Phytoplankton is a biological parameter that can be used as an indicator to evaluate the quality and level of fertility of a water. Changes in water quality as a result of the large load of nutrients entering the Ciliwung River will affect the life of phytoplankton. This study aims to see the comparative index of diversity (H ') and the Dominant Index (D) of phytoplankton in Ciliwung River from upstream to downstream. The study was conducted from December 2016 to February 2017 from upstream to downstream of the Ciliwung River. From the index analysis of diversity and index of dominance, there was a significant difference, where the downward index of diversity (H ') of phytoplankton was lower, ranged between 1,21 and 2,6 (the index of diversity ranging from low to medium). Otherwise, the dominance index showed the opposite result. The more downstream the dominance index is higher than the upstream, ranged between 0,09 and 0,68. Thus the index of diversity and the index of phytoplankton dominance has a relationship inversely. Differences of diversity index and dominance index in upstream to downstream poses an imbalance of ecosystem in Ciliwung River.
The cultivation of Daphnia magna usually uses fertilization method, both organic and inorganic fertilization. The cultivation of Daphnia magna. Usually done by using chicken manure as a culture medium to grow microorganisms as feed Daphnia magna. In addition to efforts to grow microorganisms as a source of nutrients for Daphnia magna, it is necessary additional protein intake is useful for the population of microorganisms. Protein sources obtained from Tofu dregs. Objectives to be achieved from the implementation of this research are: 1). Know the effect of dosage of manure (chicken manure) with tofu tofu as feed for population growth of Daphnia magna. 2). Knowing the population growth rate of Daphnia magna. 3). Knowing the quality of Daphnia magna as a natural food of fish seed. The research method was chicken dung manure combined with dregs of tofu (22.5 g / l tofu, 7.5 gr / l of chicken manure), (15 g / l tofu, 15 g / l of manure Chickens), 7.5 gr / l tofu, 22.5 g / l of chicken manure), (30 g / l of chicken manure), 30 gr / l tofu ) and without chicken manure and tofu dregs. The results showed that population growth, growth rate and peak population were significantly different between the treatment of chicken manure and tofu dregs. While long growth there is no significant difference between the treatment of chicken manure and tofu dregs.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh 17α-Metil Testosteron dalam sex reversal dengan dosis yang berbeda terhadap nisbah kelamin dan kelangsungan hidup ikan cupang melalui perendaman larva umur 1 hari setelah menetas. Dosis yang diberikan terhadap perlakuan adalah (P1) 5 mg/l, (P2) 10 mg/l, (P3) 15 mg/l, (P4) 20 mg/l dan perendaman tanpa bahan metil testosteron sebagai kontrol (K). Parameter yang diuji adalah presentase jantan dan kelangsungan hidup ikan cupang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan perendaman larva ikan cupang berumur 1 hari dengan rendaman metil testosteron dan dibandingkan dengan perlakuan kontrol (tanpa bahan), masing-masing perlakuan diulangi sebanyak 3 kali ulangan. Hasil penelitian menujukkan bahwa dosis yang paling efektif dalam perlakuan perendaman larva ikan cupang terhadap presentase ikan cupang jantan adalah pemberian dosis 20 mg/l dengan hasil 100%.
Pakan merupakan salah satu bagian terpenting dalam budidaya secara intensif. Ditinjau dari segi ekonomi, biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pakan mencapai 65% dari total biaya produksi. Ikan memperoleh energi untuk melakukan segala aktivitas kehidupan dan pertumbuhan dari pakan yang dikonsumsinya. Pakan yang dimakan tidak akan seluruhnya dimanfaatkan oleh ikan untuk pemenuhan energi tersebut. Sebelum diserap oleh tubuh dan dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pertumbuhan, pakan yang dimakan akan melalui beberapa jalur terlebih dahulu. Sisa pakan yang tidak dapat diserap akan dikeluarkan kembali dari tubuh dalam bentuk feses. Dengan demikian, kemampuan penyerapan pakan oleh ikan bergantung pada kemampuan cerna pakan oleh ikan itu sendiri. Semakin baik kemampuan cerna ikan maka akan semakin sedikit sisa makanan yang dibuangnya (feses). Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui kecernaan ikan nila pada tiga stadia yang berbeda (kecil, sedang, dan besar). Kemudian dapat dilihat profil aktivitas enzim terkait dengan stadia dan kemampuan pemanfaatan pakan. Ukuran ikan nila besar yang digunakan adalah 7 – 8 cm dengan bobot rata – rata 25,17 g/ekor, nila sedang 4-5 cm dengan bobot rata-rata 13,58 g/ekor dan nila kecil 2 – 3 cm dengan bobot rata – rata 0,74 g/ekor. Parameter yang diamati adalah Jumlah Konsumsi Pakan (JKP), Pertumbuhan Relatif (PR), Feed Conversion Ratio (FCR), Retensi Lemak (RL), Retensi Protein (RP), Kecernaan, dan enzim protease. Jumlah konsumsi pakan ikan besar lebih banyak daripada jumlah konsumsi pakan ikan sedang dan kecil, namun sebaliknya, pertumbuhan relatif ikan besar dan sedang lebih kecil daripada ikan kecil. Namun, aktivitas enzim protease dan kecernaan tidak memiliki perbedaan yang berbeda nyata.
Ikan mas koki jenis oranda merupakan salah satu yang paling populer dan paling banyak digemari pecinta ikan hias. Aplikasi akuaponik merupakan salah satu teknik budidaya alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan seperti membutuhkan lahan atau media yang relatif besar. Sisa pakan dan kotoran hasil metabolisme ikan dalam air dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman air secara resirkulasi sehingga memperbaiki kualitas air pemeliharaan. Hal tersebut akan meningkatkan nafsu makan dan pertumbuhan pada ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan tanaman selada dan anggrek dalam pertumbuhan ikan mas koki (Carassius auratus). Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan (kontrol, selada, anggrek) dan empat kali ulangan. Ikan yang diujikan berukuran ± 4-8 cm dan bobot ± 3-8 g yang dipelihara dalam akuarium berukuran 20x20x30cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem mini akuaponik ikan mas koki memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan sistem non-akuaponik. Hasil dari sistem mini akuaponik menuggunakan tanaman anggrek yaitu SGR 0,06 ± 0,02 g/hari, SR 92,86 ± 1,00 %. Kadar amonia dalam sistem mini akuaponik dengan menggunakan 2 jenis tanaman selada dan anggrek ini masih dalam kisaran yang layak untuk pembesaran ikan mas koki hingga hari ke 40. Berdasarkan hasil penelitianinimaka dapat disimpulkan bahwa sistem mini akuaponik dapat meningkatkan pertumbuhan ikan mas koki.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.