AbstrakPemahaman konsep matematika masih rendah di kalangan pelajar baik pada tingkat dasar maupun menengah. Penggunaan pendekatan pembelajaran harus menjadi perhatian utama untuk memperoleh pemahaman konsep yang baik. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dapat dijadikan sebagai solusi dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan PMR lebih baik dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Posttest-Only Group Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Widya Bhakti Ruteng yang berjumlah 95 orang. Pengambilan sampel kelas dilakukan menggunakan teknik random sampling yang diawali dengan pengujian kesetaraan kelas. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang berbentuk uraian dan menggunakan teknik tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan matematika realistik lebih baik dari siswa yang menggunakan pendekatan konvensional. Penggunaan pendekatan matematika realistik pada pembelajaran matematika berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Effect of Realistic Mathematical Approaches on Understanding Students' Mathematical ConceptsAbstractUnderstanding the concept of mathematics is still low among students both at the elementary and secondary levels. The use of a learning approach must be a major concern to obtain a good understanding of concepts. Realistic Mathematics Approach (PMR) can be used as a solution to teaching mathematics. This study is to find out whether understanding the mathematical concepts of students taught by using PMR is better than understanding mathematical concepts taught using the conventional approach. This research is a quasi-experimental study with research design Posttest-Only group Control Design. The population in this study were all eighth-grade students of Widya Bhakti Ruteng Middle School, totaling 95 people. Class sampling is done using a random sampling technique that begins with class equality testing. Data was collected using instruments in the form of descriptions and using test techniques. The results of the study indicate that understanding students' mathematical concepts taught using realistic mathematical approaches is better than students who use conventional approaches. The use of realistic mathematical approaches to learning mathematics influences the understanding of students' concepts.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan numerik dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di daerah pedesaan. Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cibal yang terletak di Kecamatan Cibal Kabupaten Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur yang berjumlah 458 siswa. Sampel sebanyak 214 siswa dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Data diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah matematika dan tes kemampuan numerik yang kemudian dianalisis dengan teknik analisis product moment. Analisis dan interpretasi data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat kemampuan numerik dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pedesaan. Selain itu, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik dengan kemampuan pemecahan masalah matematika. Kontribusi kemampuan numerik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa sebesar 17,64%.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) hubungan parsial antara kemampuan numerik dan kemampuan spasial dengan kemampuan komunikasi matematis siswa; (2) hubungan kemampuan numerik dan kemampuan spasial secara simultan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan populasi adalah siswa kelas VII SMPK Santu Fransiskus Xaverius Ruteng yang terletak di Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sampel sebanyak 66 siswa dipilih menggunakan teknik random sampling. Data diperoleh dari tes kemampuan numerik, tes kemampuan spasial, dan tes kemampuan komunikasi matematis. Analisis uji prasyarat menggunakan uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas. Analisis data menggunakan analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat hubungan signifikan antara kemampuan numerik dengan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan koefisien korelasi 0,457 dan besar sumbangan kemampuan numerik terhadap kemampuan komunikasi matematis sebesar 20,9%; (2) terdapat hubungan signifikan antara kemampuan spasial dengan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan koefisien korelasi 0,426 dan besar sumbangan kemampuan spasial terhadap kemampuan komunikasi matematis sebesar 18,1%; (3) terdapat hubungan signifikan kemampuan numerik dan kemampuan spasial secara simultan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa dengan koefisien korelasi 0,555 dengan kontribusi kedua variable secara simultan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa sebesar 30,8%. The relationship between numerical and spatial ability to students' mathematical communication ability AbstractThis study aimed to describe (1) a partial relationship between students’ numerical abilities and spatial abilities with mathematical communication abilities; (2) simultaneous relationship between students’ numerical and spatial abilities to mathematical communication abilities. This study used correlational research. The population of this research was seventh-grade students of SMPK St. Fransiskus Xaverius Ruteng, located in Langke Rembong Subdistrict, Manggarai Regency, East Nusa Tenggara, Indonesia. A sample of 66 students was selected using the random sampling technique. Data were obtained by using numerical ability tests, spatial ability tests, and mathematical communication ability test. Before analyzing the data, a normality test, linearity test, and multicollinearity test were carried out. The data were analyzed by using a simple correlation and multiple correlations. Data analysis showed that (1) there was a significant relationship between students’ numerical abilities and mathematical communication abilities with correlation coefficient 0,457 and the contribution of numerical ability to mathematical communication ability was 20.9%; (2) there was a significant relationship between students’ spatial abilities and mathematical communication abilities with correlation coefficient 0,426 and the contribution of spatial ability to mathematical communication ability is 18.1%; (3) there was a simultaneous relationship between students’ numerical and spatial abilities to students mathematical communication abilities with correlation coefficient 0,555 with the contribution of both variables to students' mathematical communication ability was 30.8%.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan konservasi panjang pada siswa yang memiliki usia 6-7 tahun di Kabupaten Manggarai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel yang diambil secara acak sejumlah 80 anak. Siswa yang berusia 6 tahun berjumlah 40 anak, begitu juga dengan siswa yang berumur 7 tahun, yang diambil dari SD di Kabupaten Manggarai. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket konservasi panjang yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai berbagai kondisi yang menjelaskan konsep konservasi panjang. Setiap anak diberi tes kemampuan konservasi panjang kemudian dilanjutkan dengan wawancara mengenai alasan memberi jawaban pada tes konservasi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan konserver pada siswa yang berusia 6 tahun sebesar 0% dan 7 tahun sebesar 7,5%. Selanjutnya, golongan konserver parsial pada siswa yang berusia 6 tahun sebesar 7,5% dan 7 tahun sebesar 22,5%. Selain itu, untuk golongan non-konserver pada siswa yang berusia 6 tahun sebesar 92,5% dan 7 tahun sebesar 70%. Hasil ini menunjukkan kemampuan konservasi panjang pada siswa yang memiliki usia 6-7 tahun di Kabupaten Manggarai masih rendah dan sebagian besar belum memahami konsep konservasi panjang. Kata kunci: konservasi panjang; siswa usia 6-7 tahun; deskriptif kualitatif The purpose of this study was to describe the ability of Manggaraian children of age six to seven in length conservation area. This research is a qualitative descriptive study. The random sampling technique was used to select 80 children, consisted of 40 children per age. The instrument of this research was a length conservation questionnaire containing statements about conditions that explain the concept of length conservation. Each child was given a length conservation skill test followed by an interview about the reasons for providing answers to the conservation test. The results showed that none of the six-year-old children was conserver, only 7.5% were partial conserver, and 92.5% were non-conserver. For seven-year-old children, 7.5% were conserver, 22.5% were partial, and 70% were non-conserver. These results indicate the lengthy-term conservation ability of children age six to seven in Manggarai Regency is still low and most have not understood the concept of length conservation. Keywords: length conservation; student of age 6 to7; qualitative descriptive
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.