Banjir menjadi masalah utama suatu kota. Umumnya disebabkan oleh ketersedian ruang semakin terbatas yang berdampak pada perubahan penggunaan lahan (Kodoatie, 2013). Dampak perubahan penggunaan lahan menjadi lahan terbangun adalah terjadinya peningkatan bencana banjir (Karmakar et.al, 2010). Akibatnya masyarakat kota dengan aliran sungai, banjir menjadi ancaman alam yang nyata dan paling sering terjadi beserta dampak (kerugian) yang ditimbulkan.Banjir secara umum adalah pertambahan jumlah air yang tidak dikehendaki di permukaan (Yusri dkk, 2009). Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, sosial dan ekonomi (Rahayu, 2009). Banjir ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kerawanan dan arahan pengendalian banjir di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan survei. Populasi dan sampel penelitian wilayah Kecamatan Mandonga informan ditentukan secara pusposive sampling. Data dianalisis secara spasial (SIG yaitu ArcView 3.2) dan deskriptif kualitaif.
Penelitian ini menganalisis sebaran wilayah banjir dan penentuan tempat dan jalur evakuasi di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Penelitian menggunakan desain kuantitatif dan survei. Data dianalisis secara spasial dengan aplikasi ArcView 3.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari selama tahun 2015-2018 seluas 416,23 ha atau sekitar 37,45 % dari total luas wilayah Kecamatan Mandonga (1.111,47 ha), tersebar diseluruh wilayah (di enam kelurahan). Ada enam (6) titik yang layak sebagai tempat evakuasi utama pengungsian banjir di Kecamatan Mandonga, 1 titik di Kelurahan Labibia, 2 titik di Kelurahan Wawombalata, dan 3 titik di Kelurahan Mandonga. Ada 11 titik jalur yakni; Jl. Imam Bonjol; Jl. Subsidi; Jl. Sawerigading (Anggilowu); Jl. Sawerigading (Mandonga); Jl. Taridala; Jl. Lasandara; Jl. Made Sabara; Jl. Pajak; Jl. Welado; Jl. Supu Yusuf; dan Jl. Sidendreng.
Penelitian menggunakan desain deskriptif kualitatif dan surveI. Objek analisis pengklasifikasian banjir (banjir bandang, genangan dan banjir pasang/rob), kondisi genangan (tinggi genangan), dan penyebab banjir. Data primer diperoeh di lapangan, sedangkan data sekunder dari penelusuran berbagai sumber terkait dengan kejadian banjir di tahun 2013-2018. Studi ini melibatkan informan sebanyak 31 orang. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan analisis spasial (SIG yaitu ArcView 3.2). Hasil studi diperoleh bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Mandonga diklasifikasikan sebagai banjir genangan. Tinggi genangan air antara 1-2 m, lama genangan rata-rata 1 hari (selama hujan). Penyebabnya adalah akumulasi dari curah hujan yang tinggi, sungai dan drainase yang buruk akibatnya terjadi timbulan sampah di sepanjang aliran, serta hilangnya resapan air akibat dari kegiatan pembangunan (bangunan gedung). Luas wilayah terdampak banjir di
Penelitian menganalisa persebaran indeks kerawanan DBD berdasarkan incidence rate (IR). Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara Penelitian menggunakan desain kuantitatif. Objek analisis adalah jumlah kasus, frekuensi serta indeks kerawan. Data dianalisis secara deksriptif kualitaif dan analisis spasial (ArcView 3.2). Kasus DBD di Kabupaten Bombana tersebar di enam kecamatan dan 35 desa/kelurahan. Poleang Barat 208 kasus, Poleang 111 kasus, Poleang Selatan 64 kasus, Poleang Timur 46 kasus, Rumbia 24 kasus dan Rumbia Tengah 17 kasus. Ada 12 desa/kelurahan berstatus “sangat rawan”, 6 yang “rawan”, 2 yang “agak rawan”, 8 yang “agak aman” dan 7 desa/kelurahan yang “aman”. Rata-rata jumlah kasus DBD yang terjadi sekitar 0,33-0,98 % dari total jumlah penduduk. Ditemukan usia 0-10 tahun (48,30 %), 11-20 tahun (28,09 %). Menjangkiti laki-laki sebanyak 49,57 % dan perempuan 50,43 %.
Salah satu tantangan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah adalah bencana sehingga dalam rencana pembangunan, setiap kebijakan mengintegrasikan aspek mitigasi bencana. Secara umum, bencara dibagi tiga jenis yakni bencana alam, bencana non alam, dan bencana biologis. Bencana biologis adalah suatu bencana yang diakibatkan oleh organisme hidup salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Di Sulawes Tenggara, salah satu daerah yang mengalami kerentanan kasus DBD adalah Kabupaten Bombana. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat kerawanan DBD di Kabupaten Bombana menurut incidence rate (IR), frekuensi kejadian dan deret tahun kejadian dengan mengambil studi di Kecamatan Rumbia dan Rumbia Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Objek penelitian adalah kasus DBD selama periode tahun 2015-2018. Klasifikasi tingkat kerawanan DBD merujuk dari Depkes RI (2011) adalah “sangat rawan” (endemis), “rawan” (sporadis), “agak rawan” atau “agak aman” (potensial), dan “aman”. Hasil analisis diketahui bahwa kasus DBD di Kecamatan Rumbia terjadi ditahun 2015 dan 2017, sedangkan di Kecamatan Rumbia Tengah terjadi ditahun 2015 dan 2018. Nilai IR rata-rata di Kecamatan Rumbiah sebesar 185,25 dan di Kecamatan Rumbiah Tengah sebesar 320,75, nilai tersebut lebih tinggi dari nilai IR nasional yakni 22,55 (per 100.000 penduduk). Tingkat kerawanan DBD di Kecamatan Rumbia dan Rumbia Tengah dalam ketegori “agak aman” atau “agak rawan”.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.