<span lang="IN">Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 menyebabkan banyak perubahan baik di bidang ekonomi, sosial, politik dan sistem transportasi. Adanya pembatasan kegiatan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. Hal tersebut menyebabkan masyarakat khususnya di Kota Semarang lebih selektif dalam memilih moda transportasi yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis moda transportasi darat yang dipilih oleh masyarkat saat pandemi covid-19. Pengumpulan data dengan menyebar kuisioner kemudian diolah dan dianalisis dengan metode <em>promethee</em>. Metode <em>promethee</em> merupakan metode penentuan urutan dalam analisis multikriteria. Batasan kriteria yang menjadi penentu pemilihan moda transportasi darat berupa kenyamanan, waktu perjalanan dan biaya perjalanan. Moda transportasi yang menjadi pilihan adalah transportasi umum, transportasi <em>online</em> dan kendaraan pribadi. Hasil analisis data dengan metode <em>promethee</em> menunjukkan bahwa urutan pertama yang dipilih adalah kendaraan pribadi, kedua transportasi umum, dan ketiga adalah transportasi <em>online</em></span>
<p align="center"><strong><em>Abstract</em></strong></p><p><em>Cement which is the main ingredient in making concrete contains non-renewable natural ingredients, potassium silicate. This causes an increase in cement prices every year. In overcoming these problems, there needs to be a modification in concrete mixes that are more environmentally friendly. Mixtures that are able to reduce the need for cement and contain potassium silicate such as charcoal are selected in modified concrete mix material by reviewing compressive strength. The purpose of this study was to determine how much influence the composition of charcoal as a substitute for cement in the preparation of concrete material was observed from compressive strength. The composition of the cement mixture will be replaced with charcoal by 0%, 5% and 10% with concrete compressive strength which is expected to have K200 quality. The research method uses an experimental method for sampling data. There are 3 (three) specimens in each percentage of addition of charcoal. The results of concrete compressive strength with a concrete age of 7 days, 22 days and 28 days under normal conditions without mixture are 31 Mpa, 35 Mpa, and 38 Mpa. The compressive strength of concrete mixed with charcoal as much as 5% is 30 Mpa, 31 Mpa, 36 Mpa. In 10% charcoal mixed concrete is 20 MPa, 27 MPa, and 29 MPa. The results of the compressive strength of the three conditions each showed a decrease in the trend of concrete age 7 days, 21 days and 28 days. Even though the trend has decreased, the compressive strength of the concrete produced still meets K200. This shows that charcoal ash can be used as an alternative to a partial replacement of cement in the concrete mixture for K200 concrete quality.</em></p><p align="center"> </p><p align="center"><strong>Abstrak</strong></p><p>Semen yang merupakan bahan utama pembuatan beton mengandung bahan dasar alam yang tidak dapat diperbarui yaitu kalium silikat. Hal ini menyebabkan adanya peningkatan harga semen setiap tahun. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya suatu modifikasi pada campuran beton yang lebih ramah lingkungan. Bahan campuran yang mampu mengurangi kebutuhan semen serta mengandung kalium silikat seperti abu arang dipilih dalam bahan campuran beton modifikasi dengan meninjau kuat tekan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komposisi abu arang sebagai pengganti semen dalam penyusunan material beton ditinjau dari kuat tekan. Adapun komposisi campuran semen yang akan digantikan dengan abu arang sebesar 0%, 5% dan 10% dengan kuat tekan beton yang diharapkan memiliki mutu K200. Adapun metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk pengambilan sampel data. Terdapat masing – masing 3 (tiga) benda uji di setiap persentase penambahan abu arang.Hasil kuat tekan beton dengan usia beton 7 hari, 22 hari dan 28 hari dalam kondisi normal tanpa campuran adalah 31 Mpa, 35 Mpa, dan 38 Mpa. Kuat tekan beton yang dicampur abu arang sebanyak 5 % adalah 30 Mpa, 31 Mpa, 36 Mpa. Pada beton campuran abu arang 10% adalah 20 Mpa, 27 Mpa, dan 29 Mpa. Hasil kuat tekan dari ketiga kondisi tersebut masing – masing menunjukkan adanya penurunan trend dari usia beton 7 hari, 21 hari dan 28 hari. Walaupun trend mengalami penurunan, akan tetapi nilai kuat tekan beton yang dihasilkan masih memenuhi K200.Hal tersebut menunjukkan bahwa abu arang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti sebagian semen pada campuran beton untuk mutu beton K200.</p><p> </p>
<p>Sejak tahun 1984 dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor Kep. 13/MEN/1984 tentang Pola Kampanye Nasional K3 yaitu selama 1 (satu) bulan dimulai tanggal 12 Januari sampai dengan 12 Februari setiap tahunnya diperingati sebagai bulan K3 Nasional. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting bagi moral, legalitas, dan finansial dikarenakan berkaitan dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah instansi maupun lokasi kontruksi seperti pembangunan infrastruktur bidang pengairan. Meningkatnya produktivitas kerja secara nasional harus diseimbangkan dengan meningkatnya kesadaran dan kepatuhan norma K3. Adanya pemahaman dan penerapan K3 yang belum maksimal maka memunculkan permasalahan bagi penyedia jasa khususnya di DPU Kota Semarang. Edukasi yang diberikan dapat memberikan manfaat bagi pekerja di DPU kota Semarang. Metode yang digunakan yaitu pemberian edukasi. Kegiatan dilaksanakan dalam waktu 1 hari, kemudian melakukan evaluasi dengan <em>pre-tes</em> dan <em>post-test</em>. Hasilnya menunjukkan adanya pemahaman yang meningkat sebanyak 92% peserta sudah memahami dalam menerapkan budaya K3.</p>
<p><em>Kemacetan masih menjadi salah satu persoalan transportasi di kota Semarang, terutama di beberapa ruas jalan yang merupakan daerah aktivitas perekonomian seperti pada ruas jalan di depan Stasiun Poncol. Tingginya tingkat kemacetan di jalan tersebut disebabkan oleh kapasitas jalan dan volume kendaraan yang tidak seimbang, persimpangan antara pintu masuk dan keluar stasiun serta adanya faktor hambatan samping yang menambah kemacetan di ruas jalan tersebut. Banyaknya taksi online dan taksi konvensional yang berhenti serta parkir di bahu jalan depan Stasiun Poncol juga menambah kemacetan pada lokasi tersebut. Akan tetapi, pada masa Pandemi Covid-19 ini mengalami penurunan sementara jumlah volume kendaraan akibat adanya peraturan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar kelas hambatan samping yang terjadi pada ruas jalan Stasiun Poncol Kota Semarang pada masa Pandemi Covid-19. Metode pengumpulan data dilakukan dengan survei kemudian dianalisis berdasarkan MKJI 1997. Hasil yang didapat menunjukan besar kelas hambatan samping pada ruas jalan di depan Stasiun Poncol adalah rendah selama masa pandemic covid-19.</em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.