Setelah menjalani pengobatan, penyintas kanker serviks mengalami perubahan secara fisik, psikologis, dukungan sosial yang diterima, perubahan <em>intimacy</em> dan seksualitas, ekonomi keluarga, serta masalah kesetiaan dan kepercayaan pada pasangan. Hal-hal tersebut terkait dengan karakteristik yang mempengaruhi kepuasan pernikahan seseorang. Kepuasan pernikahan dapat membuat sepasang suami istri mempertahankan pernikahan atau mengakhiri hubungan pernikahan mereka dan bagi para penyintas kanker berhubungan secara signifikan dengan kualitas hidup pada dirinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara <em>semi-structured</em>. Subjek penelitian berjumlah dua orang dan memiliki karakteristik, yaitu penyintas kanker serviks yang telah selesai menjalani pengobatan kanker, berstatus menikah, dan tinggal bersama dengan suami. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kehidupan pernikahan kedua partisipan setelah menjalani pengobatan kanker dipersepsikan puas oleh keduanya. Karakteristik yang mendukung kepuasan pernikahan kedua partisipan yaitu <em>companionship, commitment, responsibility</em>, <em>unselfishness,</em> <em>honesty, trust, and fidelity,</em> serta <em>adaptability, flexibility, and tolerance</em>. Karakteristik yang tidak mendukung yaitu <em>admiration and respect, spirituality and values</em>, serta <em>affection</em>. Karakteristik yang berbeda dalam memengaruhi kepuasan pernikahan kedua partisipan yaitu <em>communication, ability to deal with crises and stress</em>, serta <em>empathy and sensitivity</em>. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan kedua partisipan adalah kedekatan sebelum pernikahan, tempat tinggal, dan pendapatan keluarga. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh berbeda adalah kebahagiaan pernikahan orang tua dan pendidikan. Suami memiliki pengaruh yang besar dalam mempersepsikan kepuasan pernikahan bagi peyintas kanker serviks.
ABSTRAK Latar Belakang : demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi. Salah satu pengobatan demam tifoid adalah pemberian antibiotic. Beberapa jenis antibiotic yang sering digunakan dalam terapi demam tifoid adalah antibiotik ampisilin, kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol. Akan tetapi, penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan berpotensi menimbulkan resistensi sehingga menimbulkan banyak masalah dalam penanganan pasien demam tifoid. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Pengambilan sampel dilakukan di RS Bhayangkara dengan mengambil darah penderita demam tifoid sebanyak 3cc-5cc, dimasukkan dalam media gall dan di inkubasi selama maksimal 3 hari. Kemudian jika bakteri pada media tersebut tumbuh, dilakukan uji resistensi isolate bakteri Salmonella Typhi terhadap cakram antibiotic uji. Lalu di ukur diameter zona hambatnya serta di kategorikan menjadi kategori sensitive, intermediate dan resisten. Hasil : berdasarkan hasil penelitian, pada sampel pasien ke 6 uji resistensi isolate bakteri Salmonella Typhi terhadap antibiotic ampisilin, kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol menunjukkan hasil yang intermediate pada antibiotic ampisilin sedangkan keempat antibiotic lainnya menunjukkan hasil yang masuk kategori sensitive. Sedangkan pada sampel pasien ke 7 dan 8 uji resistensi isolate bakteri Salmonella Typhi terhadap antibiotic uji semuanya menunjukkan hasil sensitive. Dan untuk sampel pasien ke 10 menunjukkan hasil resistensi pada antibiotic ampisilin sedangkan untuk antibiotic kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol menunjukkan hasil sensitif. Kesimpulan : antibiotic ampisilin menunjukkan hasil yang resisten dan intermediate yaitu pada sampel pasien ke 10 dan 6 sedangkan antibiotik kotrimoksazol, ceftriakson, ciprofloxacin dan kloramfenikol menunjukkan hasil sensitive pada keempat sampel.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.