LATAR BELAKANG : Masalah kesehatan yang berhubungan dengan berat badan seperti obesitas telah berkembang semakin luas. Obesitas sendiri akan berdampak pada berbagai komplikasi kesehatan seperti gangguan sistem muskuloskeletal, kardiovaskular, gangguan kemampuan fisik dan lain-lain. Gangguan muskuloskeletal dikarenakan obesitas akan menjadi beban yang berlebih pada sendi lumbosacral sehingga akan menyebabkan pembentukan kurva lumbal yang abnormal (hiperlordosis). TUJUAN : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan peningkatan kurva lumbal pada mahasiswa dan melihat ada tidaknya hubungan antara lingkar pinggang dan peningkatan kurva lumbal. METODE : Penelitian menggunakan studi observasional dengan desain cross-sectional yang mengikutsertakan 88 mahasiswa yang melakukan pemeriksaan kurva lumbal. Selama dilakukannya pengukuran kurva lumbal, para responden diposisikan berdiri tegak dalam posisi yang rileks tanpa menggunakan alas kaki. Kurva lumbal setiap responden diukur dengan alat ukur flexible ruler dan hasilnya disalin kedalam kertas putih polos. Dihitung derajatnya menggunakan rumus yang telah ditetapkan dan baku. Berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang juga dilakukan pengukuran. HASIL : Terdapat hubungan antara obesitas dengan peningkatan kurva lumbal pada mahasiswa dan adanya hubungan antara lingkar pinggang dengan peningkatan kurva lumbal. Dibuktikan pada hasil uji chi square didapatkan p = 0,000 pada obesitas dengan peningkatan kurva lumbal dan p = 0,000 pada lingkar pinggang dengan peningkatan kurva lumbal. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan peningkatan kurva lumbal. KESIMPULAN : Pada penelitian ini menunjukkan bahwa berat badan obesitas dan lingkar pinggang yang berlebih memiliki hubungan dengan peningkatan kurva lumbal pada mahasiswa.
BACKGROUND : Health problem that caused by higher BMI have grown broadly. Musculoskeletaldisorders due to higher BMI will cause an excessive burden on the lumbosacral joints. .Moreover, excess waistcircumference can also lead to malformation of lumbal curvature.Purpose: This study aims to determine the relationship between higher Body Mass Index (BMI) and excesswaist circumference with the higher curvature in young adult.Method: This study used observational study with cross-sectional design involving 88 students whoperformed measurement of body weight, height, and waist circumfrences, also lumbar curve examination. Themeasurement of waist circumference was done by circling the flexible tape on waist. For the measurement ofthe lumbar curve,each respondent is measured by a flexible ruler.Results: chi square test obtained p = 0,000 in high BMI with the increasing of lumbar curve and p = 0,000 inexcess waist circumference with the increasing of lumbar curve. So, there is a correlation between higher BMIand excess waist circumference with the increase of lumbar curve in the young adults.Conclusions: In this study showed that higher BMI and excess waist circumference have correlation with theincrease of lumbar curve in the students.Keywords: body mass index, waist circumference, tape measure, hyperlordosis, flexible ruler.
Batako beton dibuat dengan cara manual dan mekanis. Batako beton yang dibuat dengan menggunakan mesin cetak bertenaga dinamo volt (listrik) disebut batako mekanis. Sistem mekanis yang diterapkan pada mesin cetak batako antara lain, tuas, energi potensial, dan gaya sentrifugal. Di Kota Kendari potensi pasir tersedia, sehingga bahan bangunan berbasis pasir mudah dibuat oleh masyarakat. Produk batako yang dihasilkan dengan mesin cetak batako lebih berkualitas, efisien, presisi, daya serap rendah, kuat tekan tinggi, tidak mudah retak, dan ekonomis. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengkaji pembuatan batako beton mekanis terhadap alat-alat kerja, bahan-bahan kerja, dan cara pembuatan di Kota Kendari. Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini. Data didapat dengan cara observasi dan diskusi mendalam terhadap pekerja dan pemilik pabrik batako. Teknik analisis deskriptif naratif digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini disimpulkan bahwa lori, sekop, sapu lidi, ember, kaus tangan, balon karet, mesin cetak batako, pengalas batako, kantong semen, alat penggosok mesin cetakan, sapu ijuk, oli tidak terpakai, kuas, pecahan pipa paralon, pemukul sekop, dan timba digunakan sebagai alat-alat kerja untuk membuat batako mekanis. Pasir, semen, dan air digunakan sebagai bahan-bahan pembuat batako beton mekanis. Batako beton mekanis dibuat dengan tahap pengadukan adonan kering, pengadukan adonan lembab, percetakan, pengeringan pertama, penyiraman, dan pengeringan kedua. Kata kunci: Batako, Beton mekanis, Kendari, Sulawesi Tenggara
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.