AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi luas dan klasifikasi lahan pertanian pangan eksisting; identifikasi rata-rata luas lahan pertanian pangan yang beralih fungsi; identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian pangan; dan menyusun strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan di Kota Tasikmalaya.Berdasarkan hasil analisis, hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa luas lahan pertanian Kota Tasikmalaya 12.519 Ha, terdiri dari lahan sawah 5.993 Ha dan lahan pertanian bukan sawah 6.526 hektar. Berdasarkan sistem pengairannnya lahan sawah terdiri dari lahan sawah irigasi 5.055 hektar dan tadah hujan 938 hektar; Dalam periode waktu delapan tahun terakhir terjadi alih fungsi lahan sawah seluas 191 Ha. Faktanya dilapangan luas lahan pertanian yang beralih fungsi lebih luas lagi, karena cukup banyak satuan hamparan lahan sawah yang tidak tercatat beralih fungsi; Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan pertanian dapat dibagi kedalam dua kategori, yaitu: yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal meliputi Faktor Teknis; Faktor Ekonomis dan Faktor sosial. Sementara faktor ekternal yang mempenagruhi alih fungsi lahan pertanian diantaranya adalah laju pertumbuhan penduduk, kebijakan pembangunan pemerintah (daerah) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Rekomendasi pengendalian alih fungsi lahan pertanian ini berbasiskan pada faktor-faktor yang menyababkan alih fungsi lahan pertanian tersebut. Kata kunci : Alih Fungsi Lahan Pertnian PENDAHULUANLuas lahan pertanian per kapita penduduk cenderung semakin sempit, sehingga melahirkan petani-petani gurem dengan luas lahan garapan kurang dari 0,5 hektar. Kepemilikan atau penguasaan lahan pertanian rata-rata di Pulau Jawa dan Bali lebih sempit lagi, rata-rata 0,34 hektar per rumah tangga petani. Kondisi ini akan berimplikasi pada tingkat kesejahteraan petani.Permasalahan lain yang tak kalah pentingnya dan menjadi topik kajian ini adalah tingginya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Laju alih fungsi lahan pertanian sudah sangat mengkhawatirkan dengan angka mencapai 100 ribu hektare per tahun,sementara kemampuan pemerintah dan msyarakat dalam pencetakan lahan sawah kurang dari 30.000 hektar per tahun.Berkaitan dengan uraian tersebut di atas, salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan perlu dilakukan upaya pengendalian alih fungsi lahan pertanian pangan. Upaya tersebut ditempuh melalui perlindungan, dengan mempertahankan dan menambah luas lahan serta menetapkan kawasan pertanian pangan berkelanjutan pada kawasan peruntukan pertanian. Penetapan lahan pertanian pangan berlanjutan ini dimaksudkan agar lahan pertanian yang sudah ada dapat dipertahankan keberadaannya bahkan dapat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) berapakah besar biaya investasi dan biaya operasional 2) bagaimakah kelayakan usaha dilihat dari besarnya Net Present Value (NPV), Net B/C dan Internal rate of return serta 3) lama waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya operasional. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada seorang petani yang melaksanakan budidaya ikan nila jenis gesit semi intensif dengan sistem bioflok di Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Kelayakan usaha dalam penelitian ini dapat diketahui melalui analisis finansial dan dianalisis secara deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya biaya investasi yang digunakan adalah sebesar Rp. 15.014.000,00 dan biaya operasional sebesar Rp. 119.096.700,00. Sehingga total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 134.110.700,00. Besarnya net present value sebesar Rp. 12.120.257,00, net B/C ratio sebesar 2,19, dan besarnya internal rate of return adalah sebesar 64,02 persen, serta lamanya waktu untuk mengembalikan modal/investasi adalah sebesar 2 tahun, 2 bulan 9 hari, hal ini menunjukkan bahwa budidaya ikan nila gesit intensif dengan sistem bioflok secara finansial, layak untuk dilaksanakan. Kata kunci: Bioflok; Finansial; Ikan; nila gesit ABSTRACT The high demand for consumption of tilapia, and the increasingly limited water resources as well as the thought of sustainable aquaculture activities, led to afishh business activity in tarpaulin or plastics pools, with the use of bioflog production . this studi aims to find out 1) how much are the investment cost and operational costs, 2) how is the busines feasibility seen from teh Net Present Value (NPV), Net B/C and Internal Rate of Return and 3) how long is the pay iabacks period. The research method used in this research is a case study on a farmer who carries out semi intensive nimble tilapia fish cultivation with a bioflog system in Margaluyu Village Manonjaya District, Tasikmalaya Regency. To determine the feasibility of the business in this study, financial analysis and descriptive analysis were conducted. The results showed that 1) the amount of invesment cost used was Rp.
This study aims to determine the efficiency of the use of production factors and the constraints of organic rice farmers in rainfed rice (whose irrigation depends only on rain). The research method used was a case study with 45 farmers as respondents. The level of efficiency of the use of production factors is calculated using Cobb Douglas method and the constraints in the implementation of organic rice farming are analyzed in a descriptive manner. The results showed: 1) Simultaneously, the factors of production used had a very significant influence on organic rice production. Partially, land production factors have a positive and very significant effect, while the factors of production of biological fertilizers and vegetable pesticides have a significant effect on organic rice production. Biological fertilizers are negative while plant-based pesticides are positive. Factors of production that do not significantly affect organic rice production are seeds, organic fertilizer, compound fertilizer, and labor. 2) Factors of land production and vegetable pesticides have not been efficient. While the factors of seed production, organic fertilizer/manure, liquid organic fertilizer, compound fertilizer, and inefficient labor production factors. 3) The major obstacle in the application of organic rice farming in the rainfed rice is the provision of production facilities, with a percentage of 37.80 percent, followed by the role of supporting institutions 34.52 percent.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.