Preeklampsia didefinisikan sebagai timbulnya hipertensi disertai dengan protein urin pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan, jadi pemilihan obat yang digunakan harus aman dan efektif, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis obat yang diberikan dan dipersentase rasionalitas penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia Rawat Inap di RSUD Jend.ahmad Yani Metro Periode 2019. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental, karena tidak memberikan perlakuan apapun pada subyek penelitianya. Obat antihipertensi monoterapi yang digunakan pada preeklampsia ringan adalah golongan Agonis sentral α-2 yaitu methyldopa sebesar (100%) dan obat antihipertensi monoterapi yang paling sering digunakan pada preeklampsia berat adalah golongan Calsium Channel Bloker (CCB) yaitu nifedipin sebesar (48,48%). Sedangkan untuk kombinasi 2 obat yang banyak digunakan adalah Calsium Channel Bloker (CCB) nifedipin dan Agonis Sentral α-2 methyldopa sebesar (33,33%). Rasionalitas penggunaan obat antihipertensi berdasarkan Queensland Clinical Guideline (2015) dan POGI 2016 adalah 100% tepat diagnosis ; 83,33% tepat indikasi; 83,33% tepat obat; 100% tepat dosis; 100% tepat cara pemberian; 100% tepat interval waktu pemberia dan 100% tepat pasien, dengan nilai persentase kerasionalan penggunaan antihipertensi pada pasien preeklampsia adalah 95,23%. Kata kunci : Rasionalitas, Hipertensi, Preeklampsia, Rumah Sakit Ahmad yani
Penyimpanan obat yang tidak baik dapat menyebabkan kerusakan obat serta kerugian pada rumah sakit, sehingga obat harus disimpan dengan baik agar tetap terjaga sampai obat didistribusikan ke pasien. Distribusi obat mencakup penghantaran sediaan obat yang telah disediakan instalasi farmasi ke pasien dengan keamanan dan ketepatan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyimpanan dan pendistribusian obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mutiara Bunda Tulang Bawang menggunakan metode observasional yang bersifat deskriptif dan evaluasi dengan teknik pengumpulan data menggunakan daftar tilik dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mutiara Bunda Tulang Bawang dalam menerapkan prosedur penyimpanan dan pendistribusian obat sebagian besar sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016. Berdasarkan indikator penyimpanan didapatkan persentase kesesuaian barang dengan kartu stok adalah 100% sesuai, stok mati 0,83%, persentase obat kadaluarsa 0,76% dan sistem penyimpanan yang digunakan adalah secara alfabetis, FEFO dan FIFO. Pendistribusian obat menggunakan metode sentralisasi, sehingga semua obat-obatan dan alat kesehatan dilayani langsung dari Instalasi Farmasi dan sistem pendistribusiannya menggunakan sistem unit dosis.
Daun salam merupakan tanaman obat berbahan alami yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, serta minyak atsiri yang memiliki khasiat salah satunya yaitu sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans penyebab karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat minimum dari sediaan pasta gigi ekstrak daun salam dengan variasi konsentrasi 7,5%, 10%, 15%, 25%. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diformulasikan dalam sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 7,5%, 10%, 15%, 25%. Semua formulasi pasta gigi diuji mutu fisik kimia (organoleptis, homogenitas, pH) serta aktivitas antibakteri. Data yang diperoleh pada pengukuran daya hambat dianalisis secara statistik menggunakan metode One Way ANOVA pada taraf kepercayaan 95%. Hasil uji fitokimia ekstrak daun salam positif memiliki kandungan flavonoid, tanin, serta minyak atsiri. KHM pasta gigi ekstrak daun salam adalah 10% dengan diameter rata-rata hambat 3,53 mm. Data daya hambat menunjukan hasil yang berbeda signifikan dengan p value<0,05, kecuali pada kontrol negatif dan konsentrasi 7,5%. Kata kunci: Daun Salam, KHM, Streptococcus mutans
Kulit bawang merah mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai antioksidan. Kekuatan antioksidan dapat dipengaruhi oleh metode ekstraksi, baik dengan pemanasan ataupun tanpa pemanasan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah metode ekstraksi panas dapat menurunkan kekuatan antioksidan dari senyawa metabolit sekunder yang terdapat di dalam kulit bawang merah (Allium cepa L.). Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode ekstraksi refluks dan sokletasi dengan menggunakan pelarut metanol dan pengujian aktivitas antioksidan dari kulit bawang merah dengan menggunakan metode DPPH. Rendemen hasil ekstraksi kulit bawang merah melalui metode refluks diperoleh sebanyak 20,34% sedangkan rendemen hasil ekstraksi kulit bawang merah melalui metode sokletasi diperoleh sebanyak 19,65%. Ekstrak metanol kulit bawang merah dengan metode refluks dan sokletasi mengandung senyawa flavonoid, fenol, saponin, alkaloid dan tanin. Aktivitas antioksidan dari lebih kuat yaitu sebesar 7,953 mg/L sedangkan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol sokletasi kulit bawang merah yaitu sebesar 10,650 mg/L. Kedua hasil ini termasuk ke dalam kategori antioksidan yang sangat kuat. Metode refluks lebih baik digunakan sebagai metode ekstraksi untuk uji aktivitas antioksidan walaupun metode ekstraksi refluks menggunakan pemanasan.
Tanamansambiloto (Andrographis paniculata Nees) merupakan tanaman yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk dijadikan obat herbal, karena efektif, efisien, aman dan ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daun sambiloto dan batang sambiloto dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thypi penyebab demam tifoid, maka dilakukan uji daya hambat ekstrak etanol daun dan batang sambiloto dengan menggunakan metodedifusi sumuran. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Tumbuhan Sambiloto jenis Andrographis paniculata Nees dalam bentuk simplisia. Uji dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dengan menggunakan masing-masing konsentrasi sebesar 20%, 40%, 60%,80%, dan 100%. Hasil penelitian memperlihatkan tidak adanya daerah bebas kuman atau zona jernih disekitar lubang sumuran yang telah mengandung batang dan daun sambiloto. Kesimpulan hasil ini ialah ekstrak etanol daun dan batang Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) tidak mempunyai efek antibakteri terhadap Salmonella thypi.Kata kunci: Daun dan Batang Sambiloto, Salmonella thypi, metode sumuran
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.