Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur fisik dan struktur batin puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi Hujan Lolos di Sela Jari karya Yudhiswara. Metode yang digunakan adalah deskriptif berbentuk kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah analisis struktural. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa hal yang berkenaan dengan struktur fisik yakni, kumpulan puisi Hujan Lolos di Sela Jari karya Yudhiswara menggunakan struktur fisik kecuali metrum. Pada struktur batin sebagian besar bertema ketuhanan dan kemanusiaan. Perasaannya menunjukkan rasa religius. Nada atau sikap yang diperlihatkan melalui kata-kata yang lugas berupa kritik dan menasehati. Amanatnya adalah mengajak kepada kebaikan, mencegah kemunkaran sebagai cerminan beriman kepada Tuhan.Kata Kunci: Analisis, Struktural, Puisi. I. PENDAHULUANSastra merupakan cerminan dan ekspresi kehidupan masyarakat. Banyak pengarang yang mengekspersikan dirinya melalui karya sastra, di antaranya berupa puisi. Puisi merupakan suatu karya yang terbentuk atas susunan kata penuh makna yang dibuat oleh penyair sebagai hasil penghayatan atau refleksi seseorang terhadap kehidupan melalui bahasa sebagai media pengungkapannya.Setiap karya sastra mempunyai unsur pembangun yang secara bersama-sama membentuk kesatuan dan susunan yang indah sehingga dapat dinikmati pembaca. Analisis struktural merupakan kajian kesusastraan yang menitikberatkan pada hubungan antarunsur pembangun sebuah karya sastra. Artinya, struktur karya sastra yang hadir dihadapan pembaca harus dipandang sebagai sebuah totalitas yang saling berhubungan.Struktur fisik dan struktur batin puisi ditelaah unsurunsurnya. Kedua struktur itu harus mempunyai kepaduan dalam mendukung totalitas puisi. Telaah ini menyangkut telaah unsur-unsur puisi dan berusaha membedah puisi sampai ke unsur-unsur yang sekecil-kecilnya. Ditelaah bagaimana struktur fisik digunakan untuk mengungkapkan struktur batin dan bagaimana struktur batin dikemukakan. Telaah yang demikian menghasilkan pembahasan puisi secara lebih mendalam [9]. Yudhiswara (1957Yudhiswara ( -2006 adalah penyair yang berkiprah di Pontinak Kalimantan Barat. Karya-karyanya dipublikasikan baik di media daerah, nasional maupun luar negeri (Malaysia, Brunai Darusalam), dan dalam bentuk antologi tunggal maupun bersama penyair lainnya. Penyair ini sering mengikuti acara-acara sastra nasional dan di luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Brunai Darusalam.Antologi puisi Hujan Lolos di Sela Jari merupakan antologi puisi karya Yudhiswara yang diterbitkan oleh Yassin Kalbar (Yayasan Sastra Indonesia Kalimantan Barat) tahun 1996. Puisi-puisi dalam antologi ini mempunyai keistimewaan karena merupakan antologi puisi tunggal Yudhiswara. Selain itu, karya-karyanya yang lain berceceran pada antologi bersama penyair lainnya, sehingga menjadi keterbatasan untuk melacak dan menghimpunnya satupersatu. Selain keterbatasan melacak dan menghimpun puisipuisinya, juga dikarenakan penyair tersebut telah meninggal dunia.Penelitian ini difokuskan pada masalah yai...
The benefits of studying history, in addition to remembering the past, are also valuable lessons for future generations. Throughout history, the younger generation knows the cultural treasures of the nation so that they can preserve them. One of the original arts belonging to West Kalimantan is the traditional theater mendu. This theater was successful at the beginning of its emergence (1876 AD) until the Japanese colonial era. After that, it was dim because society was forbidden by Japan to gather and associate. Mendu was bloated again and became the belle of the '80s which was driven by the maestro Sataruddin Ramli (1948 -2015). However, this particular art of West Kalimantan is now only a memory. This research aims to describe the golden age of West Kalimantan's traditional theater. The method used is a descriptive qualitative form with a literature study approach. The results of the study describe (1) the glory period from the beginning of the emergence of the mendu to the Japanese occupation (1876 -1942), (2) the traditional theater of the mendu became the belle of the community (the 1980s -2000s). Factors that cause the mendu golden period include because in the past the world of entertainment was not yet sophisticated and modern, the characteristics of the traditional and simple community, the story that was served favored by the community at that time, the participation of the Regional Government of West Kalimantan, as well as coaching was held for the younger generation. AbstrakManfaat mempelajari sejarah, selain mengenang masa lalu, juga sebagai pelajaran berharga bagi generasi mendatang. Melalui sejarah, generasi muda mengetahui khazanah budaya yang dimiliki bangsanya sehingga dapat melestarikannya. Salah satu kesenian asli milik Kalimantan Barat adalah teater tradisional mendu. Teater ini pernah berjaya pada awal kemunculannya (1876 M) hingga zaman penjajahan Jepang. Setelah itu redup karena masyarakat dilarang oleh Jepang untuk berkumpul dan berserikat. Mendu bengkit kembali dan menjadi primadona sekitar tahun 80-an yang dimotori oleh sang maestro Sataruddin Ramli (1948 -2015). Namun, kesenian khas Kalimantan Barat ini sekarang hanya tinggal kenangan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan masa keemasan teater tradisional mendu Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah deskriptif berbentuk kualitataif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil penelitian mendeskripsikan (1) masa kejayaan dari awal kemunculan mendu hingga penjajahan Jepang (1876 -1942), (2) masa teater tradisonal mendu menjadi primadona di masyarakat (1980an -2000an). Faktor-faktor penyebab masa keemasan mendu antara lain karena pada masa lalu dunia hiburan belum canggih dan modern, karakteristik masyarakat yang tradisional dan sederhana, cerita yang
Pontianak Malay Pantun uses Pontianak dialect Malay as the media forming the national character. This rhyme is usually spoken in events such as engagement, marriage, religion, or other traditional events. For the Malay people, pantun does not only function as a subtle delivery of values and advice, but also as a means of communication and a medium for storing customs. The purpose of this study is to describe the Pontianak Malay pantun which has the value of forming the nation's character. The method used is descriptive qualitative form with a documentary study approach. The data source in this study is Pontianak Malay pantun collected by Abd. Rachman Abror. This book was published by LKiS Yogyakarta in 2009. The results showed that Pontianak Malay pantun has national character values, namely human behavior in relation to God, human behavior in relation to oneself, human behavior in relation to fellow human beings, human behavior in relation to environment, human behavior in relation to nationality.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.