Penggunaan material plastik dan komposit polimer semakin massif di berbagai aplikasi khususnya industri otomotif. Berbagai rekayasa dan penelitian telah mampu menghasilkan karakteristik mekanis dan fisis material plastik yang mampu menggantikan material logam. Namun demikian, penggunan plastik pada aplikasi dengan resiko kebakaran perlu melalui pengujian hambat bakar. Pengujian tersebut menghasilkan tingkat kemampuan material menghambat laju pembakaran serta penundaan waktu penyalaan api. Metode pengujian tersebut salah satunya diatur di dalam standar UL 94 AVH. Untuk mendapatkan hasil yang akurat serta memberikan kemudahan dalam mengoperasikan, maka perlu dibuat sebuah alat uji laju dan waktu pembakaran plastik pada arah horizontal. Artikel ini membahas proses hingga unjuk kerja alat dengan tetap berdasar pada standar yang diacu. Proses manufaktur alat uji dimulai dengan observasi, pembuatan desain alat dan skematik pemantik otomatis, machining komponen, wiring kelistrikan, perpipaan dukungan gas, assembly, dan finishing. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat uji laju pembakaran ini dapat digunakan secara akurat dan menunjukkan perbedaan laju pembakaran setiap specimen uji dengan material dasar yang berbeda.
Magnet merupakan komponen utama yang digunakan dalam penelitian ini. Pemakaian 2 Magnet yang sejenis didekatkan secara vertikal akan mengakibatkan gaya tolak menolak[2]. Gaya tersebut dioptimalkan untuk menggerakkan sirip pada konstruksi kipas angin secara berkesinambungan konstan. Rumusan dan tujuan dari penelitian ini dititik beratkan pada kemampuan optimal magnet dalam menghasilkan jarak tolak yang maksimal dan menghasilkan sudut tolak yang minimal. Pertimbangan kemampuan magnet tersebut berdasarkan faktor berat beban engkol kipas, jumlah putaran awal, jari-jari lengan engkol dan jumlah magnet yang dipasangkan. Dengan menggunakan analisa statistik taguchi, maka diperoleh nilai optimal jarak tolak antar magnet sebesar 20,133mm dan sudut tolak antar magnet sebesar 93,912o.
Potensi kurang seimbang dengan permasalahan selama ini adalah dalam hal keterbatasan pemahaman penggunaan oli terhadap nilai perawatan yang diterapkan. Sehingga bisa merugikan distributor oli, pengguna dan juga masyarakat luas dan lingkungan alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan angka viskositas terkecil dan terbesar yang diakibatkan oleh perubahan suhu kerja kendaraan. Metode yang diterapkan adalah menggunakan pemanasan lokal pada oli tersebut, selanjutnya dimasukkan ke dalam bejana untuk diketahui kecepatan nilai jatuh bola baja. Analisa data menerapkan grafis dan perhitungan teoritis. Hasil yang dicapai adalah perubahan angka viskositas terkecil yang diakibatkan oleh perubahan suhu kerja kendaraan adalah jenis oli F.O SAE 15w-40 yaitu 9.84-8.75=1.09 kg/m.s. Perubahan angka viskositas terbesar yang diakibatkan oleh perubahan suhu kerja kendaraan adalah jenis oli F.O SAE 20w-50 yaitu 19.62-8.75=10.87 kg/m.s.
Kata kunci: viskositas, sae, pemanasan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.