Fenomena Arab Spring di Yaman telah menimbulkan terjadinya intervensi negara lain terhadap situasi domestiknya. Intervensi ini dilihat pada kebijakan intervensi militer Arab Saudi di Yaman yang dilatar belakangi oleh keterlibatan Iran terhadap situasi domestik di Yaman akibat dari Arab Spring. Kebjikan ini juga menjadi kepentingan nasional Arab Saudi yang tidak lepas dari konflik antara Arab Saudi dan Yaman sendiri. Dengan menggunakan kerangka konseptual kepentingan nasional, serta metode penelitian kualitatif, terdapat empat kepentingan nasional Arab Saudi dalam kebijakan intervensi militer ini. Pertama, kepentingan pertahanan yaitu untuk mempertahankan batas negaranya dari ancaman Iran yang bergabung dengan pemberontak Houthi di mana Yaman berbatasan langsung dengan Arab Saudi. Kedua, kepentingan ekonomi yaitu didasari oleh bantuan ekonomi Iran yang diberikan kepada pemberontak Houthi. Ketiga, kepentingan tatanan dunia yaitu menegaskan status Arab Saudi sebagai regional power di Timur Tengah. Keempat, yaitu kepentingan ideologis yaitu Arab Saudi menggambarkan intervensi militernya ini sebagai perlawanan terhadap pengaruh Syiah yang dibawa oleh Iran di Yaman.
Konflik internal pada Kepulauan Solomon mengakibatkan terjadinya krisis kemanusiaan yang berdampak kepada terancamnya keamanan manusia masyarakat negara tersebut. Hal ini di respon oleh negara-negara di kawasan Pasifik untuk menanggulangi konflik dengan membentuk RAMSI (Regional Assistance Mission to Solomon Islands). Dengan menggunakan metode riset kualitatif dan kerangka konseptual keamanan non tradisional, keamanan manusia, dan tanggung jawab untuk melindungi, pada artikel ini di dapatkan peran RAMSI dalam menanggulangi konflik di Kepulauan Solomon ada tiga bentuk. Pertama, tanggung jawab untuk mencegah yaitu RAMSI melakukan intervensi dan stabilisasi. Kedua, tanggung jawab untuk bereaksi yaitu RAMSI melakukan serangkaian aksi seperti penyitaan senjata kelompok yang berkonflik, mengejar tokoh-tokoh kriminal dan korup, serta melakukan penegakkan hukum. Ketiga, tanggung jawab untuk pemulihan yaitu RAMSI melakukan pembangunan kapasitas di bidang hukum, politik, keamanan, ekonomi di Kepulauan Solomon.Kata Kunci: Keamanan Manusia, Kepulauan Solomon, Konflik, RAMSI, Tanggung Jawab untuk Melindungi
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui resistensi gerakan International Freedom Battalion (IFB) terhadap Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) di Suriah. Melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik dan kerangka konsep gerakan sosial dan resistensi dapat diidentifikasi dan dijelaskan bentuk-bentuk resistensi yang dilakukan IFB terhadap ISIS yang melakukan dominasi di Suriah. Penulis menemukan adanya resistensi IFB terhadap ISIS dilatarbelakangi oleh keberadaan tiga dominasi yang dilakukan ISIS, yaitu dominasi material, dominasi status, dan dominasi ideologi. Tindakan resistensi IFB meliputi dua elemen di dalamnya, yaitu action dan opposition. Action dari tindakan resistensi IFB berupa serangkaian aksi militer pada 2015-2017 terhadap tiga dominasi ISIS. Sementara opposition dari tindakan resistensi IFB meliputi perlawanan terhadap okupasi wilayah yang dilakukan ISIS, perlawanan terhadap cap takfiri ISIS, dan perlawanan terhadap ideologi fasisme gaya baru ISIS demi mempertahankan Revolusi Rojava.
Penelitian ini membahas bagaimana dinamika kebijakan politik luar negeri Indonesia melalui Gerakan Non-Blok (GNB), gerakan ini muncul sebagai aksi penolakan dari negara merdeka untuk tidak memilih antara kedua kubu negara adidaya diantaranya adalah antara Blok Barat Amerika Serikat dan juga Blok Timur diantaranya adalah Uni Soviet yang terjadi ketika di masa Perang Dingin. Indonesia menjadi pelopor terbentuknya GNB karena menolak keras atas segala bentuk penjajahan dan ingin menciptakan perdamaian. Penelitian ini digunakan dengan metode kualitatif dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, analisis serta pengumpulan data penelitian ini diambil dari studi literartur diantaranya adalah buku, jurnal, laporan, ataupun media daring untuk menjelaskan bagaimana dinamika kebijakan politik luar negeri yang dilakukan Indonesia melalui GNB. Hasil dari penelitian ini adalah Indonesia masih tetap optimis dan aktif dalam GNB ini karena masih dianggap relevan terutama dalam menghadapi permasalahan global yang semakin kompleks.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.