Berpikir kritis merupakan interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap hasil observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Sementara argumentasi merupakan aktivitas verbal, sosial dan rasional yang bertujuan untuk meyakinkan kritik yang masuk akal tentang suatu pandangan yang dapat diterima. Tujuan yang paling penting dalam pendidikan sains adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam konteks khusus sains. Artikel ini membahas mengenai konsep pembelajaran sains berbasis argumentasi ilmiah dan hubungannya dengan inkuiri, kontribusi argumentasi pada keterampilan berpikir kritis dan karakteristik proses berpikir kritis melalui argumentasi. Ciri utama dalam berpikir kritis, yaitu memutuskan tentang suatu keyakinan, merupakan sebuah argumen, dengan cara menilai argumen orang lain dan mengembangkan argumennya sendiri. Argumentasi memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan karakteristik yang khas, yaitu menilai sumber informasi, mengevaluasi argumen dan menghasilkan argumen serta mempresentasikannya. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi pijakan teoritis bagi peneliti dan praktisi pendidikan sains dalam mengimplementasikan dan mengases argumentasi ilmiah dan keterampilan berpikir kritis, baik secara terpisah, maupun kombinasi keduanya.
ABSTRAKKegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Mengenalkan Dan Membangkitkan Minat Belajar Bahasa Asing (Bahasa Inggris) Pada Anak Di Masa Pandemi Covid19” di lingkungan RT 02 RW 03 Desa Rancawuluh bertujuan untuk membimbing siswa memiliki keterampilan berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Masalah utama yang sering dihadapi anak ketika mendengar Bahasa Inggris yaitu stereotip bahwa Bahasa Inggris sangat sulit di pahami dan dipelajari. Yang pada akhirnya siswa kurang minat untuk mempelajarinya dan tidak bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pengabdian yang berupa program bimbingan belajar bahasa berjalan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan dengan jumlah siswa 18 anak. Hasil tersebut diperoleh dari metode pendekatan secara langsung dengan melakukan pendataan anak yang mengikuti bimbingan dan kegiatan mengajar. Adapun materi yang disampaikan berupa Introducing Myself, Spelling Alphabet, Daily Activities, The part of The Body, Numbers, etc. Hasil akhir yang diharapkan dari bimbingan bahasa ini adalah para siswa mampu menerapkan penggunaan bahasa di kehidupan sehari-hari dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang anak-anak hadapi pada saat belajar Bahasa Inggris. Anak-anak bisa belajar dengan tenang, enjoy, dan mudah dipahami tentang materi yang disampaikan. ABSTRACTCommunity service activities with the theme "introducing and arousing interest in foreign languages (English) in children during the Covid19 pandemic" in the RT 02 RW 03 of Desa Rancawuluh aims to guide students to have good and correct English skills. The main problem children often face when hearing English is the stereotype that English is very difficult to understand and learn. Which in the end, students are less interested in learning it and cannot apply it in daily life. Community service activities in the form of a language tutoring program are running according to the planned plan with 18 students. These results were obtained from the direct approach method by collecting data on children who participated in teaching and teaching activities. The material presented was Introducing Myself, Spelling Alphabet, Daily Activities, The part of The Body, Numbers, etc. The final result expected from this language guidance is that students are able to apply the use of language in everyday life and overcome the difficulties they face while learning English. They can learn calmly, enjoy, and are easy to understand about the material presented.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.