Kabupaten Sleman memiliki banyak daya tarik yang memicu terjadinya urbanisasi yang dapat terlihat dari fenomeno perubahan penggunaan lahan . Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Sleman terjadi pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan yang terdiri dari Kecamatan Moyudan, Minggir, Sayegan, Godean, Mlati, dan Tempel. Fenomena perubahan penggunaan lahan penting untuk dikontrol dan dikendalikan karena kawasan tersebut memiliki peran penting bagi ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Di dalam metode deskriptif terdapat metode survey yang digunakaan untuk mengetahui kondisi eksisting penggunaan lahan di daerah penelitian. Sedangkan untuk perubahan penggunaan lahan pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman dari Tahun 2012 sampai Tahun 2018 diperoleh dengan metode overlay peta penggunaan lahan yang diperoleh dari Citra Quickbird pada tahun tersebut. Perubahan penggunaan lahan pada kawasan keamanan dan ketahanan pangan Kabupaten Sleman mencapai 57,33 km2 atau 33,93% dari luas total daerah penelitian. Perubahan penggunaan lahan didominasi oleh perubahan lahan sawah menjadi hutan produksi seluas 15,05 km2. Faktor pendorong adanya perubahan penggunaan lahan tersebut adalah produktivitas pertanian sawah yang semakin menurun tiap tahunnya.Sleman Regency has many attractions that trigger urbanization which can be seen from the phenomenon of land-use change. This phenomenon occurs in Sleman Regency particularly in the area of food security and sustainability which is spreading in various districts such as Moyudan, Minggir, Sayegan, Godean, Mlati, and Tempel. The phenomenon of land change must be managed and controlled because the areas have an important role for food security in Sleman Regency. The method used for the research is descriptive method. Survey is a part of descriptive method which used to determine the existing conditions of land use in the research object areas. Whereas for land-use changes in the area of food security and sustainability in Sleman Regency from 2012 to 2018 was obtained with the method of land-use map overlay obtained from Quickbird imagery in those years.Land-use change in the area of food security and sustainability of Sleman Regency reaches 57.33 km2 or 33.93% from the total of research study area. Land-use change is dominated by the diversions of rice fields to forests that reach 15.05 km2. The driving factor for this phenomenon is the decreasing annual productivity of rice field.
Kabupaten Sleman memiliki 19 titik lokasi penambangan rakyat yang belum memiliki ijin dari pemerintah. Kegiatan penambangan menghasilkan dampak positif dan negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai kelayakan ekonomi dan lingkungan sebagai dasar untuk memberikan ijin bagi kegiatan pertambangan rakyat tersebut. Penentuan kelayakan ekonomi dan lingkungan menggunakan metode pengharkatan. Kelayakan ekonomi kegiatan penambangan menggunakan 3 parameter sebagai dasar evaluasi, baik untuk penambangan di bukit maupun di sungai. Parameter kegiatan penambangan di bukit adalah umur tambang, potensi pasar dan pemanfaatan bahan galian, dan benefit cost ratio (BCR). Sedangkan parameter kegiatan penambangan di sungai adalah perbandingan cadangan terhadap penggunaan bahan galian (PCPBG), potensi pasar dan pemanfaatan bahan galian, dan benefit cost ratio (BCR). Adapun parameter kelayakan lingkungan adalah jenis dampak yang dihasilkan dari kegiatan penambangan, yaitu Dampak Penting Hipotetik (DPH), Dampak Tidak Penting Hipotetik 1 (DTPH 1), dan Dampak Tidak Penting Hipotetik 2 (DTPH 2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek kelayakan ekonomi terdapat 10 titik lokasi tidak layak, 5 titik lokasi kurang layak, dan 4 titik lokasi layak. Sedangkan dari aspek kelayakan lingkungan terdapat 12 titik lokasi tidak layak, 4 titik lokasi kurang layak, dan 3 titik lokasi layak.
Ketersediaan air tanah sebagai sumber kebutuhan dasar manusia semakin mengalami degradasi. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang pesat tidak diiringi dengan pemanfaatan air tanah yang baik, sehingga memicu sebaran daerah sulit air tanah. Ketersediaan air tanah dipengaruhi oleh kondisi geologi pada masing-masing daerah. Kondisi geologi berhubungan dengan karakteristik cekungan atau non-cekungan air tanah yang menjadi media penyimpan air tanah. Karakeristik tersebut sangat mempengaruhi porositas dan permeabilitas akuifer air tanah. Sistem hidrogeologi perbukitan Prambanan memiliki karakteristik batuan kelompok non-cekungan dengan kemungkinan kemampuan menyimpan dan meloloskan air kecil. Pada musim hujan umumnya kedalaman air bawah permukaan perbukitan Prambanan melebihi 10 meter dengan fluktuasi berkisar 4-15 meter. Sedangkan pada musim kemarau sebagian besar air bawah permukaan dijumpai pada lapisan akuifer dalam (>40 meter), sehingga menyulitkan penduduk setempat untuk mendayagunakan air bawah permukaan. Berdasarkan gambaran tersebut, menarik dilakukan penelitian sebaran daerah sulit air tanah perbukitan Prambanan. Penelitian menggunakan metode survei dan pemetaan sebaran daerah sulit air tanah. Pemetaan sebaran daerah sulit air tanah meliputi parameter bentuk lahan, ketebalan tanah, satuan batuan, kedalaman muka air tanah, tingkat pelapukan batuan, dan kerapatan bidang diskontinuitas. Enam parameter tersebut dianalisis dengan pembobotan metode analitycal hierarchy process. Hasil analisis pembobotan enam parameter menghasilkan empat zona sulit air di daerah perbukitan Prambanan yaitu sangat sulit, sulit, mudah, dan sangat mudah.
Keberadaan RTH di Kota Malang sebagai upaya untuk memenuhi standar RTH minimal pada UU no 26 Tahun 2007 dan amanah Perda RTRW Pasal 24 bahwa setiap kota minimal mampu menyediakan RTH sebesar 30% dari luas lahan yang terdiri dari 20% RTH untuk publik dan 10% terdiri dari RTH untuk privat. Tujuan penelitian ini untuk memberikan informasi yang penting terkait penilaian ekonomi jasa lingkungan RTH di Kota Malang dan juga dapat dijadikan referensi pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan RTH secara lebih baik. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan RTH di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarkan obyek yang diteliti sesuai dengan tujuan penelitian yang dimaksud. Pengumpulan data dilaksanakan dengan studi literatur, wawancara dan observasi. Penliaian ekonomi jasa lingkungan dilakukan dengan identifikasi nilai guna langsung dan nilai guna tak langsung terhadap RTH. Teknik analisis yang dipakai yaitu persamaan allometric, metode Harga Pasar, CVM, WTP dan Metode Harga Bayangan. Nilai Guna Langsung berupa nilai ekonomi simpanan karbon sebesar Rp 2.076.006.424,- Nilai Guna Tak Langsung adalah penjumlahan nilai manfaat keberadaan dan nilai kesejukan. Nilai total manfaat keberadaan sebesar Rp 44.904.281.229,-. Sedangkan nilai manfaat kesejukan sebesar Rp 70.668.285.320,-. Sehingga jumlah Nilai Guna Tidak langsung sebesar Rp 115.572.566.500,- Nilai ekonomi total yang diperoleh adalah sebesar Rp 117.648.572.900,-/thn. Nilai manfaat terbesar dihasilkan oleh Nilai Kesejukan yaitu 60,07 % dan Nilai manfaat terkecil oleh nilai karbon di jalur hijau yaitu 0,17 %.
Limbah kegiatan industri dapat menjadi masalah bagi lingkungan jika limbah tersebut dibuang tanpa ada proses pengolahan sebelumnya. Salah satu limbah yang dihasilkan oleh industri gula dan spiritus yang ada di Kecamatan Kasihan adalah limbah cair. Pengaruh limbah cair terhadap kondisi lingkungan dapat dilihat dari kualitas airtanah dan air irigasi di sekitar lokasi industri. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung valuasi ekonomi limbah cair yang dihasilkan oleh industri gula dan spiritus yang ada di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah perhitungan valuasi ekonomi limbah cair. Limbah cair dinilai menggunakan Pendekatan Harga Pasar yang Sebenarnya dengan teknik perhitungan berupa Teknik PerubahanProduktivitas dan Teknik Biaya Pengganti. Teknik Perubahan Produktivitas digunakan untuk menghitung nilai limbah cair sebagai peningkat produksi pertanian dan pengurang penggunaan pupuk sedangkan Teknik Biaya Pengganti digunakan untuk menghitung nilai limbah cair sebagai pencemar airtanah. Nilai limbah cair dihitung dalam kurun waktu satu tahun.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.