The urban challenge in realizing a green city for the purpose of a sustainable city is air pollution resulting from vehicle emissions (Carbon monoxide/ CO2). Reducing vehicle emissions can be done by providing green open spaces. In Kendari City, a potential area for the development of green open space is the Bahteramas General Hospital. Activities in the area and around the Bahteramas General Hospital in Kendari City are quite high so that they contribute to emissions (CO2). The object of research analysis is the number of vehicles (daily traffic), the capacity of electricity use, the area of the Bahteramas General Hospital and the area of the existing green open space. The results showed that the type of vehicle that contributes high to CO2 is a motorcycle. The use of fuel as a source of emission (CO2) which contributes to premium types of greenhouse gases, diesel and the use of electrical energy. The absorption capacity of the existing green open space has not been able to reduce CO2 emissions, so it is necessary to expand the green open space to control greenhouse gases.
Penelitian menganalisis perubahan tutupan lahan (deforestasi) di DAS Tiworo dalam sepuluh (10) tahun yakni tutupan lahan 2010, 2015 dan 2020. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakan desain survei. Instrument yang digunakan adalah komputer PC/laptop, software ArcGIS versi 10.4, GPS (global positioning sistem), peta DAS dan peta administrasi, kamera, alat tulis serta foto citra landsat ETM+ dan citra sentinel. Data dianalisis secara spasial (aplikasi GIS) dan deskriptif. Hasil analisis diketahui bahwa DAS Tiworo dalam periode tahun 2010-2020 mengalami deforestasi sekitar 1.107,62 ha atau sekitar 110 ha/tahun. Deforestasi yang ditandai dengan penurunan luas terjadi pada hutan sekunder dan hutan mangrove berubah menjadi kebun campuran, pertanian lahan kering dan tambak. Akibat dari penurunan luasan tersebut, maka berkonsekuensi pada peningkatan luas tutupan lahan bukan hutan/bervegetasi yakni permukiman, pertanian lahan kering, dan tambak.
Banjir menjadi masalah utama suatu kota. Umumnya disebabkan oleh ketersedian ruang semakin terbatas yang berdampak pada perubahan penggunaan lahan (Kodoatie, 2013). Dampak perubahan penggunaan lahan menjadi lahan terbangun adalah terjadinya peningkatan bencana banjir (Karmakar et.al, 2010). Akibatnya masyarakat kota dengan aliran sungai, banjir menjadi ancaman alam yang nyata dan paling sering terjadi beserta dampak (kerugian) yang ditimbulkan.Banjir secara umum adalah pertambahan jumlah air yang tidak dikehendaki di permukaan (Yusri dkk, 2009). Banjir didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air disuatu wilayah dan menimbulkan kerugian fisik, sosial dan ekonomi (Rahayu, 2009). Banjir ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kerawanan dan arahan pengendalian banjir di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan survei. Populasi dan sampel penelitian wilayah Kecamatan Mandonga informan ditentukan secara pusposive sampling. Data dianalisis secara spasial (SIG yaitu ArcView 3.2) dan deskriptif kualitaif.
Penelitian ini menganalisis sebaran wilayah banjir dan penentuan tempat dan jalur evakuasi di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Penelitian menggunakan desain kuantitatif dan survei. Data dianalisis secara spasial dengan aplikasi ArcView 3.2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari selama tahun 2015-2018 seluas 416,23 ha atau sekitar 37,45 % dari total luas wilayah Kecamatan Mandonga (1.111,47 ha), tersebar diseluruh wilayah (di enam kelurahan). Ada enam (6) titik yang layak sebagai tempat evakuasi utama pengungsian banjir di Kecamatan Mandonga, 1 titik di Kelurahan Labibia, 2 titik di Kelurahan Wawombalata, dan 3 titik di Kelurahan Mandonga. Ada 11 titik jalur yakni; Jl. Imam Bonjol; Jl. Subsidi; Jl. Sawerigading (Anggilowu); Jl. Sawerigading (Mandonga); Jl. Taridala; Jl. Lasandara; Jl. Made Sabara; Jl. Pajak; Jl. Welado; Jl. Supu Yusuf; dan Jl. Sidendreng.
Penelitian menggunakan desain deskriptif kualitatif dan surveI. Objek analisis pengklasifikasian banjir (banjir bandang, genangan dan banjir pasang/rob), kondisi genangan (tinggi genangan), dan penyebab banjir. Data primer diperoeh di lapangan, sedangkan data sekunder dari penelusuran berbagai sumber terkait dengan kejadian banjir di tahun 2013-2018. Studi ini melibatkan informan sebanyak 31 orang. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan analisis spasial (SIG yaitu ArcView 3.2). Hasil studi diperoleh bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Mandonga diklasifikasikan sebagai banjir genangan. Tinggi genangan air antara 1-2 m, lama genangan rata-rata 1 hari (selama hujan). Penyebabnya adalah akumulasi dari curah hujan yang tinggi, sungai dan drainase yang buruk akibatnya terjadi timbulan sampah di sepanjang aliran, serta hilangnya resapan air akibat dari kegiatan pembangunan (bangunan gedung). Luas wilayah terdampak banjir di
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.