The active involvement of students in learning must be supported by providing special activities that are student-centered so that they can do "doing math" to find and build mathematics facilitated by lecturers. One aspect of "doing math" is to improve mathematical communication skills. The existence of communication skills will certainly bring students to a deep mathematical understanding of mathematical concepts. In addition to mathematical communication skills, an attitude that must be possessed by students is needed, including appreciating the beauty of mathematics, having high curiosity and learning mathematics. With such an attitude, students are expected to develop mathematical abilities, use mathematics to solve problems faced in their lives, and can develop mathematical dispositions. This research conducted on students of FMIPA with the aim of: (1) knowing students’ mathematical communication skills taught by using the problem based learning model and talking learning model; (2) knowing the differences in students’ mathematical disposition abilities taught using Problem Based Learning model and talking learning model; (3) produce a mathematical learning device in the form of an appropriate LAS used to improve students’ mathematical communication; (4) produce teaching materials in the form of textbooks with appropriate problem-based learning model used to improve students’ mathematical communication.
The purpose of this study was to determine the feasibility of interactive teaching materials from the aspects of validity, practicality, and effectiveness, as well as to determine the increase in the mathematical reasoning abilities of students who were given learning using interactive teaching materials. The development model used is the ADDIE Model (Analyze, Design, Development, Implementation, and evaluation). The research instruments used in this study were media validation sheets, material validation sheets, Learning Implementation Plan (RPP) validation sheets, test validation sheets, mathematical reasoning ability tests, teacher response questionnaires and student response questionnaires. The results of this study showed a validity of 4.75 for media and 4.81 for material with very valid categories. practicality shows a percentage of 91% based on teacher responses and 86% based on student responses, both of which are in the very practical category.
Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan bahan ajar interaktif berbasis pendekatan kontekstual yang berkualitas dengan kategori valid, praktis, dan efektif, untuk menaikkan kemampuan memecahkan permasalahan matematika peserta didik pada materi program linear. Instrumen penelitian yang digunakan merupakan lembar validasi bahan ajar interaktif, lembar validasi RPP, lembar validasi angket respon, lembar validasi tes kemampuan, angket respon guru dan siswa, serta tes kemampuan siswa. Setelah bahan ajar interaktif, RPP, angket respon dan tes kemampuan dinyatakan valid oleh para ahli, tahap selanjutnya dilakukan uji coba lapangan. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria dari aspek kevalidan menurut penilaian para ahli dengan rata-rata validitas bahan ajar interaktif yaitu 3,44 untuk validasi materi dan 3,49 untuk validasi media dengan kategori sangat layak serta rata-rata validitas RPP adalah 3,54 dengan kategori sangat layak, (2) Bahan ajar interaktif berbasis pendekatan kontekstual yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria dari kepraktisan dengan: a) hasil angket respon peserta didik mengenai bahan ajar interaktif menunjukkan persentase kepraktisan 80,46% dengan kategori sangat praktis; b) hasil angket respon pendidik mengenai bahan ajar interaktif menunjukkan persentase kepraktisan 90,47% dengan kategori sangat praktis; (3) Bahan ajar interaktif berbasis pendekatan kontekstual yang dikembangkan memenuhi kriteria efektif melalui: a) aktivitas waktu pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar interaktif yang dikembangkan sama dengan waktu pembelajaran biasa, dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan di dalam RPP, (b) respon peserta didik terhadap produk pembelajaran positif, dan (c) ketuntasan belajar siswa secara klasikal 88,89%. Melalui uji Gain, tampak bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dengan menggunakan bahan ajar interaktif berbasis pendekatan kontekstual mengalami kenaikan sebesar 0,74 dengan kategori tinggi.
Salah satu kegiatan awal dalam meningkatkan pembelajaran adalah merancang perangkat pembelajaran yang mengacu pada suatu model agar memudahkan belajar. Perancangan pembelajaran dapat dijadikan titik awal upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Ini berarti bahwa perbaikan kualitas pembelajaran haruslah diawali dari perbaikan kualitas desain pembelajaran, dan merancang pembelajaran dengan pendekatan sistem. Hendaknya dalam pembuatannya dipadupadankan dengan metode dan juga model yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik agar pembelajaran lebih bermakna (meaning full). Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan pada mahasiswa program studi pendidikan dengan tujuan: (1)mengetahui perbedaan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis mahasiswa yang diajar dengan menggunakan LKM dalam model discovery learning dan metode ceramah; (2) menelaah proses jawaban mahasisa yang diajar dengan menggunakan LKM dalam model discovery learningdan metode ceramah; (3) menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berupa LKM berbasis discovery learning yang layak digunakan untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematis mahasiswa matematika.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.