PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi semi otomatis, karenanya kelancaran prosesnya dipengaruhi oleh peran maintenance untuk menjaga availability mesin produksinya. Adanya human error teknisi akan berdampak pada kelancaran proses produksi. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat critical error pada aktivitas teknisi dan mengusulkan rencana meminimalkan error dengan pendekatan systematic human error reduction and prediction approach (SHERPA). Rencana strategi untuk kegiatan pembongkaran mesin (Action Error/task2.2) melalui penerapan kebijakan perawatan (Organizational) dengan acuan kebijakan pemeliharaan preventif (PM) sesuai kriteria waktu, penggunaan, dan kondisi. Untuk kegiatan pengecekan bahan baku biji plastik (Checking Error/ task2.3) melalui pemeriksaan secara rutin (Procedures) dengan tinjauan ulang terhadap prosedur pemeriksaan rutin teknisi maintenance terhadap ketersediaan materialnya dengan strategi red tag dan signboard. Untuk kegiatan menyediakan suku cadang mesin (Retrieval Error/task3.1) dengan penentuan tingkat persedian suku cadang optimal (Equipment) melalui pendekatan Continuous Review System. Secara umum usulan tersebut berupa konseptual dan membutuhkan penelitian lanjutan.
CV. HSN adalah perusahaan Garmen yang berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Pada beberapa bulan terakhir ini, terjadi retur produk dikarenakan produk tersebut cacat, terutama Atasan Wanita Lengan Panjang. Jumlah produk yang diretur relatif banyak dan dibarengi dengan permintaan dari para customer yang meminta penggantian produk yang diretur tersebut. Dengan adanya kejadian ini perusahaan mengalami kerugian sehingga timbul keinginan untuk memperbaiki sistem produksi yang ada.Aktivitas pengendalian kualitas produk membutuhkan biaya pengendalian kualitas.. Jika terdapat produk cacat dan produk tersebut diperbaiki maka akan timbul yang namanya biaya rework. Biaya ini termasuk hidden cost yang tidak disadari oleh perusahaan. Selain biaya rework terdapat biaya pencegahan kualitas, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas pencegahab timbulnya produk cacat.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan besarnya biaya rework yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp. 176.195.000. Sedangkan biaya pencegahan kualitas yang harus dikeluarkan adalah sebesar Rp. 64.730.500. Dan jika perusahaan memilih mengeluarkan biaya pencegahan kualitas untuk memperbaiki sistem produksi maka estimasi keuntungan yang didapat sebesar Rp. 825.588.000..
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.