Traditional houses resemble classification according to social status of the owner. Traditional house is a manifestation of symbolic and cultural meaning. Javanese traditional houses are represented in certain orders and characteristics. “Ndalem” in the form of “Joglo” is a type of high status. “Limasan” and “Kampung” are houses for medium and low status. Activities in a house reflect social inter-relationship in a family. Javanese people are categorized as patrileneal family systems that have cultural determination in domestic roles. The analysis requires historical data, pattern of activity, and architectural elements and symbols. Mapping of activities draws housing classification. “Dalems” and “joglos” have spaces to support social activity and define the roles. Houses in lower classification show balance of the roles.Keywords: social classification, Javanese traditional house, domestic rolesAbstrak: Rumah tradisional mencitrakan status sosial pemilik yang juga berarti bahwa rumah tradisional memiliki makna simbolis dan kultural. Rumah trdisional Jawa diwujudkan dalam aturan dan karakteristik tertentu. Rumah “Joglo” dalam bentuk “Ndalem” berada pada status sosial pemilik yang tinggi, sedangkan Limasan dan Kampung dimiliki oleh kaum biasa dan rakyat jelata. Aktivitas dalam rumah mencerminkan hubungan social dalam suatu rumah tangga. Keluarga jawa termasuk penganut system patrilineal yang berpengaruh pada peran domestik. Analisis menggunakan data historis, pola aktivitas, dan elemen serta simbol arsitektural. Pemetaan aktivitas menunjukkan klasifikasi bangunan. Ndalem dan joglo memiliki ruang yang mendukung aktivitas dan peran sosial. Rumah dalam klasifikasi yang lebih rendah, menunjukkan peran domestik dan sosial yang seimbang.Kata kunci: klasifikasi sosial, rumah tradisional Jawa, aktivitas rumah tangga
The Conservation process of a traditional building usually experiences several problems relevant to the responsibility, the ownership, the maintenance, and eventually the financial support. These also apply to the case of ndalems as Yogyakarta's traditional heritage in which Yogyakarta Special Region declares its important cultural characteristics for the territorial local identity of this special region. The important role of ndalem should be supported by the policy of conservation and sustainability. However, in fact, it is difficult to find harmony between conservation and sustainability, because people usually evoke any tangible relevant matters. This paper discuss ndalem, in particularly by taking the case of Ndalem Tedjokusuman as the main case study, in giving the idea of conservation as a part sustainability effort. The research methods of this paper employ observation, surveys of physical identification, and interview. The analysis applies 3 dimensions visualization to show the category of spaces and building condition. The heirs described the spaces and activities during their past livelihood. The process of 3 D refinements was developed according to this long term memory. Sustainability, within its three pillars, which are social, economy, and environment, can be conducted to ndalems by adding culture. Ndalems embrace the core of a community. They support each other in term of tangible and intangible contribution. The process revealed that the problem of inheritance will affect the sustainability of ndalem as cultural heritage. Problems happen when the community experiences transformation and changes in terms of way of life, relationship, and ownership, which influence the intensive relationship between ndalem and its immediate community. Their intensive relationship may experiences either gradual or extreme decrease. However, the public space of a ndalem, namely pendopo, tends to have stronger sustainable capacity and longer existence. Therefore, conservation attempt shall include a certain radius or area of surrounding periphery of a ndalem to be included in conservation process in order to ensure the sustainable goal of a ndalem can be fulfilled. The sustainability of cultural heritage, neighborhood, and environment will address the sustainability of activity that involving the immediate community who supported the existence of the aforementioned cultural heritage.
Tulisan ini memaparkan bagaimana nilai integrasi ruang sebuah bangunan tradisional ndalem dapat dilihat melalui analisis VGA untuk mendukung kelestarian bangunan ndalem sebagaisebagai bagian dari keiistimewaan Yogyakarta. Nilai integrasi ruang merupakan aspek penting dalam sebuah ruang untuk mengetahui seberapa menyatu dan terpisahnya ruang dari tatanan secara keseluruhan yang akan mepengaruhi tingkat aksesibilitas ruang tersebut. Bangunan ndalem sendiri merupakan tipe bangunan rumah tinggal tradisional bagi para bangsawan yang memiliki kedekatan hubungan keluarga dengan Sri Sultan. Keistimewaan bangunan ini dapat dilihat dari tata ruangnya yang lengkap serta tatanan kompleks berdinding dan halaman yang luas jika dibandingkan tata ruang rumah tradisional Jawa yang lain. Namun seiring berjalannya waktu eksistensi bangunan ndalem
Rumah Kalang di Jalan Mondorakan Kotagede merupakan rumah tradisional Jawa yang dibangun dan dimiliki oleh orang Jawa, dan mengadopsi unsur-unsur arsitektural dari arsitektur art nouveau dan art deco. Tidak ada pakem atau aturan-aturan tertentu yang mengatur tentang arsitektur rumah kalang. Rumah kalang mencerminkan rumah Jawa dilihat dari aspek spasial, bentuk atap, serta beberapa ragam hias ornamen khas Jawa. Pengaruh art nouveau dan art deco ditunjukkan dari ornamen yang bertema dan merupakan hasil stilasi dari flora dan fauna yang berbeda dengan ragam hias pada rumah tradisional Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur arsitektural pada bangunan rumah kalang dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan dan kesamaan pengolahan unsur-unsur arsitektural yang ada di Rumah Kalang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif melalui kasus studi di lapangan dengan analisa melalui cara kualitatif. Metode pengambilan data melalui observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi serta didukung dengan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan dan kesamaan unsur-unsur arsitektural pada rumah kalang yang ada sekarang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sosial-ekonomi (profesi) pemilik, sejarah, fungsi dan kegiatan di dalamnya dari dulu hingga sekarang, serta kondisi site (luas site, bentuk site, posisi terhadap jalur sirkulasi). Melalui hasil penelitian ini diharapkan mampu mendukung upaya pelestarian bangunan rumah kalang sebagai salah satu warisan budaya khas Indonesia khususnya Kotagede.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.