Coronavirus disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang memiliki bentuk dan perilaku menyerupai virus SARS. Persentase angka kematian nasional adalah 4,23, yang berada di atas angka kematian rata-rata nasional. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kematian pasien Covid-19 di RS Pemerintah Bengkulu.Dengan tujuan Mengetahui hubungan sosiodemografi dengan luaran klinis pasien COVID-19 di Bengkulu.dengan metode Penelitian kohort retrospektif dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya melibatkan pasien terkonfirmasi COVID-19, dengan total sampel 127 pasien yang dirawat di rumah sakit selama April, Mei, dan Juni 2021.Dan mendapatkan hasil Semua pasien yang dirawat di Rumah Sakit Pemerintah Bengkulu antara April dan Juni 2021 menggunakan azitromisin atau levofloxacin + oseltamivir + vitamin sebagai pengobatan. Hasil dari infeksi covid-19 memiliki beberapa faktor korelasi yang signifikan: usia (0,0001), pekerjaan (0,0001) dan penyakit penyerta (0,0001). Kesimpulan Outcome klinis terburuk paling banyak ditemukan pada pasien yang menderita Diabetes dan berusia lebih dari 50 tahun.
Asam Jawa dan sereh wangi merupakan tanaman Indonesia yang banyak ditanam dan mudah diperoleh masyarakat. Minyak sereh wangi banyak dimanfaatkan sebagai anti bakteri karena kandungan metabolit sekundernya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi anti bakteri hard candy dengan bahan aktif ekstrak asam Jawa dan minyak sereh wangi. Ekstrak buah asam jawa dibuat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Hard candy dibuat dalam 3 formula dengan bahan aktif ekstrak asam Jawa dan minyak sereh wangi 0,1% (F1), minyak sereh wangi 0,2%(F2), dan minyak sereh wangi 0,3% (F3), Pengujian aktivitas antibakteri hard candy menggunakan metode difusi cakram dengan mengukur diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil uji diameter zona hambat F1, F2, dan F3 terhadap Escherichia coli berturut-turut sebesar 4,25, 4,38, dan 5,35 mm. Hasil uji diameter zona hambat F1, F2, dan F3 terhadap Staphylococcus aureus berturut-turut sebesar 2,30, 2,67, dan 2,90 mm. Hal ini menunjukkan hard candy dengan ekstrak asam jawa dan minyak sereh wangi berpotensi sebagai anti bakteri. Perbedaan diameter zona hambat antar formula dianalisis menggunakan One Way Anova dan diperoleh nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat perbedaan aktivitas anti bakteri yng signifikan antar kelompok. Konsentrasi minyak sereh berpengaruh terhadap aktivitas antibakteri di mana semakin tinggi konsentrasi minyak sereh dalam formula maka semakin besar aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Kata kunci : Minyak sereh wangi,Asam Jawa, Hard Candy, Antibakteri.
Abstrak: Dalam mengurangi resiko penularan terhadap tenaga kesehatan, Pemerintah telah memberikan Vaksinasi Covid-19 ke-3 Booster sejak bulan Agustus 2021. Penelitiaan ini menggunakan Vaksin Astra Zeneca, Vaksin Moderna dan Vaksin Pfizer. Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi hasil efektivitas vaksin ke-3 Booster dan luaran klinis tenaga kesehatan pascavaksinasi di RSUD Kalimantan Barat. Metode penelitian Observasional Cross-sectional Prospective dengan melakukan kuesioner dan wawancara kepada tenaga Kesehatan, Sampel yang diambil secara convenience sampling dan analisis statistik chis-square. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang disebarkan di rumah sakit. Pada penelitian di dapatkan bahwa sebanyak 12,60% (14 dari 118 tenaga kesehatan) terjangkit Covid-19. Kebiasaan yang mempengaruhi dari efikasi vaksinasi booster ke-3 adalah berjemur di matahari (p < 0,05). Tingkat keparahan yang rendah dari tenaga kesehatan yang terjangkit Covid-19 pasca vaksin booster ke-3 hal ini dapat dilihat dari tempat rawatan yaitu 97% isolasi mandiri, tanpa menggunakan antivirus 60% dan tanpa penggunaan antibiotik 77%. Jenis vitamin yang paling banyak digunakan adalah vitamin C. Sehingga dengan ini vaksinasi booster bertujuan untuk mencegah serta menurunkan tingkat keparahan dari pasien yang terjangkit Covid-19 pasca vaksinasi.
The increasing number of patients chronic and terminal disease such as cancer,COPD, stroke, hearth failure, degenerative desease, HIV/AIDS that requirepalliative care according to the 2007 Ministry of Health Policy. The application ofpalliative care in Indonesia is not optimal because there are still many nurses andthe community who do not know about palliative care. The purpose is to optimizethe role of nurses in screening palliative care and providing palliative nursinginterventions. This study method uses sharing knowledge and training withmeasured their level of knowledge about palliative care. The stages includesocialization, pre test, presentation, demonstrations, post test and follow up plans.The result showed that the majority aged 41-50 years old, female gender, educationbachelor, length of work 11-20 years, increase knowledge majority being good(60%). This community service is important to improve the application ofpalliative care in health services and in the community.
Pendahuluan: Diabetes melitus adalah penyakit yang kompleks, suatu penyakit kronis yang membutuhkan perawatan medis terus menerus (kontinyu). Untuk meningkatkan hasil klinis pasien dan keberhasilan dalam terapi diperlukan suatu kolaborasi interprofesi. Tujuan: Penelitian ini menganalisis kolaborasi dokter dan apoteker di Puskesmas se-kota Surabaya khususnya dalam menangani terapi pasien diabetes melitus dari perspektif dokter. Metode: Desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan dalam waktu 3 bulan di 63 Puskesmas kota Surabaya dengan responden 63 dokter. Instrumen yang digunakan “Kuesioner Kolaborasi Dokter” yang meliputi variabel bebas (karakteristik pertukaran dengan domain kepercayaan, hubungan inisiasi dan peran spesifikasi) dan variabel terikat (praktik kolaborasi). Analisis data menggunakan analisis nonparametric dengan korelasi Rank Spearman Test untuk mengetahui hubungan antara variabel karakteristik pertukaran. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,000) antara masing-masing dari ketiga domain dengan praktik kolaborasi (collaborative practice) dokter dan apoteker. Hubungan inisiasi dokter merupakan domain yang memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap praktik kolaborasi, diikuti domain peran spesifikasi dan kepercayaan. Kesimpulan: Ketiga domain dalam CWR memengaruhi praktik kolaborasi, namun dibutuhkan informasi lebih lanjut mengenai implementasi kolaborasi antara dokter dan apoteker di Puskesmas dalam penanganan pasien diabetes melitus serta perspektif apoteker mengenai praktik kolaborasi dengan dokter.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.