Proses pembelajaran yang baik akan menunjang belajar efektif. Pelaksanaan pembelajaran cenderung mengalami kendala pada proses pelaksanaannya. Salah satu kendala belajar siswa yaitu jarangnya pemanfaat media dalam belajar. Proses belajar siswa cenderung terpaku pada buku bacaan. Proses belajar sebenarnya bisa juga menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga bisa meningkatkan minat belajar dan pemahaman konsep siswa. Siswa di desa Popo kecamatan Satarmese Utara kabupaten Manggarai lebih dominan belajar dengan memanfaatkan buku bacaan saja sehingga siswa cepat merasa bosan untuk belajar. Belajar yang menyenangkan bisa memanfaatkan media pembelajaran sederhana dengan memanfaatkan berbagai macam alat dan bahan yang ada di sekitar lingkungan. Media pembelajaran yang dihasilkan memberikan manfaat bagi anak SD di desa Popo terutama dalam kemampuan matematisnya. Siswa lebih mudah untuk memahami berbagai konsep matematika karena dibantu media pembelajaran interaktif. Guru termotivasi untuk mengembangkan media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kritis siswa SMA dalam pengajuan soal matematika berdasarkan tingkat kemampuan matematika yang terdiri atas kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah. Subjek penelitian adalah siswa kelas X dan berjumlah lima orang. Adapun hasil penelitian yang menggambarkan proses berpikir kritis siswa SMA dalam pengajuan soal berdasarkan tingkat kemampuan matematika sebagai berikut. 1) Siswa berkemampuan matematika tinggi kategori baik dalam pengajuan soal matematika memahami petunjuk dan informasi, menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya sebagai sumber ide dan memiliki beberapa kriteria untuk membuat soal. 2) Siswa berkemampuan matematika sedang dengan kategori baik dalam pengajuan soal matematika memahami petunjuk dan informasi pada masalah terkait pengajuan soal, mengenali perintah dan mengidentifikasi asumsi-asumsi mendasar berupa apa yang diketahui pada informasi yang diberikan. 3) Siswa berkemampuan matematika rendah kategori kurang baik dalam pengajuan soal matematika memahami petunjuk dan informasi yang pada masalah terkait pengajuan soal. Mengacu pada hasil penelitian terlihat bahwa proses berpikir kritis siswa SMA dalam pengajuan soal matematika berdasarkan tingkat kemampuan matematika berbeda-beda.This study aims to describe Senior High School students critical thinking process in mathematics problem posing based on their mathematics ability level that is consisted of high, medium and low ability level. The subjects of this study is are five grade X students. The data were collected through semi-structured interview. This research then illustrates senior high school students critical thinking process in mathematic problem posing based on their mathematic ability level as follows: 1) The student have high mathematic ability in mathematic problem posing that might be categorized baik could understand the instruction and information, use her previous knowledge as the source of idea and having some criteria to make problems. 2) The student have medium mathematics ability in mathematics problem posing that might be categorized baik could understand the instruction and information related to problem posing, identify the instruction basic assumptions due to the knowledge she attained form given information. 3) The student have low mathematics ability in mathematics problem posing that might be categorized kurang baik could understand the instruction and information in mathematics problem posing. Referring to the research findings, it is known that senior high school students critical thinking process in mathematics posing problem is different based on their mathematic ability level.
Respon mahasiswa merupakan aspek penting dalam pembelajaran, karena membantu pendidik untuk memahami perkembangannya. Salah satu kerangka yang digunakan menganalisis respon mahasiswa pada aspek kognitif, afektif, maupun metakognitif yaitu taksonomi Fink. Penelitian ini betujuan menemukan pola tingkat respon mahasiswa dalam menyelesaikan soal koneksi matematis melalui taksonomi Fink. Metode penelitian ini yaitu metode kualitatif. Data yang dikumpulkan yaitu data kemampuan koneksi matematis untuk mengukur respon mahasiswa pada aspek kognitif dan metakognitif yang diambil dengan menggunakan instrumen tes serta data dimensi sosial dan kepedulian untuk mengukur respon mahasiswa pada aspek afektif yang ambil dengan menggunakan angket. Data penelitian ini dikumpulkan pada bulan januari dan Februari tahun 2020 pada mahasiswa tingkat 3B program studi pendidikan Matematika Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus yang berjumlah 20 orang. Hasil penelitian ini yaitu respon mahasiswa pada level pengetahuan dasar sebesar 18,42%, aplikasi sebesar 12,79%, integrasi sebesar 12,22%, dimensi sosial 23,28%, aspek kepedulian sebesar 22,34% serta metakognitif sebesar 10,95% dan hasil respon mahasiswi pada level pengetahuan dasar sebesar 18,94%, aplikasi sebesar 13,16%, integrasi sebesar 11,23%, dimensi sosial 23,87%, aspek kepedulian sebesar 22,78% dan metakognitif sebesar 10,02%. Respon mahasiswa pada aspek kognitif, afektif, maupun metakognitif memberikan gambaran bagi pendidik agar memperhatikan kemampuan dan sikap siswa dalam membangun pengetahuan secara mandiri pada suatu materi pelajaran.
This study aimed to describe the students’ critical thinking processes in solving plane geometry problems based on cognitive styles and gender styles. This research used the descriptive qualitative method. The subjects of this study were four junior high school students selected based on differences in cognitive styles and gender styles. The instrument consisted of the main instruments are researchers and supporting instruments, namely problem-solving instruments, cognitive style instruments, and interview guidelines. The data were collected by means of tests and interviews. The results showed there is a significant difference in critical thinking based on students’ cognitive styles. Students with field independent cognitive style tend to go through critical thinking stages more fully than students with field dependent cognitive style. Besides that, gender differences also have an impact, although not as significant as the cognitive style.
The goal of this study was to ascertain how students in mathematics education reacted to online instruction. This study employs a quantitative evaluation framework. The Systematic Random Sampling approach was used to choose the 120 respondents, all of whom are students in mathematics. Through an online survey completed utilizing a Google form, the study's data collection process involves gathering student feedback on online learning. Quantitative descriptive analysis was used to examine the data. The findings revealed that the first category, student motivation for online learning, was in the poor range, followed by the poor range for the Moodle-provided teaching materials, the fairly good range for the implementation of online learning, the fairly good range for the evaluation, and the good range for the challenges encountered during online learning. Therefore, in general, students studying mathematics education do not favor online learning.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.