Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, seorang guru harus memiliki kompetensi yang dihayati dan dikuasainya. Salah satu kompetensi dalam profesi seorang guru adalah memiliki kepribadian yang mantap, selain kecakapan dalam mengajar. Sebagai guru Agama Kristen maka penting untuk membangun konsep kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai kekristenan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan penelitian pustaka yang diambil dari berbagai sumber pustaka termasuk beberapa penelitian yang terpublikasi. Guru agama Kristen adalah guru yang mencerminkan sosok pribadi Yesus sebagai teladan. Guru agama Kristen harus mengenal dirinya dan panggilannya sebagai seorang yang dipilih Tuhan untuk menjadi pendidik dan pengajar; mampu menguasai diri dalam segala keadaan, baik keinginan dan harapan serta memiliki kestabilan emosi; memiliki kasih sejati yang terpancar dalam kehidupan kesehariannya dengan sesama; kematangan dalam kehidupan spiritualnya; serta terus mengembangkan diri dalam menjalankan tugas profesinya sebagai guru.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, di mana anak remaja sudah meninggalkan usia anak-anak mereka dan mulai memasuki usia dewasa. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis atau pendekatan penelitian yang berupa studi kepustakaan. Adapun hasil penelitian ini ialah ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, yakni faktor dari dalam diri anak, faktor keluarga, dan faktor lingkungan baik sekolah maupun lingkungan sosial. Kemudian adapun jenis-jenis kenakalan remaja yang sedang marak di sekolah-sekolah ialah tauran antar pelajar, minum-minuman keras, merokok, narkoba, seks bebas dam bolos sekolah. Peran guru Pendidikan Agama Kristen dalam menanggulangi masalah kenakalan remaja adalah Pertama, dalam konteks Kristen yang harus dilakukan adalah mendidik sesuai ajaran Alkitab; Kedua membimbing kerohanian anak; Ketiga, membangun kesadaran tentang upah dosa. Secara umum peran guru Pendidikan Agama Kristen dalam mengatasi kenakalan remaja adalah membina karakter anak, membimbing dan menyelesaikan masalah anak. Adolescence is a period of transition from children to adults, where teenagers have left the age of their children and are starting to enter adulthood. In this study, the author uses a type or research approach in the form of a literature study. The results of this study are that there are several factors that influence juvenile delinquency, namely factors from within the child, family factors, and environmental factors both at school and in the social environment. Then as for the types of juvenile delinquency that are currently rife in schools, namely interactions between students, drinking, smoking, drugs, free sex and skipping school. The role of Christian Religious Education teachers in tackling the problem of juvenile delinquency is First, in a Christian context what must be done is to educate according to the teachings of the Bible; Second, guide the children's spirituality; Third, build awareness about the wages of sin. In general, the role of Christian Religious Education teachers in overcoming juvenile delinquency is to foster children's character, guide and solve children's problems.
Artikel ini membahas tentang peran guru Pendidikan Agama Kristen dalam penguatan profil pelajar Pancasila dalam konteks kurikulum merdeka. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan oleh guru Pendidikan Agama Kristen untuk melaksanakan tugasnya dengan efektif dieksplorasi menggunakan sumber-sumber pustaka yang relevan. Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap berbagai sumber pustaka, ditemukan beberapa peran sentral guru Pendidikan Agama Kristen dalam penguatan profil pelajar Pancasila. Pertama, Menjadi fasilitator pembelajaran nilai Pancasila. Guru Pendidikan Agama Kristen dapat menggunakan metode yang interaktif dan kreatif, untuk meningkatkan pemahaman dan aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; Kedua, Mendidik tentang nilai-nilai Kristen dan Pancasila. Guru Pendidikan Agama Kristen memiliki tugas untuk mengajarkan siswa tentang nilai-nilai Kristen sekaligus nilai-nilai Pancasila yang sesuai dengan agama mereka; Ketiga, Membimbing dalam menjalankan ajaran agama Kristen secara konkret. Guru Pendidikan Agama Kristen dapat membantu pelajar memperkuat dimensi spiritual dengan memberikan pengajaran tentang iman Kristen, doa, dan ibadah; Keempat, Mengembangkan sikap toleransi dan menghormati perbedaan. Guru Pendidikan agama Kristen memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa mengembangkan sikap toleransi, baik dalam konteks agama maupun keberagaman sosial yang ada di Indonesia; dan Kelima, Menjadi contoh teladan dalam pengamalan nilai-nilai Kristen dan Pancasila.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.