Kanker kolon merupakan penyakit yang ditandai oleh perkembangan sel yang tidak terkendali di lapisan epitel pada usus besar. Salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas sebagai antikanker yaitu tumbuhan tampa badak (Voacanga foetida (Bl.) K.Schum). Tumbuhan tampa badak adalah keluarga apocynaceae yang memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker darah (L1210 dan K256), sel kanker paru (A549) dan sel kanker serviks (HeLa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sitotoksik ekstrak etil asetat daun tampa badak terhadap sel kanker kolon HTB-38. Metode yang digunakan pada pengujian ini adalah metode MTT Assay pada waktu 24, 48 dan 72 jam. Parameter yang digunakan adalah IC50. Hasil penelitian menujukkan bahwa nilai IC50 ekstrak etil asetat daun tampa badak terhadap sel kanker kolon HTB-38 pada waktu 24, 48 dan 72 jam masing-masing sebesar 0,0287, 0,0776 dan 0.0415 μg/mL. Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa ekstrak etil asetat daun tampa badak mempunyai efek sitotoksik kuat terhadap sel kanker kolon HTB-38. Hasil uji ANOVA menyatakan bahwa terdapat perbedaan persen viabilitas antara konsentrasi 0,1 μg/mL, konsentrasi 0,5 μg/mL dan konsentrasi 1 μg/mL (p<0,05) tetapi lama waktu inkubasi tidak memiliki pengaruh terhadap nilai persen viabilitas (p>0,05).
ABSTRAKBawang merah (Allium cepa L.) secara umum digunakan sebagai bumbu masakan oleh masyarakat. Bagian dari bawang merah yang banyak dimanfaatkan adalah bagian umbinya saja, sedangkan bagian kulit terluar dari bawang merah tersebut dibuang karena hanya dianggap sebagai limbah. Berdasarkan hasil skrining fitokimia, ekstrak kulit bawang merah mengandung senyawa fenolik, flavonoid dan terpenoid yang dapat memberikan daya hambat terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antimikroba ekstrak etanol dari kulit bawang merah terhadap Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus sebagai bakteri Gram positif, Salmonella thypi dan Eschericia coli sebagai bakteri Gram negatif serta aktivitas antijamur terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes. Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram dengan beberapa konsentrasi ekstrak etanol dari kulit bawang merah yaitu 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125% dan 1,5625% b/v serta kontrol positif kloramfenikol untuk bakteri, kontrol positif nistatin untuk jamur dan DMSO sebagai kontrol negatif. Diameter hambat yang dihasilkan pada pengujian ekstrak etanol dari kulit bawang merah terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Salmonella thypi dan Eschericia coli dengan konsentrasi 50% berturut-turut adalah 11,75 mm; 16,03 mm; 9,42 mm dan 7,77 mm. Diameter hambat yang dihasilkan pada pengujian ekstrak etanol dari kulit bawang merah terhadap jamur Trichophyton mentagrophytes dengan konsentrasi 50% adalah 18,53 mm. Sebagai kesimpulan, ekstrak etanol kulit bawang merah memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Salmonella thypi, Escherichia coli dan jamur Trichophyton mentagrophytes.ABSTRACT Shallots (Allium cepa L.) are generally used as cooking ingredients by the community. The part of the shallot widely used is only a part of the tuber, while the outer shell of the shallot is thrown away because it is only considered as wastes. Based on phytochemical screening results, extract of shallot peels contains phenolics, flavonoids, and terpenoids that can inhibit the growth of microorganisms. The purpose of this research is to know the antimicrobial activity of ethanol extract of shallot peels against Staphylococcus epidermidis and Staphylococcus aureus as Gram positive bacteria, Salmonella thypi and Eschericia coli as Gram negative bacteria and also antifungal activity against Trichophyton mentagrophytes. The study was performed using disc diffusion method with the variation of concentration of ethanol extract of the peels of 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, 3.125% and 1.5625% w/v, respectively, the positive control of chloramphenicol for bacteria, the positive control of nystatin for fungi and the negative control of DMSO. The diameter of the inhibition zone formed on the activity assay of ethanol extract of the shallot peels against Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Salmonella thypi and Eschericia coli at the concentration of 50% was 11.75 mm, ...
<em>Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit buah Pulasan (Nephelium mutabile Blume) dan bunga Turi Putih (Sesbania grandiflora). Ekstrak ekstrak kulit buah Pulasan (N. mutabile Blume) dan bunga Turi Putih (S. grandiflora) diperoleh secara terpisah dengan maserasi. Uji aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH. Aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan nilai IC50, pada ekstrak n-heksana kulit buah Pulasan > 1000 µg/ml; ekstrak etil asetat kulit buah Pulasan 468,24 µg/ml; ekstrak metanol kulit buah Pulasan 57,38 µg/ml; ekstrak n-heksana bunga Turi Putih > 1000 µg/ml; ekstrak etil asetat bunga Turi Putih > 1000 µg/ml; ekstrak metanol bunga Turi Putih 836,91 µg/ml</em>
Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang pohon kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb) dengan metode DPPH. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol dari kulit batang pohon kupu-kupu dan sebagai kontrol pembanding digunakan Vitamin C. Pengujian berdasarkan absorban DPPH terhadap ekstrak pada panjang gelombang 517 nm menggunakan microplate reader. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana kulit batang pohon kupu-kupu memiliki nilai IC50 137 µg/mL dengan nilai AAI <0,5 dan dikategorikan lemah, nilai IC50 ekstrak etil asetat 30,15 µg/mL dengan nilai AAI 1,32 dan dikategorikan kuat dan ekstrak metanol memiliki nilai IC50 sebesar 16 µg/mL dengan nilai AAI sebesar 2,5 yang dikategorikan sangat kuat. Hal itu menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit batang pohon kupu-kupu (Bauhinia semibifida Roxb) mempunyai aktivitas sebagai antioksidan yang sangat kuat dibandingkan dengan ekstrak lainnya.
A study on isolation and antioxidant activity of secondary metabolit of methanol extract of fruit of Senduduk Bulu (Clidemia hirta (L.) D. Don) has been carried out. Senduduk bulu is used for folk medicine to many diseases. Flavonoid and phenolic has been reported to its activity as antioxidant. The aim of this research was to find antioxidant compound and antioxidant activity of this fruit. Isolation works were conducted using Vacuum Liquid Chromatography and Column Chromatography method. Antioxidant activity was determined using DPPH free radical scavenging methods. The isolation works afforded 10 mg of pure compound CHP1 which was obtained as white crystal, with its melting point of 165–167ºC, soluble in chloroform and slightly soluble in methanol. This compound gave positive reaction with Liebermann-Burchard (LB) reagent and concluded as terpenoid. Based on it UV spectrum, this compound showed a λ max of 316 nm. Its FT-IR spectrum showed appearence of some functional groups of OH, C-H aliphatic, C=O ester,C=C alkene, CH bending and C-O. The 1H-NMR spectrum showed the alkene protons and methyl protons which is a characteristic of terpenoid compounds. The pure compound (CHP1) provided a weak antioxidant activity with the IC50 of 327,01µg/mL.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.