Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan pergeseran nilai-nilai moral masyarakat, faktor penyebab terjadinya pergeseran nilai-nilai moral masyarakat dan upaya dalam menanggulangi pergeseran nilai-nilai moral masyarakat di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menggambarkan pergeseran nilai-nilai moral masyarakat yaitu sikap anak muda yang suka berbohong, tidak menghormati yang lebih tua, guru dan Datuak/niniak mamak. Kurangnya partisipasi dalam mengikuti kegiatan keagamaan, malas untuk mengerjakan sholat baik di mesjid maupun di rumah. Rasa menghormati dan menghargai di lingkungan masyarakat yang sudah jarang terlihat. Faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nila-nilai moral masyarakat yaitu kurang tertanamnya nilai agama masyarakat, kurangnya kontrol sosial masyarakat dan kurangnya kontrol orang tua. Sejauh ini Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi pergeseran nilai moral masyarakat yaitu melalui upaya preventif dari pemerintah, tokoh agama dan tokoh adat dengan diadakannya pelatihan khutbah jum’at dan dibentuknya arena trabas, sementara itu tokoh adat memberikan nasehat dan pengarahan mengenai pergeseran nila-nilai moral yang telah mengakibatkan terjadinya hamil diluar nikah dan upaya refresif dari orang tua dan masyarakat yaitu menasehati anak dan meningkatkan kontrol terhadap anak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pergeseran nilai-nilai moral masyarakat di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dari zaman dahulu ke zaman sekarang yang mana pergeseran nilai-nilai ini moral menimbulkan permasalahan-permasalahan di lingkungan masyarakat salah satunya yaitu hamil diluar nikah.
Penelitian dengan lokasi di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau, bertujuan untuk: (1) mengkaji akar sosial konflik antar nelayan di Desa Teluk Pambang; (2) menganalisis dampak sosial yang terjadi didalam konflik antar nelayan; (3) menganalisis model kebijakan sosial untuk resolusi konflik antar nelayan di Desa Teluk Pambang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskrptif dan bertujuan untuk mengeksplorasi konflik yang terjadi antara nelayan tradisional dan nelayan modern di Desa Teluk Pambang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Dalam pengumpulan data, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipasi, wawancara, dokumentasi, audio visual. Data dianalisis dengan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) akar sosial konflik yang melibatkan nelayan tradisional dan nelayan modern adalah penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai dengan jalur yang sudah ditetapkan dalam Permen-Kp/2016 Nomor 71 Tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan adanya modifikasi alat tangkap yang dilakukan oleh nelayan modern sebagai alasan menghemat biaya alat tangkap (2) dampak sosial yang ditimbulkan dalam pengoperasian alat tangkap yaitu ekosistem laut menjadi rusak dan nelayan tradisional mengalami kesulitan dalam melakukan penangkapan ikan; (3) model kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah yaitu Peraturan Gubernur Riau No. 17 Tahun 2006 tentang Penghentian Sementara Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jenis Jaring Batu (Bottom Gillnet) dan mengadakan mediasi dan negosiasi dalam uapaya mengatasi konflik alat tangkap.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um021v3i22018p098
Beban ganda seringkali menimbulkan kerentanan dan ketidakadilan bagi perempuan, terutama pada keluarga miskin dan mereka yang bekerja sebagai buruh. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan beban ganda perempuan keluarga miskin yang bekerja sebagai buruh pada peternakan ayam. Jenis penelitian ini ialah kualitatif dengan metode deskriptif. Purposive sampling digunakan sebagai teknik dalam penentuan informan penelitian. Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik Miles dan Hurben (1984) dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan verfikasi data. Hasil penelitian menunjukkan beban ganda perempuan buruh tidak hanya berkaitan dengan beban kerja fisik dalam mengurus rumah dan bekerja sebagai buruh, tetapi juga beban psikologis berupa cemoohan karena dianggap tidak mampu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik. Meskipun buruh perempuan mampu membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya, namun mereka harus menanggung beban pekerjaan yang cukup berat sebagai buruh yang bekerja di peternakan ayam, yang mengeluhkan lelah dan pegal-pegal akibat pekerjaannya. Selain itu lingkungan pekerjaan (peternakan ayam) yang kurang nyaman bagi mereka, yaitu bau yang kurang enak di peternakan tersebut. Cemoohan karena tidak mampu melakukan pekerjaan rumah dengan baik pun mereka terima akibat beban ganda yang mereka alami. Lalu waktu untuk berkumpul dengan keluarga pun menjadi berkurang, karena waktu mereka banyak dihabiskan di tempat bekerja. Untuk menghadapi beban ganda yang mereka alami, perempuan buruh membagi waktu nya untuk melakukan semua pekerjaa yang harus mereka kerjakan. Lalu menumbuhkan semangat kerja agar tetap mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perempuan dan kepemimpinan di organisasi mahasiswa Universitas Negeri Padang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix method model Sequential Ekplanatory Design yaitu menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, dimana pada tahap pertama penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif melalui Angket, kemudian didukung oleh metode kualitatif melalui Wawancara dan Studi Dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Representasi perempuan dalam kepemimpinan di Organisasi mahasiswa rendah. Hal ini dibuktikan dengan pemimpin perempuan hanya 5,88% perempuan yang menjadi pemimpin di Ormawa sejak tahun 2015-2020. Penyebab rendahnya kepemimpinan perempuan di Oganisasi mahasiswa Universitas Negeri Padang adalah : Perempuan tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam menjadi pemimpin dengan persentase sebesar 65%. Perempuan dianggap kurang paham dalam mengambil kebijakan yang mempengaruhi orang banyak dengan persentase sebesar 62%. Perempuan tidak percaya diri untuk menjadi pemimpin dengan persentase sebesar 47%. ketidakyakinan kepada perempuan untuk memenuhi tanggung jawab menjadi pemimpin dengan persentase sebesar 44%. Budaya patriarki melekat dalam lingkungan organisasi dengan persentase sebesar 59%. tidak mampu mendisiplinkan orang dewasa terkhusus lakilaki dengan persentase sebesar 54%. Perempuan tidak memiliki relasi yang kuat dalam memperoleh suara untuk memimpin dengan persentase sebesar 50%. Sehingga hal tersebut membuat perempuan sangat sulit untuk menjadi pemimpin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.