Regional economic growth is expressed in the Gross Domestic Regional Product is a good indicator in analyzing the economic conditions of a region. East Java is a province with high regional economic growth. This is supported by adequate government spending, labor, and local revenue. In terms of government expenditure that always experienced increase, indicating more activities financed by the government budget so that the expected multiplier effect is also greater. On the other side of the labor force, East Java has great potential, 19, 36 million people by 2015. Finally, in terms of Original Local Government Revenue, in 2015 the percentage of realization of Original Local Government Revenue East Java is even able to exceed the percentage of realization of state revenues derived from taxes. This study aims to determine the effect of government spending, labor, and Original Local Government Revenue on regional economic growth in 38 districts / cities in the Province of East Java period 2010-2015. Using panel data analysis, it was found that government spending, labor, and Original Local Government Revenue variables were positively and significantly influenced regional economic growth.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh curahan jam kerja, pendidikan. usia dan jumlah tangungan keluarga terhadap tingkat pendapatan masyarakat miskin di Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara, yang dilaksanakan dari bulan mei hingga oktober 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Insana yang tergolong miskin yang berjumlah 2.149 dan teknik sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan menggunakan rumus Slovin sehingga jumlah sampel sebesar 96 orang responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linear Berganda dengan pengujian hipothesis Uji t dan Uji F. Hasil penelitian menunjukan bahwa baik secara parsial maupun simultan ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel curahan jam kerja (X1), pendidikan (X2), usia (X3), dan jumlah tanggungan keluarga (X4) terhadap pendapatan (Y) Masayarakat Miskin Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara. Hasil ini dilihat dari nilai coeficient regrresi yang bernilai positif dan juga perbandingan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel serta nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel.
Kabupaten TTU merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berbatasan langsung dengan Negara Republik Demokratik Timor Leste. Kondisi daerah yang berada di lintas batas antar negara ini memiliki potensi ekonomi yang cukup besar dalam mendongkrak perekonomian wilayah karena berada pada jalur perdagangan antar dua buah negara. Akan tetapi fakta dari berbagai indikator makro ekonomi menunjukan bahwa selama tahun 2007-2012 dengan melihat data PDRB pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami trend positif tidak berkorelasi kuat atau berbanding terbalik (negatif) dengan penurunan angka kemiskinan, pengangguran, angka indeks pembangunan manusia yang makin membaik dan juga masih tingginya ketimpangan pendapatan yang terpresentasekan lewat ukuran indeks wiliamson. Sehingga salah satu tantangan utama yang dihadapi pemerintah Kabupaten TTU sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah adalah pengetahuan dan pemahaman akan potensi daerah yang dimiliki dalam upaya mewujudkan pertumbuhan yang inklusif. Metode yang dipergunakan dalam rangka menjawab rumusan masalah penelitian ini adalah dengan menggunakan Analisis Deskriptif Kuantitatif dan Kualitatif. Dimana, Analisis Tipologi Klasen mengukur pemetaan tipologi daerah Kab. TTU dalam wilayah Provinsi NTT dan juga tipologi sektoral dalam melihat hubungan antara pertumbuhan dengan penyerapan tenaga kerja tiap sektornya. Selanjutnya, untuk menjawabi strategi pembangunan pengembangan sektor yang dapat mendorong terwujudnya pertumbuhan inklusif maka digunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian berdasarkan matriks tipologi klassen, dapat ditarik kesimpulan bahwa selama periode analisis (2007 -2012) Kabupaten TTU terkategori sebagai daerah berkembang dan secara keseluruhan dari 9 sektor ekonomi pembentuk PDRB, yang berada dalam kuadran sektor unggulan dan merupakan sektor yang dapat mendorong terwujudnya pembangunan inklusif di Kabupaten TTU adalah sektor pertanian. Akan tetapi tingginya pertumbuhan sektor pertanian dalam menyerap tenaga kerja justru menyimpan ragam persoalan kemiskinan pada pelaku usaha tani itu sendiri. Mengindikasikan bahwa, pertumbuhan sektor pertanian masih bersifat eksklusif disebabkan karena adanya gejala disparitas kepemilikan faktor produksi yang timpang. Ketimpangan faktor produksi ini dilihat dari tiga aspek mendasar dalam pembangunan pengembangan sektor pertanian antara lain; Tingginya disparitas kepemilikan lahan, rendahnya aksebilitas pasar dan rendahnya aksebilitas teknologi.
Various policy packages from the local government are currently being activated to reduce the spike in poverty rates in the Province of East Nusa Tenggara. This is because this province is still classified as the poorest province in Indonesia. Realizing this, the aim of this research is to find out the dominant factors that influence the high number of poor people in NTT Province. In an effort to answer research problems, the analytical tool used is panel data analysis where the number of analysis units or cross section data is all districts/cities in NTT Province as many as 22 districts while for time series data starting from 2018-2021. The results of data analysis show that either partially or simultaneously, each independent variable, namely economic growth, the human development index and also the number of residents has proven to have a significant influence on the number of poor people in NTT Province.
North Central Timor Regency is one of the regencies in the border region of the Republic of Indonesia-Timor Leste. This region is still categorized as an underdeveloped region with a fairly high percentage of poverty. The most reliable source of regional revenue comes from potential regional taxes and levies. Therefore, the purpose of this study is to determine the regional financial performance when viewed from the ratio of regional financial independence, the ratio of regional financial dependence and fiscal decentralization. Some of the variables used for data analysis needs are the value of PAD, Balancing Funds and Capital Expenditures from 2001-2018 obtained from the publications of the Central Statistics Agency. The results showed thatRegional financial capacity seen from the regional financial independence of North Central Timor Regency in financing its regional needs in the context of implementing regional autonomy is still low and dependence on other regions through the central government is very high.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.