Tangerang Selatan merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Banten setelah Kota Tangerang yang sering mengalami banjir. Penyebab permasalahan banjir yang melanda kota ini yang alih fungsi lahan yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat akibat pembangunan yang terus dilakukan dan saluran drainase yang sudah ada tidak mampu menampung air hujan. Salah satu contoh Jalan Sarua, Ciputat Tangerang selatan masih terjadi genangan atau banjir. Terjadinya genangan pada daerah ini karena sistem yang berfungsi untuk menampung banjir/genangan itu tidak mampu menampung debit yang mengalir, hal ini disebabkan oleh kapasitas sistem yang menurun dan debit aliran air yang meningkat. Selain itu, kondisi saluran drainase pada jalan Sarua juga tidak mampu mengalirkan air yang ada pada saluran, banyaknya sampah yang terdapat pada saluran, serta kurangnya perhatian masyarakat terhadap saluran drainase yang ada. Dalam penelitian ini dilakukan survey lokasi untuk meninjau kondisi eksisting pada saluran. Analisa yang digunakan untuk menghitung debit banjir dan debit saluran adalah menngunakan analisa hidrologi dan analisa hidrolika. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya perbedaan debit antara debit banjir dan debit saluran. Debit pada saluran lebih kecil dari pada debit banjir yang terjadi, sehinnga saluran tidak cukup lagi mengalirkan air hujan. Debit pada saluan didapat 1,05 m3/det sedangkan debit banjir yang terjadi 1,14 m3/det. Kata Kunci : Drainase, Banjir, Debit
The Swamp Irrigation Area (DIR) of Dadahup District is a former Peat Land Development (PLG) with an area of around 21,226 Ha. The water management system at DIR Dadahup utilizes changes in sea tides as a source of water to the land and drainage to drain water out of the land. However, in its implementation, DIR Dadahup experienced several problems such as flooding during the rainy season and experiencing drought during the dry season. These conditions indicate the need for land management and water management systems to overcome existing problems. The purpose of this study was to optimize the water management system for irrigation by optimizing the functions and benefits of swamp land in Dadahup, Kapuas Regency, Central Kalimantan Province. Optimization of the water system is carried out by modeling using the HEC-RAS program. Flow modeling with HEC-RAS in irrigation canals can be simulated into two scenarios, namely scenarios using gates and scenarios with doors and pumps for the rainy and dry seasons. Based on the results of the modeling analysis that has been carried out, the surface elevation during the dry season is in the range of +0.06 ms/d + 0.77 m, which is below the average land elevation (+0.8 m MSL). experience drought because the water in the canals cannot irrigate the land. The water level during the rainy season is in the range of +0.82 ms/d +1.53 m, which is above the average land elevation. It can be concluded that irrigation canals cannot accommodate the overflow of water that occurs at the planned discharge so that the land is flooded. The scenario model is suitable for the Dadahup DIR land use, namely with the door and pump scenario, the water level elevation for the dry season and the rainy season can reach the target of +1.0 m, then the water level elevation for the rainy season can also reach the target of +0, 7m.
Genangan air atau banjir dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Sungai Cipegadungan merupakan sungai yang menampung dari beberapa saluran drainase sehingga perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap daya tampung dan dimensinya. Kajian ulang Sungai Cipegadungan pada penelitian ini dengan observasi langsung di lapangan dan menganalisa data curah hujan dengan menggunakan persamaan distribusi Log Normal. Daerah kajian meliputi 5 (lima) ruas slauran, saluran A, saluran B, saluran c, saluran D dan saluran E, dengan debit yang didapatkan antara 175-639 m3/det. Dengan metode rasional untuk daerah industri dan koefesien aliran maksimum 0,9 sebagai dasar perhitungan debit rencana. Perhitungan periode ulang yang digunakan dalam perhitungan kajian ini dalam kala ulang 10 tahun. Perhitungan dimensi saluran A dengan lebar = 12,199 m, tinggi = 12,199 m dan tinggi jagaan = 2,112 m; dimensi saluran B dengan lebar = 9,901 m, tinggi = 10,625 m dan tinggi jagaan = 2,125 m; dimensi saluran C dengan lebar = 12,269 m, tinggi = 10,625 m dan tinggi jagaan = 2,125 m; dimensi saluran D dengan lebar = 11,947 m, tinggi = 10,346 m dan tinggi jagaan = 2,069 m dan dimensi saluran E dengan lebar = 13,013 m, tinggi = 11,270 m dan tinggi jagaan = 2,254 m Kata kunci: curah hujan, dimensi saluran, debit banjir
Nowadays, delays in project often occur and cause various losses both for service providers and users. For the contractors, delays create the project cost overruns due to project overtime and can decrease contractor credibility in the future. This study aims to analyze a project delay by minimizing the work delays earlier. The analysis of a hotel building planning regarding the cost and time delays is done qualitatively by distributing questionnaires to the contractors and processing the responses using the SPSS software. The results of the S curve analysis and 30 factors that caused the project delay were identified and indicated that there was a delay value of 1.26% with five variables that most contributed to the delay in the construction project at PT. Wijaya Kusuma Contractors, i.e. reworking due to construction errors, low coordination between contractors and stakeholders, late material delivery, and equipment shortages.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi suatu proyek untuk dapat diketahui dan diantisipasi terjadinya keterlambatan progress proyek. Dalam proses evaluasi proyek ini dilakukan identifikasi mendalam terhadap aspek -aspek yang mempengaruhi keterlambatan progress proyek, seperti aspek teknis, sumber daya manusia dan keuangan. Dilakukan survey/investigasi ke lapangan untuk mengetahui permasalahan yang mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan menganalisis data-data untuk mengidentifikasi adanya indikasi keterlambatan progress atau kerugian proyek secara dini. Untuk dapat mengetahui kinerja suatu proyek yang harus selalu sesuai dengan target -target rencana, metode yang dipakai adalah metode Earned Value Method (EVM) dengan indikator -indikator : Actual Cost of Work Perform (ACWP), Budgeted Cost of Work Perform (BCWP), Budgeted Cost of Work Scheduled (BCWS). Hasil perhitungan Earned Value Method (EVM) ini di dapat nilai ACWP sebesar Rp. 430.164.472 sebagai biaya aktual yang harus dibayarkan pada minggu ke-15 dengan keterlambatan -22,385%, nilai BCWP didapat sebesar Rp. 452.804.707,sampai minggu ke-15 untuk biaya pelaksanaan dan untuk perhitungan BCWS pada minggu ke-15 dengan progress pekerjaan mencapai 36,478% di butuhkan budget sebesar Rp.1.172.029.385,-. Maka dalam penelitian ini proyek mengalami keterlambatan sampai dengan minggu ke-15 sebesar -22,385% dan di perkirakan akan mengalami kerugian sebesar Rp. 946.370.216,-Kata kunci: earned value method, evaluasi proyek, kurva S, optimalisasi. . 430,164,472 as actual cost to be paid at week 15 with delay -22.385%, BCWP value is Rp. 452,804,707 until week 15 for the cost of implementation and for calculations BCWS at week 15 with the progress of work reached 36.478% in need budget Jurnal BENTANG Vol. 6 No. 1 Januari 2018 amounted to Rp.1,172,029,385. So in this research the project were having a delay until the 15th week of -22.385% and is estimated to lose Rp. 946,370,216. ABSTRACT This research aims to describe how to evaluate a project so that the delay in project progress to be known and anticipated. In the process of evaluating this project, there is a deep identification of the aspects affecting the delay in project progress, such as technical aspects, human resources and finance. Conducted survey/investigation into the field to find out the problems that resulted in the occurrence of delays and analyze the data to identify any indications of delay in progress or loss of the project early. To be able to know the performance of a project that must always be in accordance with the target plans, the method used is Earned Value Method (EVM) with indicators: Actual Cost of Work Perform (ACWP), Budgeted Cost of Work Perform (BCWP) Budgeted Cost of Work Scheduled (BCWS). From the calculation of Earned Value Method (EVM) is in can ACWP value of Rp
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.