Lip cream merupakan sediaan pewarna bibir berbentuk semi padat yang dapat memberikan warna menarik pada bibir dan sangat digemari oleh kaum perempuan terutama dikalangan remaja, karena teksturnya yang lembut. Salah satu bahan alami yang dapat dijadikan sebagai sediaan lip cream yaitu daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.). Penelitian ini adalah untuk membuat sediaan lip cream dari ekstrak etanol daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) dan mengetahui pengaruh dari konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, yang meliputi ekstraksi daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) menggunakan metode maserasi dan pembuatan sediaan lip cream dengan konsentrasi 14%, 16% dan 18%. Pemeriksaan mutu fisik sediaan yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, uji oles, daya lekat, iritasi, stabilitas dan uji kesukaan. Hasil penelitian diperoleh bahwa pada pemeriksaan uji mutu fisik sediaan lip cream, seluruh sediaan memliki organoleptis yang baik, susunan yang homogen, mempunyai daya oles, daya lekat yang baik, pH yang sesuai dan tidak menimbulkan iritasi. Formulasi yang baik dan disenangi banyak panelis yaitu pada formula 2 dengan konsentrasi 16%. Dari penelitian yang dilakukan bahwa ekstrak etanol daun bayam merah dapat dijadikan sebagai pewarna dalam sediaan lip cream, warna yang dihasilkan yaitu coklat muda, coklat dan coklat tua, semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun bayam merah yang digunakan maka semakin pekat warna yang dihasilkan.
Pendahuluan; Peresepanan antibiotik bertujuan mengatasi penyakit infeksi (terapi) dan mencegah infeksi pada pasien yang berisiko tinggi untuk mengalami infeksi bakteri pada tindakan pembedahan (profilaksis bedah) dan beberapa kondisi medis tertentu profilaksis medik). Antibiotik tidak di berikan pada penyakit non-infeksi dan penyaki tinfeksi yang dapat sembuh sendiri (self-limited) seperti infeksi virus. Tujuan; Penelitian ini adalah mengetahui pola peresepan antibiotik pada pasien rawat jalan di puskesmas Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues. Metode; Penelitian deskriptif kualitatif dengan pengambilan data secara retrospektif. populasi adalah pasien yang datanya tertulis dalam data resep dengan jumlah populasi 1.244 pasien. Pasien yang menggunakan antibiotik berjumlah 86 pasien. Hasil; Penelitian menunjukan antibiotik yang sering diresepkan adalah antibiotik generik golongan beta lactam yaitu amoksisilin ( 32,6% ). Bentuk sediaan yang banyak digunakan adalah tablet ( 54,7 % ) . Gambaran kesesuaian pemberian antibiotik di Puskesmas Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues dengan pedoman pengobatan dasar puskesmas adalah tepat indikasi 54,6 %, tepat dosis 60,5 % , tepat frekwensi 87,7 % dan tepat durasi 26,7 %. Kesimpulan; Dari penelitian ini Sesuai peresepan antibiotik belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman pengobatan dasar di puskesmas dan diharapkan kepada dokter untuk memperhatikan pesesepan antibiotik sehingga di dapatkan terapi antibiotik yang rasional.
Pendahuluan: Kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mengandung xanton, antosianin dan tanin yang merupakan sumber antioksidan bekerja dengan cara menghidrasi kulit, melembutkan kulit dan mengurangi tingkat kekeringan pada kulit. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pelembab bibir. Tujuan: Untuk memformulasi sediaan lip balm menggunakan ekstrak etanol kulit buah manggis dan mengevaluasi efektivitas sebagai pelembab bibir. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental menggunakan ekstrak kulit buah manggis dengan konsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%, 10%. Evaluasi sediaan lip balm meliputi pemeriksaan uji stabilitas, homogenitas, pH, suhu lebur, iritasi dan uji kesukaan. Uji efektifitas sebagai pelembab bibir menggunakan Moisture checker. Hasil: Diperoleh sediaan lip balm yang homogen, stabil, pH 4,8-6,1; tidak mengiritasi kulit. Sediaan lipbalm dengan konsentrasi 10% paling efektif melembabkan bibir setelah 4 minggu. Kesimpulan: Ekstrak etanol kulit buah manggis dapat diformulasikan kedalam sediaan lip balm dan efektif melembabkan bibir pada konsentrasi 10%.
Objective: The purpose of this study was to determine the physical stability and effectiveness of hair growth in hair tonic preparations containing ethanol extract of clove leaves (Syzygium aromaticum) with a concentration variation of 5, 10, and 15%. Methods: Formulations were evaluated, including organoleptic observation, pH checking, and preparation stability tests using the Climatic Chamber. The effectiveness of clove leaf extract as a hair tonic was tested by looking at hair growth in test animals. Results: The results showed that the preparation was stable at high temperatures (40±2 °C) where the odor, color, clarity, and pH remained constant. Effectiveness test on rabbit hair growth showed significantly different results after measuring hair growth on the 21st day, where the results were 11.83+0.06 mm for positive control, 1.71+0.06 mm as blank, 1.69+0.06 mm for the group without treatment, and successively the results of the group given clove leaf extract 5, 10, and 15% were 4.00+0.06; 4.80+0.06; and 5.46+0.08 mm. Conclusion: Hair tonics containing clove ethanol extract can increase rabbit hair growth.
Pendahuluan; Masker merupakan sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan kulit wajah yang digunakan untuk mengencangkan kulit, mengangkat sel-sel tanduk, menghaluskan dan mencerahkan kulit. Salah satu tumbuhan Indonesia yang memiliki potensi untuk menghasilkan zat antioksidan alami adalah daun jambu biji yang mengandung flavonoid. Tujuan; untuk membuat sediaan masker krim ekstrak daun jambu. Metode; Penelitian dilakukan secara eksperimen, sampel diekstraksi dengan cara dimaserasi selama 3x24 jam dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Hasil ekstrak kental yang diperoleh sebagai zat aktif dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5%. Pengujian sediaan meliputi uji organoleptis, pemeriksaan homogenitas, pH sediaan dan uji iritasi terhadap sukarelawan. Hasil; Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat dibuat sebagai sediaan masker krim dan memenuhi evaluasi fisik sediaan . Hasil uji organoleptis menunjukan bahwa sediaan yang dibuat cukup stabil, homogen, pHberkisar antara 6-7, dan sediaan tidak menimbulkan iritasi. Kesimpulan; Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa daun jambu biji dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan krim tipe m/a, dan disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengformulasikan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dalam formula yang berbeda dan dengan fungsi yang berbeda.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.