MRT Jakarta ( Mass Rapid Transit ) Adalah sebuah moda transportasi transit tercepat menggunakan kereta rel listrik yang dibangun di Jakarta dalam memajukan infrastruktur yang terintegrasi dan demi pemerataan transportasi diseluruh Indonesia. Dengan berbagai macam zona gempa di Indonesia maka stasiun MRT Blok M sebagai acuan untuk membangun stasiun lain di zona gempa yang berbeda. Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi bangunan struktur sehingga bisa sebagai acuan pembuatan stasiun MRT lainnya yang dengan spesifikasi yang sama, menganalisis kekuatan struktur (respons struktur) dari stasiun MRT Blok M, menganalisis kekuatan struktur berdasarkan gempa maksimum dan gempa minimum di Indonesia berdasarkan SNI 1726 2016. Dengan permodelan bantuan CSI Bridge V 20. Analisis ini membandingkan stasiun MRT dengan Respons Spektrum gempa rendah, Respons spektrum gempa tinggi , dan Respons spektrum gempa sedang . Sehingga di dapatkan momen maksimum untuk gempa tinggi 1334,8717 Ton-m , momen maksimum untuk gempa rendah 1179,4592 Ton-m, momen maksimum untuk gempa sedang 1256,9908 Ton-m. dan untuk gaya geser untuk gempa tinggi 507,8314 ton , untuk gempa rendah 505,0548 Ton, dan untuk gaya geser gempa sedang 506,4403 Ton . Displacement maksimum untuk permodelan gempa sedang -3,17 mm ke arah z , gempa skala rendah -2,48 mm ke arah z, gempa tinggi -3,21 mm ke arah z. untuk nilai defleksi maksimum 60,903 mm dengan gempa skala tinggi ,untuk nilai koefisien stabilitas maksimum akibat defleksi yaitu 0,025rad. Dalam analisis ini mengevaluasi tentang momen, gaya geser, displacement , simpangan antar lantai , koefisien stabilitas . dengan perbandingan antar gempa lemah dan gempa tinggi serta gempa eksisting.
The development of construction technology today, allowing construction of high-rise building that has 20 floors or more simply the floor 5-7 cycles /day, so the time of completion of construction of the building quickly. The implication aspects of cost control, quality, time should be more strict and quick in decision making. One of the critical factors of success achieved work-storey building is the decision of determining material to be used. To besment whether using normal concrete (without admixture) or integral concrete waterproofing. Therefore it is necessary to use parameters or standards. Permeability, absorption and compressive strength of concrete. Standard generally used for permeability, absorption and compressive strength of concrete at the time was 28 days. Determination of the age of 28 days is often a problem that resulted in delays in the on going work. One of the parameters that is needed is the conversion value that can be used on the job besment, thus making receipt of material at an early age concrete. This study is very significant to generate the conversion value of permeability, absorption and compressive strength of normal concrete for concrete compressive strength: ƒ'c 30 MPa, 35 MPa ƒ'c, ƒ'c 40 MPa, 45MPa ƒ'c and ƒ 'c 50 MPa, so it can be used as a standard in determining the material used.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.