Pangan adalah kebutuhan utama manusia dan terus meningkat seiring perkembangan jumlah penduduk. Kebutuhan pangan dapat dipenuhi dari sumber daya alam yang ada, terutama dari golongan tumbuhan. Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan tumbuhan salah satunya dalam memenuhi kebutuhan pangan. Pola pemanfaatan tumbuhan oleh suatu masyarakat sangat berkaitan dengan kebudayaan mereka. Sehingga kebudayaan suatu daerah dapat menentukan jenis pangan, cara pengolahan dan penyajiannya. Pemanfaatan tanaman adalah sesuatu yang kental bagi suku Using terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan. Dokumentasi pemanfaatan tanaman pangan oleh suku Using belum banyak dilakukan, sehingga peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan lokal terhadap tanaman pangan dan pemanfaatannya pada masyarakat suku Using Kabupaten Banyuwangi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan lokal masyarakat suku Using terhadap tanaman pangan serta cara pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Lokasi penelitian dilakukan di lima kecamatan meliputi Glagah, Giri, Kabat, Singojuruh dan Rogojampi. Metode penelitian adalah survei dengan pegambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Pengumpulan data pemanfaatan tanaman dengan wawancara terstruktur dan semi-terstruktur. Hasil penelitian diperoleh 40 spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan tergabung dalam 25 famili. Tanaman pangan dikategorikan dalam bahan pangan utama, bahan pangan tambahan dan bahan minuman beraroma. Bahan pangan tambahan meliputi umbi-umbian, sayur-mayur, buahbuahan, biji-bijian, kacang-kacangan, bumbu dan aroma masakan. Habitus tanaman yang banyak dimanfaatkan adalah perdu, semak dan terna. Tanaman pangan banyak diperoleh dari hasil budi daya, dengan organ buah lebih banyak dimanfaatkan. Cara pengolahan yang paling sering dilakukan adalah dengan cara dimasak.
Bivalvia (kerang-kerangan) adalah biota yang biasa hidup menetap di dalam substrat dasar perairan. Bivalvia memiliki nilai penting di dalam ekosistem air laut. Secara ekologis Bivalvia dikategorikan sebagai biota penting penyusun suatu ekosistem karena Bivalvia bersifat filter fideer sehingga Bivalvia mampu menyaring bahan-bahan organik yang ada di dalam perairan Penelitian dilakukan di Hutan Mangrove Pantai Bama Taman Nasional Baluran pada bulan Maret-September 2020 dengan metode Purposive sampling dan tehnik Pengambilan sampel dibagi menjadi 3 stasiun dengan jarak tiap stasiun 200 m dan dengan luas tiap stasiun 450 m2. Setiap stasiun dibagi menjadi 3 garis transek jarak tiap garis transek 30 m, dalam satu garis transek terdapat 10 plot berukutan 2 × 2 m2.. Dari hasil penelitian didapatkan peroleh 8 Famili 9 Genus dan 9 Spesies, diantanya yaitu: Famili Arcidae, Mactridae, Mytilidae, Veneroidae, Placunidae, Ostreidae, Tellinidae dan Pinnidae. Adapun 9 Genus yang ditemukan diantaranya: Anadara, Barbatia, Spisula, Modiolus, Periglypta, Placuna, Saccostrea, Tellina dan Pinna, sedangkan 9 Spesies yang di temukan yaitu: Anadara granosa, Barbatia Barbata, Spisula solida, Modiolus barbatus, Periglypta poerpera, Placuna Placenta, Saccostrea cucullata, Tellina timorensis, Pinna Nobilis.Total keseluruhan Bivalvia Mangrove yang diperoleh yaitu 628 individu, indek keanekaragaman di seluruh stasiun mempunyai rata-rata Hˊ= 1,66 dengan katagori sedang, sedangkan indeks dominansi di semua Stasiun mempunyai rata-rata C= 0,22. Maka indeks dominansi di katagorikan rendah,
Gastropoda pada Resort Kucur selain sebagai dekomposer juga berfungsi sebagai indikator stabilitas lingkungan. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui pola distribusi dan komposisi gastropoda yang berada di Resort Kucur Taman Nasional Alas Purwo. Metode yang digunakan adalah purposive sampling, terbagi menjadi 3 stasiun dengan jarak antar stasiun sejauh 1 km dengan jarak antar transek 30 m dan pada setiap garis transek diletakkan plot berukuran 2×2 m 2 dengan jarak antar plot 10 m.
Kawasan Mangrove Pantai Bama adalah salah satu kawasan yang menjadi area konservasi Taman Nasional Baluran. Terbatasnya informasi mengenai Keanekaragaman Gastropoda di Hutan Mangrove Pantai Bama Taman Nasional Baluran tepatnya di area mangrove Kelor-Manting hal ini yang mendorong peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman Gastropoda di daerah tersebut. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman dan dominansi Gastropoda yang ada di Hutan Mangrove Pantai Bama Taman Nasional Baluran. Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Maret-9 April 2020. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dibagi menjadi 3 stasiun dengan jarak tiap stasiun 200 m dan dengan luas tiap stasiun 450 m2. Setiap stasiun dibagi menjadi 3 garis transek jarak tiap garis transek 30 m, dalam satu garis transek terdapat 10 plot berukutan 2 × 2 m2. Berdasarkan pengamatan di 3 stasiun diperoleh Gastropoda 16 famili dengan 20 genus dan 21 spesies. Keanekaragaman (Hˊ) Gastropoda pada tiap stasiun 2.7589-2.8384 yang menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki nilai keanekaragaman sedang. Dominansi (C) gastropoda pada setiap stasiun 0.0653-0.0743 yang menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki nilai indeks Dominansi rendah.
Plankton merupakan suatu organisme yang hidup dengan cara mengapung di permukaan air mengikuti gelombang. Plankton sendiri memiliki kekurangan dalam kemampuan untuk berenang, sehingga gerakannya mengikuti gelombang. Plankton diklompokkan menjadi dua yaitu phytoplanktons dan zooplanktons. Fitoplankton memiliki fungsi penting di perairan. Fungsi mereka tidak hanya sebagai produsen utama tetapi mereka juga sebagai kontrol kualitas perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan keanekaragaman mangrove vegetasi fitoplankton yang ada di Pulau Santen Banyuwangi. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April hingga Agustus 2016. Sampel diambil dengan menggunakan metode pusposive sampling, dengan membagi area menjadi 3 stasiun. Stasiun 1 terletak di dekat penduduk sipil, stasiun 2 terletak di tengah perairan, dan stasiun 3 di dekat area hutan bakau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 5 Gen fitoplankton, Chlorella, Eulena, Amphora, Oscillatoria, dan Nitzschia. Chlorella termasuk dalam Chlorophyceace classis, Euglena di Euglenidae, Oscillatoria di Chyanophyceae, Amphora dan Nitzschia di Bacillariophyceae. Keragaman ini didominasi oleh keberadaan Chlorella yang menentukan dalam kekayaan indec 64000 ind / L. Genus Nitzschia dan Amphora ditemukan di setidaknya 160 ind / L. Keragaman fitoplankton sangat dipengaruhi oleh pengukuran lingkungan, seperti suhu air, Ph, salinitas, intensitas cahaya, dan DO. Kata kunci: Keanekaragaman, Fitoplankton, mangrove, Pulau Santen
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.