Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan prevalensi yang meningkat tiap tahun. Insulitis merupakan keadaan patofisiologis inflamasi dari pulau langerhans pankreas yang berperan penting dalam mempertahankan homeostasis glukosa darah dan berkorelasi dengan perkembangan diabetes melitus tipe 2. Centella asiatica merupakan tanaman yang mengandung antioksidan jenis pentacyclic triterpenes yang mempunyai aktivitas antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Tujuan. Menganalisis pengaruh pemberian ekstrak etanol pegagan terhadap kadar gula darah dan derajat insulitis tikus Wistar jantan induksi sreptozotocin-nicotinamide. Metode. Penelitian ini terdiri atas enam perlakuan yaitu kontrol normal (K-), kontrol diabetes (K+), ekstrak etanol pegagan dosis 300 mg/kg BB (P1), ekstrak etanol pegagan dosis 600 mg/kg BB (P2), ekstrak etanol pegagan dosis 1.200 mg/ kg BB (P3), dan pemberian obat metformin dosis 45 mg/kg BB (P4), tikus diterminasi pada lama pemberian 28 hari dan 35 hari di laboratorium PSPG UGM Yogyakarta. Analisis statistik menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan uji lanjut menggunakan Duncan multiple range test (DMRT) untuk mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol pegagan mengandung zat aktif asiaticoside dan aktivitas antioksidan 86,81%. Pemberian ekstrak etanol pegagan menurunkan kadar gula darah pada lama pemberian 28 hari (p=0,001) dan 35 hari (p=0,001). Pemberian ekstrak etanol pegagan menurunkan derajat insulitis pada lama pemberian 35 hari (0,008), namun tidak signifikan pada lama pemberian 28 hari (p=0,368). Kesimpulan. Esktrak etanol pegagan dosis 600 mg/kg BB paling efisien dalam menurunkan kadar gula darah dan derajat insulitis sehingga mencegah kondisi hiperglikemia dan inflamasi dibandingkan obat oral antidiabetes dengan efek samping yang ditimbulkannya.
Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Konsumsi makanan rendah indeks glikemik yang mengandung pati resisten, asam amino esensial, vitamin, mineral, dan antioksidan membantu terapi DM. Makanan tersebut dapat dikembangkan dari bahan pangan lokal, yaitu pisang kepok (Musa paradisiaca), kedelai (Glycine max), dan daun kelor (Moringa oleifera). Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formulasi biskuit berbasis dasar tepung kecambah kacang kedelai, pisang kepok, dan daun kelor (kepilor) sebagai kudapan sehat bagi penderita DM sehingga membantu mencegah terjadinya komplikasi. Metode. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 proporsi formulasi (P1, P2, dan P3) dan satu kontrol (P0). Penepungan, pembuatan biskuit, dan uji organoleptik dilaksanakan di laboratorium Ilmu Teknologi Pangan, Poltekkes TNI AU Adisutjipto, sedangkan analisis kadar gizi dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG), Universitas Gadjah Mada. Data hasil uji organoleptik dan kadar gizi dianalisis menggunakan software SPSS dengan uji Anova dengan tingkat kemaknaan p<0,05 dan bila sangat berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan uji DMRT. Hasil. Subtitusi tepung kepilor menurunkan daya terima panelis secara signifikan pada atribut warna, aroma, rasa, dan tekstur biskuit kepilor yang dihasilkan. Penambahan tepung kepilor meningkatkan kadar air, abu, protein, lemak, pati, dan serat serta menurunkan kadar lemak dan karbohidrat biskuit kepilor dibandingkan dengan biskuit kontrol. Kadar protein pada biskuit kepilor telah memenuhi SNI biskuit, tetapi kadar air biskuit kepilor belum memenuhi. Kadar karbohidrat, protein, dan lemak pada biskuit kepilor formulasi P1–P3 telah memenuhi syarat diet penderita diabetes melitus. Kesimpulan. Kandungan zat gizi biskuit kepilor terpilih adalah formula P1 kadar air 5,46 persen, kadar abu 2,11 persen, kadar protein 14,91 persen, kadar lemak 18,63 persen, kadar karbohidrat 58,95 persen, kadar serat 0,69 persen, dan kadar pati 41,82 persen.
Informasi yang kurang dan rendahnya pengetahuan mengenai hipertensi dapat menjadi salah satu penyebab hipertensi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah penyuluhan mengenai hipertensi. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai alternatif pencegahan hipertensi. Penyuluhan dilakukan menggunakan metode ceramah, pembagian booklet, emo demo dengan 55 responden ibu PKKBD. Metode emo demo yang digunakan bertujuan agar informasi yang diberikan dapat lebih mempengaruhi emosi masyarakat. Emo demo yang diberikan berupa cara membuat sari tempe. Hasil penyuluhan menemukan adanya perbedaan signifikan skor pretest dan postest mengenai pengetahuan hipertensi setelah dilakukan penyuluhan menggunakan metode ceramah, pembagian booklet, dan emo demo. Hasil ini membuktikan bahwa penggunaan ketiga metode tersebut secara bersama - sama efektif dalam meningkatkan pengetahuan hipertensi. Ibu Kader yang mengikuti kegiatan juga ikut aktif dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Tim pengabdian masyarakat berharap agar pembuatan sari tempe melalui emo demo tersebut juga dapat disosialisasikan kembali oleh ibu PKKBD kepada masyarakat Desa Argorejo agar dapat diaplikasikan.
be implemented by all policymakers. One of the strategic issues in accelerating stunting reduction in Indonesia is strengthening and increasing institutional capacity in reducing stunting. It is necessary to maintain regulations to ensure the implementation of stunting prevention and control efforts in the regions, and increase knowledge, and community participation. Objective: This study aims to determine the readiness to implement an integrated stunting reduction intervention through the DESA EMAS program at the stunting locus in Klojen District. Research method: This study uses a descriptive study method which was carried out in September – October 2022. The target of the study is regional apparatus organizations at the sub-district level at three stunting in Klojen District. Data collecting in the form of interviews with guided questions related to commitment, supporting factors, inhibiting factors, and sub-district programs. Data analysis was done descriptively in the form of textual. Results: The readiness to implement an integrated stunting reduction intervention through Desa Emas Program can be seen from the commitment of the three loci to stunting handling, cross-sectoral collaboration, and the availability of human resources capable of making three program (DASHAT, Budikdamber and urban farming). Commitment to human resources through the involvement of sub-district officials, sub-district health workers, assistant staff for stunting activities, health development cadres, POSYANDU cadres, and PAUD teachers. Conclusion: The three sub-districts in Klojen District have made efforts to implement stunting management commitments through available resources and limited funding. Keywords: stunting, commitment, Klojen District, Malang City
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.