Embankment is a common way to raise ground level of any construction. Raising the ground level will also help structure from being flooded, flood especially in major city such as in Capital City of Indonesia, Jakarta, is a yearly problem. On the other hand, embankment will also be a problem if not handle carefully. Clay and sand can be used as materials. Properties of material that should be investigate before the materials being used are cohesion and angle of friction. Beside selection of high quality materials, compaction can also help embankment from failure. When the materials get well-compacted the chance of sliding should be lower. This study analyse the correlation whether well-compacted material can have higher critical height and the result can be imply on the construction site as not every embankment need retaining structure to be stable but only by compaction the embankment can withstand by it self.
ABSTRAKSemakin sedikitnya lahan kosong dan pembangunan yang terus dilakukan membuat orientasi pembangunan bukan dilakukan secara horizontal lagi melainkan secara vertikal. Pembangunan vertikal ini tidak hanya dilakukan ke arah atas melainkan juga ke bawah dengan membangun basement menggunakan sistem galian dalam. Pada salah satu proyek di Sudirman, Jakarta, dilakukan pembangunan basement dengan kedalaman 23 meter dan menggunakan dinding penahan tanah jenis diaphragm wall dengan kedalaman 38 meter. Sebelum dilakukan pembangunan terlebih dahulu dilakukan analisis mengenai deformasi dinding yang akan terjadi. Namun hasil analisis desain menunjukkan nilai yang berbeda jauh dengan hasil pengamatan di lapangan saat galian mencapai dasarnya. Pada skripsi ini akan dilakukan analisis menggunakan Plaxis 2D untuk menemukan penyebab perbedaan ini dengan mempelajari pengaruh unloading dan reloading serta pengaruh pemasangan pondasi terhadap kekakuan tanah yang menyebabkan deformasi dinding penahan tanah menjadi lebih kecil daripada hasil analisis desain. Setelah dilakukan analisis akan diketahui besarnya pengaruh unloading dan reloading adalah sebesar 47,9452% serta pengaruh pemasangan pondasi adalah 52,0548% terhadap kesesuaian deformasi yang terjadi pada dinding penahan tanah.Kata kunci:, galian dalam, basement, diaphragm wall , Plaxis, deformasi, kekakuan tanah, unloading dan reloading, pondasi. PENDAHULUAN Latar BelakangTanah merupakan hal yang sangat vital karena hampir semua aktivitas kehidupan dilakukan diatas tanah salah satunya merupakan struktur bangunan yang berdiri di atas tanah. Semakin sedikitnya lahan di ibu kota membuat pembangunan gedung semakin berkembang ke arah vertikal. Tak hanya ke atas, perkembangan ilmu pengetahuan manusia juga menyebabkan pembangunan dapat dilakukan ke bawah. Pada prosesnya, pembangunan ke arah bawah menggunakan metode galian dalam atau deep excavation.Pada salah satu proyek di Sudirman yang akan membangun basement sedalam 23 meter, dilakukan analisis mengenai deformasi dinding galian dalam yang akan terjadi. Pada proyek ini terjadi nilai deformasi yang jauh antara analisis dan kenyataan di lapangan.Dalam skripsi ini, penulis akan melakukan analisis parameter tanah yang menyebabkan perbedaan deformasi dinding basement antara analisis sebelum galian dalam dilakukan dibandingkan dengan sesudah galian dalam yang memiliki hasil yang berbeda jauh. Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang ingin dicapai adalah mengetahui penyebab perbedaan nilai antara hasil analisis deformasi dinding basement sebelum galian (desain) dan sesudah galian (hasil monitoring), mengetahui pengaruh sifat unloading dan pemasangan pondasi terhadap besarnya perubahan deformasi dinding penahan tanah, mengetahui perkiraan parameter tanah yang terjadi di lapangan.
Flooding has been a problem for the past few decades in Jakarta. The flooding in early January 2020 was one of the worst floods since 2013. One of the most severely affected areas was Kelapa Gading. To find a solution, infiltration wells are used. Infiltration well is a simple conservation in the form of a container that is built in the soil that functions to accommodate, hold and absorb surface water into the soil to increase the amount and position of the ground water level. The analysis begins by calculating the rainfall intensity from the January 2020 rainfall data, proceeding with the calculation of rainwater discharge with USSCS rational method, and calculation of the volume of water entering and not entering the drainage channel. This analysis focuses on flood water levels due to extreme rainfall, to then design infiltration wells. Analysis using the program is done after getting the results of manual calculations. The results of this analysis conclude that millions of infiltration wells are needed to absorb entire volume of flood water. This is due to the shallow groundwater and extreme conditions of rainfall. Banjir sudah menjadi masalah selama beberapa dekade terakhir di Jakarta. Banjir pada awal Januari 2020 adalah salah satu banjir terparah sejak tahun 2013. Salah satu daerah yang paling terdampak adalah Kelapa Gading. Untuk mencari solusi banjir, digunakan sumur resapan. Sumur resapan adalah konservasi sederhana berupa wadah yang dibangun ke dalam tanah yang berfungsi menampung, menahan dan meresapkan air ke dalam tanah untuk meningkatkan muka air tanah. Analisis dimulai dengan menghitung intensitas hujan dari data curah hujan Januari 2020, lalu dilanjutkan dengan perhitungan debit air hujan dengan metode rasional USSCS, dan perhitungan volume air yang masuk dan tidak masuk ke saluran drainase. Analisis ini berfokus pada ketinggian air banjir akibat curah hujan yang ekstrim, untuk kemudian mendesain sumur resapan. Analisis menggunakan program dilakukan setelah mendapatkan hasil dari perhitungan manual. Hasil analisis ini menyimpulkan bahwa dibutuhkan jutaan sumur resapan untuk menyerap seluruh volume air banjir. Hal ini dikarenakan kondisi muka air tanah yang dangkal dan tingginya curah hujan.
ABSTRAKPenurunan dapat terjadi secara seketika pada saat pembebanan terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Dalam merancang bangunan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu kegagalan pondasi yang harus dihindari dengan margin keselamatan yang memadai (daya dukung) dan penurunan yang dapat ditoleransi. Dilakukan back analysis pada tes beban menggunakan program untuk mengetahui perilaku tanah terhadap tes beban yang telah dilakukan dengan skala penuh. Untuk memeriksa plate bearing test maka, parameter tanah yang digunakan adalah berdasarkan tes in situ dan laboratorium sehingga diperoleh kurva yang dibandingkan dengan kurva dari plate bearing test dan dilihat apakah sudah mirip. Selain itu dilakukan juga analisis pada pondasi-pondasi dengan menggunakan program yang menampilkan penurunan maksimun di resor Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Kata kunci: penurunan, daya dukung, plate bearing test Prediksi Penurunan Gedung dan Daya Dukung Menggunakan Hasil Uji Plat Bearing di Labuan Bajo, NTT Reyner Kwandy, et al.
Foundation is the lower structure of the building located below the ground that has the function to bear the load of the building. The building has been standing for ± 5 years and the slope of the building is ± 1-20. The authors analyzed soil bearing capacity, settlement and the slope of the building and the possibility of repairing the building for reuse. In 1 pile cap there are 4 bore piles with a depth of 6m-12m, because the pile cap data is not obtained then the size and thickness is assumed and the soil data used is secondary data without lab data derived from soil data in locations adjacent to the building site that is ±100m from the building site. After the analysis, soil bearing capacity is not strong to bear the dead load of the building when using a foundation with a depth of 6m-12m, there is a possibility that the foundation used is not suitable and there is a reduction in the load of the building due to the presence of other buildings that are adjacent to the building in the analysis resulting in a considerable decrease and slope of the building.Fondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bangunan. Bangunan ini sudah berdiri selama ± 5 tahun dan kemiringan bangunan sebesar ± 1-20. Penulis menganalisis daya dukung tanah, penurunan tanah dan kemiringan bangunan dan kemungkinan memperbaiki bangunan agar dapat digunakan kembali. Pada 1 pile cap terdapat 4 buah bore pile dengan kedalaman 6m–12m, karena data pile cap tidak diperoleh maka ukuran dan ketebalannya diasumsikan dan data tanah yang digunakan adalah data sekunder tanpa data lab yang berasal dari data tanah di lokasi berdekatan dengan lokasi bangunan yang berjarak ±100m dari lokasi bangunan. Setelah di analisis, daya dukung tanah tidak kuat untuk menahan beban mati bangunan bila menggunakan fondasi dengan kedalaman 6m–12m dan ada kemungkinan fondasi yang digunakan tidak sesuai dan terjadi reduksi beban bangunan karena adanya bangunan lain yang berdempetan dengan bangunan yang di analisis sehingga mengakibatkan penurunan dan kemiringan bangunan yang cukup besar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.