Di Indonesia, mineral tanah jarang, monasit, xenotime dan zircon diasosiasikan dengan deposit alluvial timah, uranium dan emas. Mineral tanah jarang ditemukan sebagai mineral ikutan dari proses penambangan dan ekstraksi mineral timah. Pulau Bangka dan Belitung yang terletak di antara Semenanjung Malaysia dan Sumatera bagian timur diketahui sebagai deposit timah alluvial utama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan melakukan karakterisasi dasar mineralogi dan komposisi kimia dari mineral tanah jarang yang berasosiasi dengan bijih timah. Mineral seperti monasit dan xenotim yang merupakan mineral ikutan mengandung sedikit kandungan unsur radioaktif seperti Th dan U. Hasil pengujian semi kuantitatif dari beberapa mineral (selected minerals) menggunakan EDX menunjukkan monasit memiliki rata-rata kandungan Ce 28,2%; La 12,9%; Nd 9,7%; Pr 5,2% dan Gd 3,9%. Sedangkan xenotim mengandung unsur utama Y 29,5%; Dy 7,7% dan Gd 2,6%. Potensi pemanfaatan dan pengembangan industri berbasis tanah jarang didiskusikan dalam tulisan ini.
AbstrakUntuk meningkatkan umur pakai dodos dapat dilakukan dengan proses austenisasi pada temperatur yang tertentu dan kemudian pendinginan cepat (quenching) dengan media yang sesuai.Dilakukan proses perlakuan panas perlakuan panas dengan variasi temperatur pemanasan yaitu 700, 800 dan 900oC dengan waktu penahanan (holding time) adalah 60 menit dan kemudian di-quenching dengan media larutan garam, air dan oli. Nilai kekerasan tertinggi yaitu 701,1 HV didapat pada temperatur austenisasi 900oC dengan media larutan garam dengan struktur yang terbentuk adalah martensit dan perlit.Kata Kunci : dodos, perlakuan panas, media quenching, kekerasan
Metal Injection Molding (MIM) merupakan proses manufaktur yang mempunyai 4 tahapan proses utama yaitu mixing, injection, debinding dan sintering. MIM telah banyak diterapkan diberbagai bidang industri manufaktur seperti automotive, tool steel cutting, komponen elektronik, alat-alat kesehatan atau kedokteran, komponen senjata, fashion dan lain-lain. Proses Debinding merupakan salah satu proses yang sangat penting dalam proses MIM, dengan berbagai keragamannya. Solvent debinding adalah cara memisahkan/ekstrasi atau menghilangkan polimer dari serbuk logam/ feedstock. Kelebihan dari solvent debinding ini adalah larutan yang digunakan dapat di daur ulang sehingga mengurangi biaya produksi produk MIM. Maka penelitian ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri dan memperkaya proses-proses debinding dengan berbagai larutan (solvent) kima. Studi awal solvent debinding pada feedstock Fe2%Ni hanya dibatasi untuk menhilangkan binder jenis paraffin wax, karena penggunaannya hampir di setiap feedstock MIM terdapat paraffin wax. Parafin Wax dilarutkan dan direndam dengan menggunakan ethanol, n-hexane, heptana dengan parameter waktu 2,3,4 jam dan temperatur 40,45,50°C untuk ethanol dan n-hexane, heptana dengan temperatur 50,55 dan 60°C. Kelarutan ethanol terhadap kehilangan berat sangat rendah, pada waktu 2 jam dan temperatur 40°C mempunyai kehilangan berat terendah 0,269% dengan kehilangan berat tertinggi pada waktu 4 jam dan temperatur 50°C dengan kehilangan berat 0,86%. Kelarutan n-hexane terhadap kehilangan berat, pada waktu 3 jam dan temperatur 40°C mempunyai kehilangan berat terendah 2,094% dengan kehilangan berat tertinggi pada waktu 4 jam dan temperatur 50°C dengan kehilangan berat 2,284%. Kelarutan heptana terhadap kehilangan berat tertinggi dibandingkan dengan ethannol dan n-hexane, pada waktu 3 jam dan temperatur 50°C mempunyai kehilangan berat terendah 1,703% dengan kehilangan berat tertinggi pada waktu 4 jam dan temperatur 60°C dengan kehilangan berat 4,884%. Kondisi feedstock yang sudah di debinding terlihat masih terdapat sisa-sisa binder selain paraffin wax, keragaman bentuk pada serbuk menjadikan kehomogenan pada feedstock.Kata kunci: Solvent Debinding, Ethanol,N-Hexane,Heptana
AbstrakSalah satu karakteristik magnet permanen tipe NdFeB adalah rentan terhadap kenaikan temperatur, seperti halnya yang terjadi pada aplikasi motor listrik. Penambahan unsur Dy pada tipe ini menjadi penting dalam usaha meningkatkan koersivitas dan temperatur curie. Akan tetapi, penambahan unsur Dy secara konvensional memerlukan biaya tinggi serta terjadinya penurunan nilai sifat remanen. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menambahkan unsur Dy untuk meningkatkan koersivitas magnet permanen dengan cara difusi batas butir dengan biaya yang lebih rendah dari pada cara konvensional dan tidak menurunkan sifat remanen secara signifikan. Penelitian ini dimulai dengan mengkarakterisasi dan mengamati struktur mikro awal dari magnet permanen tipe NdFeB dengan alat SEM-BSE dan VSM. Kemudian dilakukan proses difusi Dy dengan cara melapisi permukaan magnet dengan campuran DyF3-LiF dengan variasi perbandingan 0%-0% (tanpa lapisan); 44%-56% dan 100%-0%. Setelah itu, pada setiap variasi lapisan dilakukan perlakuan panas anil 750 o C dengan variasi waktu penahanan selama 2,5; 5; 7,5 dan 10 jam yang diikuti dengan post anil 550 o C selama 1 jam. Hasilnya, nilai koersivitas magnet meningkat dari 10,7 kOe menjadi 13,5 kOe pada sampel yang dianil pada variasi waktu penahanan 5 dan 7,5 jam. Sedangkan nilai remanen juga terjadi peningkatan dari 13,2 kG menjadi 14,7 kG pada sampel yang di anil dengan waktu penahanan selama 10 jam. Energi maksimum produk magnet pada sampel yang mengalami proses difusi (43,6 MGOe) lebih tinggi dari sampel yang tidak dilakukan difusi batas butir (43,1 MGOe).Kata kunci : difusi batas butir, dysprosium (Dy), koersivitas, magnet NdFeB, remanen AbstractOne of the characteristics of the NdFeB type permanent magnet was susceptible against the increase of temperature such as in electric motor applications. It is important to add Dy elements to increase coercivity and temperature curie. However, the addition of Dy elements conventionally requires high costs and reduces remanent significantly. The purpose of this study was to improve coercivity without a significant decrease in remanence by adding Dy elements with grain boundary diffusion. The microstructure of the NdFeB type permanent magnet was characterized and observed with SEM-BSE and VSM. Then, the surface of NdFeB type permanent magnet was coated with DyF3-LiF with variation ratio of 0%-0% (without coating); 44%-56% and 100%-0%. After that, each variation was annealed at 750 o C for holding time of 2.5; 5; 7.5 and 10 hours followed by post-annealing 550 o C for 1 hour. As a result, the magnetic coercivity increase from 10.7 kOe (initial magnet) to 13.5 kOe at variation of holding time of 5 and 7.5 hours. While the remanence also increased from 13.2 kG
To understand the morphology of the coercivity enhancement by heat treatment, a commercial sintered NdFeB-type permanent magnet is annealed, and the coercivity is measured by Permagraph. It is shown that the coercivity is increased compared to the initial. Observation by X-Ray Diffraction (XRD) analysis and Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Spectroscopy (SEM-EDS) is then conducted. The XRD result shows the amount of NdFeB content in the NdFeB-type permanent magnet is increased after heat treatment. The more significant amount of NdFeB content causes higher coercivity. The maximum coercivity, 19 kOe, is achieved at 850 °C of heat treatment temperature, where the NdFeB content is at the highest amount. Microstructural characterizations using SEM-EDS show that at 850 °C of heat treatment temperature, the iron (Fe) content in the grain boundaries is the lowest. It causes higher coercivity. This is due to the magnetically decoupled between NdFeB grains. The decoupling magnet of the NdFeB grains is affected by the Fe content in the grain boundaries. High-temperature heat treatment at 900 and 1050 °C led to the decomposition of NdFeB content in the grains and increased the Fe content in the grain boundaries, which resulted in a substantial reduction of magnetic coercivity.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.