC bersama-sama dengan isolat mikroorganisme antagonis dapat meningkatkan pH tanah (dari 4,43 menjadi 6,02), P-tersedia tanah (dari 9,33 ppm menjadi 32,00 ppm) dan menurunkan Aluminium dapat ditukar (Al-dd) tanah (dari 1,67 menjadi 0,39 cmol/Kg).
Abstract. Saiya HG, Hiariej A, Pesik A, Kaya E, Hehanussa ML, Puturuhu F. 2020. Dispersion of tongka langit banana in Buru and Seram, Maluku Province, Indonesia, based on topographic and climate factors. Biodiversitas 21: 2035-2046. The aim of this research is to understand the dispersion of tongka langit banana as one of the important endemic species in Maluku and also to know the topographic and climate factors hypothetically influencing the dispersion of tongka langit banana. The associated environmental factors are an initial approach that can be used to assess why the species only exists in certain locations. The data of coordinates were collected from survey activity; meanwhile, the slope and contour data were from the Shuttle Radar Topographic Mission (SRTM); and the climate data were from Meteorology, Climatology, and Geophysical Agency through statistic data publication. Then, all data were analyzed using Remote Sensing and GIS methods. The results showed that in Buru Island, tongka langit bananas were found in four locations, with climate condition was rather wet and found on slope grade of 0-8% and 8-15%. Whereas in Seram Island, tongka langit bananas were found in fifteen locations, with wet climate conditions, and on the same condition of slope as those found in Buru island.
Pala merupakan salah satu komoditas pemasok terbesar kebutuhan pala di dunia terkhususnya Indonesia karena Indonesia merupakan pengekspor biji pala dan fuli terbesar di pasaran dunia. Masalah yang dihadapi adalah komoditas pala asal Indonesia pernah mengalami 20 kasus penolakan pala Indonesia oleh Uni Eropa karena adanya kontaminasi jamur Aspergillus flavus pada biji pala yang diekspor. Perlu adanya upaya penanganan serius meminimalisasikan mikroorganisme kontaminan pada biji pala. Penelitian ini dilaksanakan di negeri Allang, Liliboi, Hatu dan Seith. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme kontaminan pada biji pala di tingkat petani, pedagang pengumpul dan eksportir. Hasil penelitian menunjukkan adanya penanganan pasca panen pala yang belum dilakukan secara baik dan benar, salah satunya di tingkat petani dan pedagang pengumpul tidak melakukan pengukuran kadar air biji pala. Hal ini penting dalam menunjang keberadaan mikroorganisme kontaminan pada biji pala tersebut. Mikroorganisme kontaminan yang ditemukan pada biji pala adalah jamur Aspergillus flavus, Aspegillus niger, Rhyzopus stolinifer, Penicillium sp., Trichoderma sp., dan Colletotrichum gloespoerioides. Mikroorganisme kontaminan yang ditemukan pada biji pala di tingkat petani dan pedagang pengumpul tidak berbeda yakni ditemukan lima jenis yaitu Aspergillus flavus, Aspergillus niger, Rhyzopus stolinifer, Penicillium sp., dan Thricoderma sp., berbeda dengan dua jenis mikroorganisme kontaminan yang ditemukan pada biji pala di tingkat eksportir yaitu Rhyzopus stolinifer dan Colletotrichum gloeosporioides.
Soil quality indicates the ability of the soil to perform its functions in land use or ecosystems. The aim of the study was to determine the effect of liquid organic fertilizer and sago ella compost on available NPK, NPK uptake and growth of mustard (Brassica Juncea) in Psament soil. This research was conducted in the laboratory and in the Greenhouse. The experiment used compost fertilizer at doses of 0.10, and 20 tons/ha, and liquid organic fertilizer with doses of 3 ppm and 6 ppm. The results of the study found that the application of compost had a significant effect on P-available, available K and plant height, liquid organic fertilizer had a significant effect on P-available, soil pH, N uptake. The interaction between the two had an effect on P and K uptake and the number of leaves had no significant effect.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.