Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA Fisika melalui model pembelajaran problem solving pada kelas VII SMP negeri 18 Palu. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan the equivalent pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 18 Palu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII D sebagai kelas kontrol. Instrumen hasi belajar berupa tes pilihan ganda yang telah divalidasi oleh validator dan coba lapangan. Peningkatan rata-rata N-gain yang mengikuti model pembelajaran problem solving adalah 72,72 yang berkriteria tinggi dan peningkatan rata-rata yang mengikuti model konvensional menggunakan metode ceramah adalah 63,98 yang berkeriteria sedang. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 21, untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata tes hasil belajar awal yaitu 36,95 dan tes hasil belajar akhir yaitu 83,45, dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata tes hasil belajar awal yaitu 40,45 dan tes hasil belajar akhir yaitu 78,86. Berdasarkan hasil pengujian uji hipotesis diperoleh nilai signifikannya yaitu 0,039. Dimana Nilai signifikan hasil uji hipotesis diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan nilai α atau 0,039 < 0,05. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPA Fisika melalui penerapan model pembelajaran problem solving pada siswa kelas VII SMP Negeri 18 Palu. Kata Kunci : Problem Solving, Hasil Belajar
Abastrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe group investigationdengan pendekatan pemecahan masalah terhadap hasil belajar siswa pada kelas XI SMA Negeri 5Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain “The Non Equivalen Pretest-Posttest Design”. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA4 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupates hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil pengolahan data, untuk kelas eksperimen diperoleh rerata skor tes awal adalah 7,23 dan untuk tes akhir adalah 15,57. Untuk kelas kontrol diperoleh rerata skor tes awal5,9 dan untuk tes akhir adalah 12,6. Hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai thitung = 3,55 dan ttabel = 1,67. Ini berarti bahwa nilai thitung berada di luar daerah penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, Model Pembelajaran Kooperatif tipe group investigationdengan pendekatan pemecahan masalah dapat mempengaruhi hasil belajar fisika. Kata Kunci: Kooperatif Tipe group investigation, Pemecahan Masalah, Hasil Belajar
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.