Latar Belakang: Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan secara umum meliputi 10% anak-anak di seluruh dunia. Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada 500 anak dari lima wilayah DKI Jakarta, ditemukan 57 anak (11,9%) mengalami kelainan tumbuh kembang. Kelainan yang paling banyak yaitu delayed development (pertumbuhan yang terlambat) 22 anak, 14 anak mengalami global delayed development, 10 anak gizi kurang, 7 anak mikrosefali, dan 7 anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa bulan terakhir. Ukuran lingkar kepala adalah salah satu indikator yang umum diperiksa untuk mengidentifikasi kelainan neurologis dan menyingkirkan penyebab keterlambatan perkembangan.Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif analisis, dengan responden anak usia 12 - 36 bulan di Posyandu RW 03 Kelurahan Mustika Jaya, Bekasi Timur. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah ”cross sectional study, dengan jumlah sampel sebanyak 73 responden.Hasil: Berdasarkan penelitian, lebih dari setengah reponden yang memiliki lingkar kepala dengan interpretasi tanpa kelainan kepala atau normal memiliki aspek perkembangan motorik kasar yang normal (98,5%), dibandingkan dengan aspek perkembangan motorik kasar yang suspek (1,5%). Reponden yang memiliki lingkar kepala normal memiliki aspek perkembangan motorik halus yang normal (95,6%), dibandingkan dengan yang suspek (4,4%). Reponden yang memiliki lingkar kepala normal memiliki aspek perkembangan bahasa yang normal (92,6%), dibandingkan dengan yang suspek (7,4%). Reponden yang memiliki lingkar kepala normal memiliki aspek perkembangan personal sosial yang normal (97,1%), dibandingkan dengan yang suspek (2,9%). Didapatkan reponden yang memiliki lingkar kepala tanpa kelainan kepala atau normal cenderung memiliki perkembangan yang normal (86,8%) dibandingkan perkembangan yang suspek (13,2%).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lingkar kepala dengan interpretasi tanpa kelainan atau normal dengan perkembangan anak yang normal. Lingkar kepala tanpa kelainan mempengaruhi perkembangan anak 9 kali lebih besar.Kata Kunci: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak, DDST II.
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan seperangkat alat keselamatan yang digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Petugas cleaning service mempunyai risiko untuk terkena bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas maupun selang infus bekas, serta membersihkan seluruh ruangan di rumah sakit dapat meningkatkan risiko untuk terkena penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis pada petugas cleaning service di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 2016. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik dengan menggunakan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh petugas cleaning service di RSUD Kabupaten Bekasi yang berjumlah 50 orang dengan analisis bivariat menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 33 orang (66%) responden menggunakan APD dengan lengkap, hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan penggunaan APD dengan variabel pengetahuan (p value 0.04 dan OR=9,846), sikap (p value 0,002 dan OR=7,750), umur (p value 0,352 dan OR 1,225), Pendidikan (p value 0,767 dan OR 0,498), dan masa kerja (p value 0,557 dan OR 0,656). Terdapat hubungan bermakna penggunaan APD dengan pengetahuan dan sikap dimana p value <0,05 dan tidak terdapat hubungan bermakna antara penggunaan APD dengan umur, Pendidikan dan masa kerja dimana p value >0,005.
Latar Belakang: Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. WHO Global Tuberculosis Report tahun 2018, terdapat kasus TB baru sebanyak 6,4 juta, dimana setara dengan 64% dari insiden TB yaitu 10,0 juta kasus. Pada akhir tahun 2018 terdapat 32.570 kasus TB paru anak. Banyak faktor yang menyebabkan TB pada anak. Tujuan: untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kejadian Tuberculosis pada anak di Puskesmas Pamulang bulan desember 2019 – januari 2020. Metode: Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel yang diambil adalah 22 responden yang dihitung dengan rumus Slovin. Data penelitian diperoleh dari data primer dan data sekunder. Hasil: Jenis kelamin terbanyak pada total jumlah responden adalah laki-laki 54,5% diikuti perempuan 45,5%. Usia sama banyak pada 0–5 tahun berjumlah 50,0% dan 6–10 tahun 50,0%. Status imunisasi lengkap terbanyak pada total jumlah responden 72,7%, Status gizi baik terbanyak pada jumlah responden 63,6%. Nilai Skoring TB >6 terbanyak pada jumlah responden 63,6%. Pendidikan terakhir SMA pada orang tua terbanyak dari jumlah responden 81,8%. Anak dengan riwayat kontak TB positif 68,2%. Orang tua dengan pengetahuan baik 86,4%, Sikap baik 95,5% dan perilaku baik 18,2%. Lingkungan yang memenuhi syarat suhu kamar 22,7%, pencahayaan 63,6%, ventilasi 72,7%, kepadatan hunian 77,3%, kelembaban rumah 68,2%, dan jenis lantai 95,5%. Kesimpulan: kejadian TB anak laki laki lebih banyak dengan riwayat kontak penderita positif, nilai skoring tinggi. Untuk faktor lingkungan suhu yang tidak memenuhi syarat dengan perilaku orang tua pasien yang kurang baik.
Infeksi virus Covid 19 menyebabkan krisis kesehatan dan sosial ekonomi di seluruh dunia. Mudahnya transmisi virus melalui erosol maupun droplet yang keluar dari hidung atau mulut penderita saat batuk, bersin atau kontak dengan benda yang terkontaminasi, akan dengan cepat menular kepada orang lain. Salah satu upaya pencegahan COVID-19 yang perlu dilakukan yaitu selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Rumah ibadah seperti masjid, gereja, kuil, merupakan salah satu tempat yang perlu mendapatkan sosialisasi mengenai protokol kesehatan agar masyarakat dapat beribadah dengan tenang sesuai protokol kesehatan, tanpa khawatir terinfeksi Covid 19
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.