Salah satu peran penting ekosistem lamun yaitu sebagai penyerap karbon yang berasal dari atmosfer. Pulau Bintan merupakan salah satu pulau dengan hamparan padang lamun yang cukup luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi kandungan karbon pada padang lamun yang berasal dari seluruh jenis lamun dan sedimen yang berada di perairan Berakit dan Dompak Pulau Bintan. Penentuan potensi cadangan karbon dilakukan dengan melihat estimasi cadangan karbon di dalam sedimen dan biomassa lamun meliputi bagian atas (daun dan pelepah daun) dan bagian bawah lamun (rhizome dan akar). Pengukuran stok karbon pada sedimen lamun dilakukan dengan menggunakan metode pengabuan kering atau Loss on Ignation (LOI) dan kandungan karbon pada biomassa lamun diukur menggunakan metode konversi dengan konstanta. Hasil penelitian menunjukkan pada stasiun Berakit estimasi total cadangan karbon sedimen sebesar 91 Mg Corg ha-1 dan 10,58 Mg C/m2 untuk estimasi kandungan karbon lamun, sedangkan stasiun Dompak nilai estimasi total cadangan karbon pada sedimen berkisar103,80 Mg Corg ha-1 dan 3,34 Mg C/m2 untuk estimasi kandungan karbon bagian lamun. Kandungan karbon pada substrat dipengaruhi oleh komposisi sedimen dan kandungan karbon pada lamun dipengaruhi oleh kerapatan lamun.
Jenis angur laut Caulerpa sp saat ini menjadi komoditas ekspor sebagai produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik. Caulerpa sp memiliki sebaran yang cukup luas terutama pada kawasan beriklim tropis. Jenis Caulerpa sp juga dijumpai hingga perairan Natuna. Kepulauan Natuna merupakan suatu wilayah di utara dari Provinsi Kepulauan Riau dengan potensi lautnya menyimpan sumberdaya yang beragam, termasuk komunitas anggur laut Caulerpa sp. Culerva sp merupakan salah satu jenis tumbuhan laut yang memiliki nilai nutrien yang baik tertutama untuk kesehatan dan kosmetik, sehingga penelitian terkait dengan sebaran jenis dan komposisinya sebagai upaya awal untuk pengembangan budidaya perlu dilakukan. Penelitian dilaksanakan selama periode bulan Juli-September 2019. Sampling dilakukan pada 8 lokasi yang berbeda mulai dari kawasan Ranai Kota hingga Klarik. Pengambilan data jenis Caulerpa sp mengunakan metode transek garis sepanjang 100 meter kearah laut dengan kuadran ukuran 10 x 10 m, sebanyak 3 kali sampling per stasiun. Hasil penelitian ditemukan 3 spesies dari anggur laut Caulerpa sp yakni C. taxifolia, C. lentilifera, dan C. recemosa. komposisi tertinggi pada jenis C.taxifolia mencapai 53,7%. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keanekaragaman yang rendah, keseragaman tergolong tinggi, dan dominansi yang rendah. Hanya ada beberapa stasiun dengan tingkat dominansi yang tinggi yakni stasiun 2 dan stasiun 6 masing-masing di dominasi oleh jenis C. taxifolia dan jenis C. lentilifera.
This study investigates the status and anthropogenic pressures on seagrass ecosystem. Urbanization and tourism in the coastal areas of Bintan, Indonesia were increasing in the recent years. They have become new pressures to intertidal ecosystem and habitats, particularly seagrass ecosystem. Seagrass meadows are the important ecosystem and habitats in Bintan region. They provide a wide range of ecosystem services, including for small-scale fisheries and have being Dugongs (Dugong dugon) habitats for food. Currently, the sea grass status is less healthy or damaged with 11 species. The anthropogenic disturbance processes have affected the spatial distribution, percent coverage, biodiversity, and community structure of sea grass. Moreover, several species are hard to find. Directly, sea grass meadows are impacted by introduced coastal development (i.e. settlement area, tourism accommodation, port, etc.), land-based pollution, reclamation, boating traffic, dredging activities and tourism activities. Sea grass conservation area and marine spatial planning based on the land- and seascape connectivity is important for conservation efforts and sustainable management of sea grass.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.