Environmental damage that occurs in most of the Earth causing environmental movement nowadays in various fields with the term green, eco. One of them is in banking. Implementation of green banking holds the principle of sustainable development that development should have a balance on three viewpoints (Triple Bottom Line), they are Profit (Economy), People (Social) and Planet (Safe Environment). Business sustainability in the future must be achieved, the value of the company increase and grow rapidly also it must minimize the risk of environmental damage effectively and efficiently. (under the rules of Bank Indonesia refer to law no.32/2009 about the protection and management of the environment).(www.bi.go.id) Principles and purposes of green banking has similarities with the purposes and principles of Good Corporate Governance (GCG) that had already done (under the rules of Bank Indonesia no. 8/4/PBI/2006 on 30 th Januari 2006) which emphasizes the active cooperation between companies and stakeholders in creating wealth through good corporate governance in order to achieve a sustainable business. Through this similarity, the banking company can make a Positioning of their products in society becomes more precise through the principles of eco or green to support the success of Good Corporate Governance (GCG) by doing recycle program, less paper office program, energy savings, green investment, and green financing. The purpose of this paper is to emphasize the importance of green banking as an effort to achieve the principle of Good Corporate Governance (GCG). This paper is the type of qualitative. The data will collected through descriptive analysis method, literature study and theoretical analysis. The result of this paper is intended for Indonesian society, especially in the banking sector in order to create a sustainable business in the green banking industry towards ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

Tujuan dari program ini ialah untuk memberikan pelatihan pencatatan keuangan dan perencanaan pemasaran strategis pada Symphony Coffee Bandung. Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan keterampilan dan kemampuan usaha  agar dapat bersaing di pasar dan dapat meningkatkan kelas usaha dari para pelaku usaha serta berujung pada meningkatnya total pendapatan. Masalah yang terjadi disini ialah para pelaku usaha tidak melakukan sistem pencatatan keuangan yang sistematis sehingga berdampak pada tidak terlihatnya marjin keuntungan antara modal dengan biaya yang dikeluarkan. Hal itu juga berpengaruh pada perencanaan pemasaran pada periode berikutnya. Metode dalam program ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu pengenalan masalah, prosedur kerja, dan kegiatan yang dilakukan. Objek pengabdian kepada masyarakat ini adalah Symphony Coffee di Jl. Margacinta no. 192 Bandung.

Progam pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan, bertujuan untuk memberikan pelatihan perencanaan bisnis bagi usaha kecil pengolahan batako di KampungCiseupan Kota Cimahi sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan usaha kecil agar dapat meningkatkan usahanya, dan dapat melakukan perencanaan bisnis dengan sistematis sehingga pihak investor dan Bank dapat membantu memberikankredit modal dalam upaya mengembangkan usaha batako yang sudah berlangsung. Masalah yang sering dihadapi oleh para pelaku usaha diantaranya adalah tidak dilakukannya perencanaan bisnis dengan baik sehingga berakibat pada hasilproduksi yang kurang maksimal, pemasaran yang kurang gencar, sistem keuangan usaha yang tidak sistematis serta kurangnya kualitas sumber daya manusia. Para pelaku usaha batako yang menjadi objek pada program ini dapat dikatakan memiliki masalah pada proposal bisnis.Objek Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah pelaku usaha pengolahanbatako di Kampung Ciseupan Kota Cimahi.Solusi yang diberikan berupa Pelatihan Perencanaan Bisnis bagi Usaha Kecil Pengolahan Batako Kampung Ciseupan Kota Cimahi.

Progam pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan, bertujuan untuk meningkatkan omzet penjualan Cuanki Kang Raffie yang terletak di kota Bandung dengan cara pemasaran digital yang optimal dan pencatatan keuangan yang sistematis. Program pengabdian pada masyarakat ini berbentuk pelatihan serta pendampingan pada pelaku usaha untuk melihat hasil dari pembekalan keilmuan manajemen keuangan dan pemasaran di awal kegiatan. Program ini sebagai salah satu upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan usaha kecil agar dapat meningkatkan usahanya, serta berujung pada meningkatnya total pendapatan. Masalah yang sering dihadapi oleh para pelaku usaha diantaranya adalah tidak dilakukannya sistem pencatatan keuangan yang sistematis sehingga berdampak pada tidak terlihatnya marjin keuntungan antara modal dengan biaya yang dikeluarkan. Hal itu juga berpengaruh pada perencanaan pemasaran pada periode berikutnya. Ditambah tidak optimalnya proses komunikasi pemasaran secara digital yang dilakukan oleh pelaku usaha. Objek pengabdian kepada masyarakat ini adalah Cuanki Kang Raffie yang beralamat di Jl. Pasirlayung I No. 2 Bandung. Dengan adanya akun Instagram dan proses pencatatan keuangan yang baik, maka akan tercipta optimalisasi omzet. Sesuai dengan harapan dari pelaku usaha, bahwa dengan adanya pemasaran digital dan pencatatan keuangan yang baik, maka akan lebih mudah merumuskan strategi kedepannya.