Bencana alam merupakan kejadian yang perlu dilakukan penelitian lebih mendalam sehingga dapat meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas daerah rawan bencana longsor, tingkat daerah bencana longsor dan foktor yang dapat menyebabkan terjadinya longsor. Metode penelitian dilakukan menggunakan aplikasi sistem informasi geografis (SIG) yang terdiri dari data curah hujan, penggunaan area lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, lithologi batuan, bentuk lahan dan struktur geologi. Data tersebut kemudian dilakukan pengharkatan (scoring) untuk memperoleh area tingkat bahaya longsor. Hasil penelitian diperoleh empat zona tingkat bahaya longsor yaitu zona bahaya longsor rendah dengan luas 3.656 Ha, zona bahaya longsor sedang dengan luas 22.628 Ha, zona bahaya longsor tinggi dengan lus 42.063 Ha dan zona bahaya longsor sangat tinggi 331 Ha. Hasil yang diperoleh mengidentifiksikan bahwa potensi untama bahaya longsor disebebkan oleh curah hujan yang tinggi yaitu 3826 mm/tahun. Area kemiringan lereng 40% sampai 100% yang luas juga merupakan factor yang menyebabkan potensi terjadinya longsor.
<p>Jalan tambang yang baik adalah ketika memiliki bentuk geometri jalan yang sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi geometri jalan hauling di PT Manakarra Multi Maning, apakah telah sesuai standar atau belum. Tahapan pengambilan data geometri jalan dimulai dengan pengukuran dimensi jalan menggunakan GPS dan kompas. Tahap selanjutnya adalah mengolah data dari alat survey tersebut menggunakan software untuk mengetahui nilai dimensi dari jalan tambang sesuai standar AASHTO. Berdasarkan hasil dari perhitungan penelitian ini dapat disimpulkan lebar jalan angkut pada jalan lurus di semua stasiun yaitu 12 meter sampai 13 meter, dan telah memenuhi standar minimum yang ditetapkan yaitu 9 meter. Lebar jalan pada tikungan berdasarkan dari hasil perhitungan untuk lebar jalan pada tikungan di setiap stasiun yaitu 12 meter sampai 14 meter, dan telah jalan memenuhi standar minimum yang ditetapkan yaitu 12 meter. Superelevasi jalan aktual tidak memenuhi standar yaitu 1,3% dan 9%, sedangkan standar yang ditetapkan untuk superelevasi minimum 4% dan superelevasi maksimum 8%. Kemiringan jalan aktual yang tidak memenuhi standar maksimum 10%, dimana kemiringan jalan aktual yang ada di lapangan relatif tinggi yaitu 11% hingga 15%.</p>
Underground Deep Mill Level Zone (DMLZ) mine PT Freeport Indonesia (PTFI) is still in development stage and currently has no production activities yet. In underground DMLZ mine, a trial of emulsion explosive has conducted since March 15th, 2017 where previously used was Ammonium Nitrate Fuel Oil (ANFO) explosive for tunnel blasting. This study purposes to analyse the results and impact of ANFO and emulsion explosive in order to know the advantages and disadvantages of each explosives. In this study, an overbreak and underbreak comparison evaluation was performed by ANFO explosives and emulsion in underground DMLZ mine tunnel blasting. Furthermore, processing data based on explosives specification data, explosives quantity, heading location and time that detonated, solid design and actual tunnel DMLZ of PT. Freeport Indonesia, also cross section data. After all the data were processed and analysed, it was concluded that the emulsion explosive was more effective for use in tunnel blasting. To optimize the effective blasting results it is necessary to redesign new drilling patterns and blasting geometry by used of radial crack method, so that they can be applied to DMLZ tunnels in the future.
Salah satu front penambangan yang dimiliki PT ANTAM Tbk. UBPN SULTRA adalah Bukit Hilux. Kegiatan produksi penambangan di Bukit Hilux difokuskan pada penambangan material Low Grade Saprolith Ore (LGSO). Material LGSO adalah kelompok bijih nikel kadar rendah yang diperuntukkan untuk ekspor dengan batas kadar tertentu. Sebelum diekspor, hasil penambangan material LGSO ini diangkut menuju Stockyard Transito yang ditumpuk menjadi tumpukan Eksportable Transit Ore (ETO) kemudian dilakukan rechek sampel. Setelah hasil rechek sampel keluar, maka material LGSO tersebut diangkut menuju Stockyard Pelabuhan dan ditumpuk menjadi tumpukan Eksportable Final Ore (EFO) yang siap untuk diekspor. Adanya tahapan pemindahan material LGSO dari front penambangan Bukit Hilux hingga ke Stockyard Pelabuhan menyebabkan losses material. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis berapa persentase losses material LGSO tersebut dan penyebab terjadinya dengan melakukan perhitungan tonase menggunakan metodesurvey dan ritase alat angkut yang dikalibrasikan dengan data timbangan serta pengamatan kegiatan pemindahan. Adapun losses yang dihasilkan sebesar 2,17 % untuk pemindahan dari front menuju Stockyard Transito dan 1,33% untuk pemindahan dari Stockyard Transito menuju Stockyard Pelabuhan. Penyebab terjadinya losses antara lain adanya material yang melekat pada alat berat dan faktor dumping yang membuat sebagian material menjadi landasan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.