Hampir setiap tahun saat musim hujan tiba, bencana tanah longsor menghantui penduduk Desa Snepo Kecamatan Slahung kabupaten Ponorogo. Tanah longsor terbesar terjadi pada tahun 2017 silam ketika puluhan rumah rusak berat dan puluhan ekor sapi menjadi korban serta terputusnya akses jalan yang menghubungkan antara dusun satu dengan dusun dan desa lain. Dari survei yang dilakukan, bencana akan semakin mengancam karena adanya perubahan penggunaan lahan yang semula berupa hutan rakyat berubah menjadi lahan pertanian. Pemanfaatan lahan sebagai lahan pertanian memanfaatkan lereng yang relatif curam, sehingga erosi akan sering terjadi dalam bentuk erosi alur dan gerakan massa tanah (longsor). Erosi pada tingkat lanjut ini menyebabkan dampak yang besar bagi kerusakan lingkungan, misalnya banjir, tanah longsor, dan daerah rawan longsor. Pada sisi yg lain pengetahuan masyarakat tentang pelestarian hutan dan sumberdaya air masih rendah. Permasalahan yang dihadapi warga Desa Snepo yang berkaitan dengan ancaman bencana yaitu: (1) Penduduk desa snepo, terutama yang bermukim di daerah rawan bencana selalu merasa was-was dan takut terhadap datangnya bahaya tanah longsor. (2) Pengetahuan masyarakat tentang pelestarian hutan sebagai daerah tangkapan air dan mitigasi bencana masih sangat rendah. Upaya untuk mengantisipasi dampak dari bencana tanah longsor dan banjir bandang adalah membuatkan peta lokasi rawan longsor dan peta aliran air hujan yang dijadikan pedoman masyarakat yang akan membangun rumah. Manfaat yang diharapkan adalah dapat membantu menciptakan ketentraman, kenyamanan dalam kehidupan masyarakat Desa Snepo kecamatan Slahung kabupaten Ponorogo
Concrete is the most widely used material in the world. Expensive construction can be caused by t h e increasing cost of concrete. In recent years, concrete production has increased which means consumption of coarse aggregate also increased. Natural coarse aggregate is gravel. Due to the growth in the construction industry, the demand for gravel is increasing rapidly, therefore gravel is expensive. In Semanding Tuban, there is limestone which is greater available than gravel in order to reduce concrete cost. In this case there is a need to study the concrete with limestone from Semanding Tuban as coarse aggregate in order to get better understanding of limestone in concrete mixes. The aim of this research is to investigate the compressive strength of the concrete, in which limestone from Semanding Tuban was used as coarse aggregate is partially or completely replaced. The coarse aggregate was replaced with 0%, 25%, 50%, 75%, 100% by limestone from Semanding Tuban, respectively. The compressive strengths of concrete specimens for respective mix proportions were tested at 14 and 28 days of water curing. In addition the source of aggregate properties was considered in this research: Los Angeles abrasion, absorption and specific gravity for coarse aggregates and fine aggregate. The result of the compressive strength concrete of limestone from Semanding Tuban as addition showed that increased by 0% to 50%, but it decreased to 50% to 100%.
Desa Candinegoro terletak di Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Desa tersebut memiliki situs candi bercorak Hindu yakni Candi Dermo yang merupakan peninggalan pada Masa Kerajaan Majapahit, Wangsa Hayam Wuruk yang berdiri pada tahun 1953. Terkait dengan usaha Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam mengembangkan Desa Candinegoro menjadi Desa Wisata, diperlukan beberapa perencanaan pengembangan desa, salah satunya pengembangan dalam aspek sentra kuliner. Candi Dermo saat ini cukup menarik minat pengunjung dimana rata-rata pengunjung mencapai 90-125 orang tiap bulannya. Jumlah pengunjung ini cukup kecil dibandingkan dengan pengunjung dari Candi lainnya di Indonesia. Candinegoro sudah memiliki area kuliner yang berada di tepi sungai sebelah utara Jalan Kemasan, Desa Candinegoro sepanjang 200 m. Namun lokasi wisata kuliner ini kurang tertata dengan baik sehingga kurang menarik pengunjung dalam berwisata kuliner di tempat tersebut. Kurang lengkapnya sarana dan prasarana yang ada pada pusat kuliner tersebut menyebabkan warga kurang tertarik untuk berwisata di area tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan perancangan desain sentra kuliner yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang diperlukan dalam realisasi pengembangan sentra kuliner.
Dalam pelaksanaannya, proyek jalan yang memiliki banyak pekerjaan bersifat berulang/repetitif, Kurva S sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan sumber daya yang terus menerus terjadwal tanpa adanya hambatan. Metode yang cocok untuk proses pekerjaan berulang adalah Line Of Balance, dimana Line Of Balance menunjukan proses durasi dan tingkat produksi dalam bentuk grafis yang mudah dipahami dengan mengetahui tingkat produktifitas dalam segi durasi dan progress kegiatan, dan dapat mendeteksi adanya proses pekerjaan yang saling bertabrakan dengan ditampilnya diagram batang yang saling berpotongan, membuat metode ini lebih cocok untuk pekerjaan berulang/repetitif agar tidak terjadi pemborosan sumber daya. Pada penelitian ini, dimana studi kasus berada pada proyek Pembangunan Jalan Dan Jembatan Frontage Road Waru-Buduran. Pemilihan proyek ini berdasarkan sifat pekerjaan proyek jalan yang berulang/repetitif dan penjadwalan dibuat dengan menggunakan metode Kurva S. Penjadwalan dengan menggunakan metode Line of Balance dapat dilihat, jika penggunaan sumber daya yang terus-menerus berkelanjutan, sehingga dapat dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya dengan total durasi waktu yang dibutuhkan menggunakan metode Line of Balance adalah 147 hari, dimana terdapat perbedaan 18 hari jika dibandingkan dengan penjadwalan existing dan total biaya yang diperlukan menggunakan metode Line of Balance mengalami peningkatan sebesar Rp. 925,441,760.66 dengan jumlah total sebesar Rp. 40,069,308,271.03. Kata Kunci: Jalan Dan Jembatan, Diagram Linier, Line of Balance
Pengendalian pekerjaan yang harus dilakukan yaitu penambahan peralatan serta perubahan metode pelaksanaan dapat memperpendek waktu pelaksanaan proyek, akan tetapi disisi lain biaya pelaksanaan proyek akan meningkat. Dengan adanya keterbatasan tenaga kerja maka alternatif yang biasa digunakan untuk menunjang percepatan aktivitas adalah dengan penambahan jamkerja dan penambahan tenaga kerja sehingga berpengaruh pada biaya total proyek. Untuk mengetahui hal ini perlu dipelajari tentang jaringan kerja yang ada serta hubungan antara waktu dan biaya. Hal tersebut disebut sebagai analisis pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Off Trade). Tujuan penelitian ini untuk analisis percepatan penyelesaian proyek dengan penambahan jam kerja, menambah tenaga ahli, dan menambah peralatan pekerjaan. Metode analisis yang akan digunakan yaitu metode pertukaran waktu dan biaya (time cost trade off). Tujuan dari metode ini adalah mempercepat waktu pelaksanaan proyek dan menganalisis pengaruh waktu dapat dipersingkat dengan penambahan biaya terhadap kegiatan yang bisa dipercepat kurun waktu pelaksanaannya sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.