Bengkuang mengandung kadar air yang tinggi berkisar 86-90% sehingga jika diolah untuk menjadi produk berupa cake akan memberikan kadar air yang juga tinggi dan menyebabkan produk menjadi tidak tahan lama. Dengan sifat alami bengkuang tersebut maka dilakukan upaya pemanfaatannya menjadi cake bengkuang dalam rangka pengembangan olahan dari bengkuang, peningkatan nilai tambah, dan diversifikasi olahan pangan berbasis bahan baku lokal yang cukup potensi di kota Padang. Bengkuang dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi pangan semi basah berupa cake bengkuang dengan jumlah bengkuang yang dominan yakni sampai 50% dari adonan cake namun hanya mempunyai ketahanan simpan selama 3 hari. Guna meningkatkan masa simpannya dilakukan penelitian pengurangan kadar air bahan baku bengkuang dan penggunaan bahan pengikat dalam pembuatan cake bengkuang. Perlakuan pengurangan kadar air bengkuang dilakukan dengan menggunakan juicer dan dipress. Sebagai pembanding (kontrol) dilakukan tanpa pengurangan kadar air. Penggunaan bahan pengikat kadar air bengkuang adalah dengan penambahan kelapa, tepung maizena, dan tepung beras. Cake bengkuang menggunakan formula bahan pengikat kandungan air bengkuang dengan tepung maizena serta pengurangan kadar air bahan baku bengkuang dengan dipress memberikan hasil yang optimal dengan nilai organoleptik yang disukai panelis, kadar air 28,50%, karbohidrat 56,31%, protein 6,13%, lemak 10,23%, energi 341,86 kkal/100g, serat pangan 5,98%, kalsium 27,77mg/100g, dan inulin 5,92%, daya simpan selama 5 hari pada suhu kamar dan 4 minggu pada suhu kulkas.
ABSTRAKCassiavera ( Cinnamomum burmannii) mengandung pigmen berwarna coklat kemerahan sampai coklat tua yang digunakan sebagai bahan tambahan pada minuman jahe instan. Pengambilan pigmen dengan maserasi air pada suhu awal 25-27ºC dan 85-100ºC dengan lama maserasi 24, 48 dan 72 jam. Filtrat cassiavera dengan intensitas warna optimal yang didapatkan selanjutnya ditambahkan pada jahe bubuk dengan perbandingan antara jahe bubuk dan filtrat cassiavera b/v (10:1), (10:2) dan (10:3). Potensi pigmen cassiavera pada jahe instan dilihat dari intensitas warna dengan menggunakan spektrofotometer, uji total fenol dan tingkat kesukaan fanelis terhadap aroma, warna, dan rasa yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lamanya maserasi berpengaruh nyata terhadap intensitas warna produk. Pada pengambilan pigmen cassiavera didapatkan perlakuan terbaik pada maserasi dengan air pada suhu 85-100ºC selama 48 jam dan perbandingan jahe bubuk dengan filtrat cassiavera dalam pembuatan jahe cassiavera instan adalah 10:3 (b/v) dengan intensitas warna tertinggi 0,3813, memiliki total fenol 26,51 ppm, aroma, warna, dan rasa yang disukai oleh panelis dengan nilai rata rata 3,40; 3,47, dan 3,20. Pengujian intensitas warna menggunakan spektrofotometer yang diukur pada panjang gelombang 556 nm menunjukkan intensitas warna antara 0.0345-0.3813, dan total fenol antara 20,47-26,51 ppm.Kata Kunci: Pigmen cassiavera, maserasi, jahe cassiavera instan, minuman fungsional 25-27ºC and 85-100ºC taste, color, and aroma were 3.20, 3.40, and 3.40 respectively. The Color intensity was measured by using a spectrophotometer at a wavelength of 556 nm indicated the intensity of color between 0. 0345 -0.3813, and total phenols between 20.47 and 26.51 ppm. ABSTRACT Cassiavera (Cinnamomum burmannii) contains reddish brown to dark brown pigment that can be used as additives in instant ginger drink. The pigment was generated by maceration method in water at initial temperature
ABSTRAKRosellla (Hibiscus sabdariffa.L) telah digunakan secara tradisional sebagai minuman yang berkhasiat fungsional. Bunga rosella mengandung flavonoid metabolit sekunder, terpenoid, dan vitamin C yang berfungsi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemakaian gula dan ragi terhadap mutu cuka. Penelitian dilakukan dengan perlakuan penggunaan gula pasir (10, 15, 20, 25) %, fermentasi dengan ragi Saccharomyces cerevisiae (2, 4, 6) g dan waktu fermentasi sampai tiga minggu. Hasil fermentasi berupa cuka rosella selanjutnya diuji pH, kandungan asam asetat, kadar sari dan uji aktifitas antioksidan yang terdiri dari uji kualitatif fenolik, flavonoid, dan % inhibisi. Hasil penelitian optimal diperoleh pada perlakuan penggunaan gula 20% dan penambahan ragi 6 g dengan hasil analisis pH 2,67, asam asetat 14,80%, kadar sari 7,15% dan % inhibisi 31% serta secara kualitatif mengandung senyawaan fenolik dan flavonoid. Kata Kunci : Rosella, cuka rosella, asam asetatABSTRACT Rosellla (Hibiscus sabdariffa.L) has been traditionally used as nutritious functional beverages. Rosella flowers contain flavonoid secondary metabolites, terpenoids, and vitamin C, which are considered as antioxidant. Research aims to see the effect of sugar and yeast on quality of vinegar. The study was conducted with the treatment of sugar utilization (10, 15, 20, 25) %, fermentation with yeast Saccharomyces cerevisiae (2, 4, 6) g and fermentation time until three weeks. Rosella vinegar as a results of fermentation further was analyzed the pH, acetic acid content, extract content and antioxidant activity test consisted of qualitative test of phenolic, flavonoid, and % inhibition. Result of the optimal research was obtained in the treatment of sugar utilization 20% and the addition of yeast 6 g with analysis result of pH 2.67, acetic acid 14.80%, extract content 7.15%, and % inhibition 31%, moreover it contained phenolic and flavonoids compounds qalitatively.
ABSTRAKTalas kimpul (Xanthosoma sagittifolium) mengandung karbohidrat dan serat yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai sumber bahan pangan karbohidrat. Penelitian terdahulu telah dilakukan teknologi pembuatan talas blok (Hermianti et al, 2010). Pada penelitian ini dilakukan penggunaan talas blok untuk pembuatan aneka produk makanan basah, semi basah, dan makanan kering seperti roti, pastel, cookies, pancake, dan bubur talas dengan mensubstitusi tepung terigu dan tepung beras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penggunaan talas yang memberikan hasil yang optimal dalam pembuatan beberapa produk tersebut sehingga dihasilkan pangan dengan mutu yang baik dan disukai. Penelitian substitusi terigu dengan talas yang dilakukan dalam pembuatan roti, pastel, dan cookies 0% (kontrol/ tanpa talas blok), 25%, 50% dan 75%, untuk pancake dengan formula talas dengan terigu 0% (kontrol/tanpa talas blok), 30%, 50%,100%, sedangkan untuk bubur talas dengan formula talas dengan tepung beras 0% (kontrol/tanpa talas blok), 30%, 50%, dan 100%. Analisis kimia dilakukan terhadap bahan baku talas blok meliputi kadar air, kadar abu, kadar pati, dan protein sedangkan untuk produk olahan pangan dilakukan uji organoleptik (warna, aroma, rasa dan tekstur) berdasarkan tingkat penerimaan panelis. Produk cookies talas dan roti talas yang paling disukai panelis dianalisis kandungan lemak, protein, karbohidrat dan kalorinya serta daya simpan untuk produk makanan kering (cookies). Hasil penelitian menunjukkan talas blok mengandung kadar air 12,40%, kadar abu 1,12%, kadar pati 73,37%, amilosa 2,88%, amilopektin 70,49% dan protein 3,4%. Hasil uji organoleptik dengan hasil yang optimal dan lebih disukai adalah roti dan pastel dengan penggunaan 25% talas, cookies dengan penggunaan 50% talas, pancake dengan formula talas dengan tepung 50% dan bubur dengan pemakaian talas blok 30%. (Hermianti et al., 2010) Kata Kunci: Roti talas, pastel talas, pancake talas, cookies talas, dan bubur talas ABSTRACT Kimpul taro (Xanthosoma sagittifolium) contains high enough of starch and fibers so that it can functionate as a non-rice food carbohydrates source. Previous research was done a research about taro block process technology
Zat warna alam mempunyai tingkat kestabilan yang rendah dibandingkan pewarna sintetis dalam proses pengolahan, pemanasan, dan penyimpanan, karena pewarna alami mudah mengalami degradasi atau pemudaran. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pembuatan zat warna alam dalam bentuk bubuk dari bahan baku kunyit dan daun pandan yang memiliki tingkat kestabilan yang baik dalam penggunaannya sebagai bahan tambahan makanan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan ekstrak kurkumin dari kunyit dan klorofil dari daun pandan yang optimum dengan variasi pemakaian air panas dan pH. Terhadap ekstrak dilakukan pemakaian a tocoferol dan dekstrin yang optimum untuk mendapatkan bubuk kering dari kunyit dan daun pandan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH larutan ekstraksi yang terbaik untuk kunyit 0 adalah pH 4 pada suhu pemanasan 60 C dengan nilai absorban 0,8539, sedangkan untuk pH optimum ekstraksi klorofil dari daun pandan adalah pH 10 dengan absorban 0,9208. Pemakaian dekstrin 1-3% dapat meningkatkan kestabilan zat warna.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.