Pallets are crucial in the logistics infrastructure system of various industries and manufacturing companies. They are made of wood and used to store various large and heavy goods. However, pulp and paper manufacturing companies undergo material shortages to make wooden pallets. Therefore, this study aimed to apply the 3-R concept (Reduce, Reuse, Recycle) to deal with pallet shortages at the companies. After several experiments, the researcher developed three techniques based on the 3-R concept with the closed-loop system: (1) repairing and (2) reusing waste pallets from/to customers, (3) using Finger Glued-Laminate's products provided internally as raw materials for pallets; all three met several mandatory criteria of strength and design in a pallet. This research aimed to help companies make policies and strategies related to applying the 3-R concept to deal with pallet shortages. If the pallet quantity can meet the company's needs, it will improve the logistics process quality and deliver the products to consumers right on schedule.
AbstrakPenelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dan mekanisme kerja mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap aktivasi NF-κβ, ekspresi protein TNF-α dan ICAM-1 dalam menghambat proses aterosklerosis. Penelitian dilakukan secara in vitro menggunakan kultur sel endotel vena umbilikalis manusia (HUVECs). Dibuat dua kelompok kontrol pada kultur sel endotel yaitu kontrol negatif tanpa perlakuan, kelompok yang dipapar Ox-LDL 40 μg ml -1 , Kelompok perlakuan yaitu kultur sel endotel dengan pemberian dosis ekstrak mengkudu 2,5 μg ml -1 , 5 μg ml -1 dan 10 μg ml -1 selama dua jam. Masing-masing sistem kultur dipapar Ox-LDL 40 μg ml -1 . Pemaparan Ox-LDL dilakukan selama 30 menit untuk mengetahui aktivasi NF-κβ dan 24 jam untuk mengetahui ekspresi protein TNF-α dan ICAM-1. Pengukuran aktivasi NF-κβ, ekspresi protein TNF-α dan ICAM-1 menggunakan imunohistokimia. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak mengkudu dengan dosis 2,5 μg ml -1 , 5 μg ml -1 dan 10 μg ml -1 dapat menghambat aktivasi NF-κβ, ekspresi protein TNF-α dan ICAM-1 pada kultur sel endotel manusia (HUVECs) dipapar Ox-LDL 40 μg ml -1 sebagai agen inflamasi yang dapat menimbulkan aterosklerosis. Melalui analisis ANOVA (p<0,01) diketahui terdapat hubungan negatif pada perlakuan antar dosis ekstrak mengkudu dalam menghambat aktivasi NF-κβ, ekspresi protein TNF-α dan ICAM-1 menggunakan analisis Spearman's (p<0,01). Kata kunci: aterosklerosis, ICAM-1, mengkudu (Morinda citrifolia L.), NF-κβ, Ox-LDL, TNF-α PENDAHULUAN Penyakit aterosklerosis merupakan suatu penyakit kompleks. Aterosklerosis berawal dari penumpukan kolesterol terutama ester kolesterol-LDL (lipoprotein densitas rendah) di dinding arteri. Low Density Lypoprotein (LDL) secara normal bisa masuk dan keluar dari dinding arteri melalui endotel. Masuknya lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah meningkat seiring tingginya jumlah lipoprotein dalam plasma (hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan darah (hipertensi). Peningkatan semua itu akan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah, sehingga lipoprotein dan ester kolesterol mengendap di dinding arteri.Salah satu penyakit yang berhubungan dengan terjadinya aterosklerosis adalah penyakit kardiovaskuler, yang diketahui menye- Alamat Korespondensi:
Transesterification of vegetable oil and methanol using a homogeneous base catalyst at a temperature of 60 ° C for 1 hour is the most efficient industrial scale. This study aims to compare the characteristics of KOH and NaOH catalysts in the transesterification of palm oil with variations in stirring time and reaction time for biodiesel production produced at room temperature. This study uses the raw material for palm oil and methanol with the ratio of mol 1: 6, variations of 1.0% catalyst and 0.5% NaOH of the weight of oil weight, 2-8 minutes stirring time variations, and 1-4 hours reaction time variations. Transesterification reactions are carried out in a closed Erlenmeyer with stirring time depending on the variation. A sampling of 10 ml is done every hour for 4 hours of reaction. Stirring is repeated with duration according to variations until the reaction time is 4 hours. Sample analysis uses Thin Layer Chromatography (TLC). The results are that (1) transesterification using a KOH catalyst gave the best results of 98.5% FAME with 8 minutes stirring time for 2 hours reaction time; (2) the NaOH catalyst gave the best result of 91.2% FAME with 8 minutes stirring time for 4 hours reaction time; (3) the KOH catalyst produced higher FAME concentrations with the same stirring time (8 minutes) in 2 hours reaction time, shorter than the NaOH catalyst, (4) transesterification with room temperature might be applied in the biodiesel industry.ABSTRAKTransesterifikasi minyak nabati dan metanol menggunakan katalis basa homogen pada temperatur 60°C selama 1 jam adalah yang paling efisien dalam skala industri. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik katalis KOH dan NaOH dalam transesterifikasi minyak kelapa sawit dengan variasi waktu pengadukan dan waktu reaksi terhadap produksi biodiesel yang dihasilkan pada temperatur kamar. Penelitian ini menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit dan metanol dengan rasio mol 1:6, variasi katalis KOH 1,0% dan NaOH 0,5% berat terhadap berat minyak, variasi waktu pengadukan 2-8 menit dan variasi waktu reaksi 1-4 jam. Reaksi transesterifikasi dilakukan secara batch dalam Erlenmeyer tertutup dengan waktu pengadukan sesuai variasi. Pengambilan sampel sebanyak 10 mL dilakukan setiap jam selama 4 jam reaksi. Pengadukan diulang dengan durasi sesuai variasi hingga waktu reaksi 4 jam. Analisis sampel menggunakan Thin Layer Chromatography (TLC). Dari penelitian ini didapatkan hasil (1) Katalis KOH memberikan hasil terbaik 98,5% volume FAME dengan waktu pengadukan 8 menit selama 2 jam waktu reaksi; (2) katalis NaOH memberikan hasil terbaik 91,2% volume FAME dengan waktu pengadukan 8 menit selama 4 jam waktu reaksi; (3) katalis KOH menghasilkan produk dengan konsentrasi FAME lebih tinggi dengan waktu pengadukan yang sama (8 menit) dalam waktu reaksi 2 jam lebih singkat dibandingkan katalis NaOH, (4) transesterifikasi menggunakan temperatur kamar memungkinkan untuk diterapkan dalam industri biodiesel.
Technology transfer has widely been considered as a means of improving technology capability. Organisations across the world have been involved in technology transfer programs. In developing countries, small to medium enterprises (SMEs) are regarded as a valuable source of economic growth. However, SMEs are also often thought to have insufficient resources to advance their in-house technology development. Therefore, SMEs require technology transfer programs to increase their technology capability. Numerous technology transfer programs have been applied through government agencies, universities and businesses to improve SMEs technology capability. This study provides empirical data to explain the role of transferors (government, universities, businesses) in the transfer of technology for SMEs. With more than 200 respondents, the results of this study illuminate the involvement of the SMEs in technology transfer programs and role of the transferors in transferring technology.
Sintesis Fischer-Tropsch merupakan rute alternatif untuk konversi biomassa menjadi bahan bakar cair yang cukup menjanjikan karena produk biofuel yang dihasilkan memiliki karakteristik identik dengan bahan bakar fosil. Biomassa dikonversi menjadi gas sintesis (CO dan H2) melalui polimerisasi menjadi hidrokarbon rantai panjang (wax) dan selanjutnya dipotong-potong melalui proses perengkahan menghasilkan hidrokarbon rantai pendek (C5-C12) yang merupakan biofuel. Penggunaan karbon aktif sebagai penyangga dapat menghasilkan biofuel secara langsung. Penelitian ini bertujuan karakterisasi serbuk karbon aktif sebagai penyangga katalis logam yang akan digunakan dalam sintesis Fischer-Tropsch dan memanfaatkan limbah bambu sebagai sumber karbon aktif. Pembuatan karbon aktif dari bambu ini dilakukan dengan kombinasi aktivasi Karbonisasi-H3PO4 (A), Karbonisasi-H3PO4-Steam (B). Bambu dikecilkan ukurannya, dikeringkan dan diarangkan pada 5000C dengan aliran gas nitrogen dalam reaktor karbonisasi, diserbukkan, selanjutnya diaktivasi dengan H3PO4 85% dan dicuci sampai pH netral. Setelah pengeringan, sampel difungsionalisasi dengan HNO3 65%, dinetralkan, dikeringkan dan dikalsinasi pada 7000C. Struktur kristal pada karbon aktif dianalisa menggunakan XRD. Karbon aktif hasil berbagai urutan aktivasi memiliki profil XRD yang identik dan sudah menunjukkan spektra khas untuk karbon aktif. Karbon aktif yang dihasilkan sudah sesuai dengan struktur kristal berdasarkan sudut difraksi hasil analisis XRD. Aktivasi karbon yang diawali dengan steam kemudian ditreatment dengan asam fosfat (B) menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal terbentuknya gugus fungsi oksigen. Spektra gugus fungsi alkohol, fenol, karbonil, karboksilat muncul dengan intensitas yang cukup besar dibandingkan perlakuan aktivasi tanpa menggunakan steam. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi aktivasi fisik (steam) dan aktivasi kimia (asam fosfat) meningkatkan terbentuknya gugus fungsi oksigen dibandingkan proses fungsionalisasi menggunakan asam nitrat saja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.