No abstract

Tindakan sectio caesarea menimbulkan suatu luka akibat sayatan pada abdomen. Banyak faktor yang mempengarui proses penyembuhan luka sectio caesarea. Salah satu faktor yang bisa mempengari adalah nutrisi, usia, pendidikan, sumber informasi dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan proses penyembuhan luka pasca sectio caesarea di Poli Kandungan RSUD Ngimbang. Desain penelitian ini menggunakan desain Cross sectional dengan pendekatan retrospektif. Populasi pasien pasca sectio caesarea  di Poli Kandungan RSUD Ngimbang sebanyak 35 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik quota sampling. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent status nutrisi, usia responden, tingkat pendidikan, sumber informasi  dan variabel dependent (proses penyembuhan luka). Hasil penelitian diketahui bahwa ada 4 fator yang berhubungan dalam penyembuhan luka yaitu nutrisi, pendidikan, usia dan sumber informasi dan ada 1 yang tidak berhubungan yaitu dari pekerjaan. faktor yang paling berpengaruh dalam proses penyembuhan luka nutrisi dengan tingkat keeratan 0,412 yang artinya cukup. Berdasarkan hasil diatas maka banyak faktor yang memepengarui proses penyembuhan luka, yang harus tetap di perawatan luka yang tepat merupakan bagian paling penting dalam mengendalikan terjadinya komplikasi pada luka post operasi.

Adanya masalah pertumbuhan  pada anak merupakan salah satu indikator status gizi buruk pada anak di bawah usia 5 tahun yang digunakan sebagai indikator jangka panjang gizi buruk pada anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan tumbuh kembang anak balita di Puskesmas Pucuk Kabupaten Lamongan. Rancangan penelitian analisis korelasional dengan menggunakan metode cross sectional. Sampelnya adalah proporsi ibu dan anak berusia 4-5 tahun, tidak kurang dari 40 responden. Variabel bebasnya adalah keturunan dan variabel terikatnya adalah prevalensi deformitas. Mengumpulkan informasi melalui kuesioner dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh (80,0%) pola asuh dari 32 orang tua adalah demokratis, mayoritas (72,5%) anak balita berada di kelas yang terdiri dari 29 anak besar, dan hasil uji Chi-Square tes yang signifikan. dari 0,05. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 40 responden menemukan bahwa ada hubungan antara pola asuh dengan stunting, menghasilkan p-value sebesar 0,024. Berdasarkan uraian di atas, diharapkan kepada orang tua yang memiliki anak stunting agar melakukan upaya untuk mengubah kebiasaan makannya, bagaimana seharusnya memperlakukan anak dengan baik dari segi gizi dan penyiapan makanan yang bergizi agar proses tumbuh kembangnya berjalan dengan baik.

The purpose of this study is to explain the effect of a low-carbohydrate-high-protein (LCHP) diet on reducing TNF-α levels. The study was carried out with true experimental post-test only control design, using 3-month-old females rats (Rattus norvegicus) with a bodyweight of 200-300 g, which were divided into three groups: Negative control (K-) (rats without treatment were fed with broiler standard feed), Positive control (K+) (PCOS-IR model rats were fed broiler standard feed), and Treatment (P) (PCOS-IR model mice were fed with LCHP diet). Serum taken from the rats' heart on day 49 was examined for TNF-α levels using Bioassay Germany ELISA kit. Statistical analysis was carried out using ANOVA and Post Hoc tests. ANOVA analysis of TNF-α resulted in a p value of 0.0017, indicating significant difference of TNF-α levels when LCHP diet was applied, followed by Post Hoc test found that the TNF-α level of the treatment group (p = 0.006) is lower than the positive control group (p = 0.038). One of the roles of a low-carbohydrate diet in the pathogenesis of PCOS-IR is to provide an inflammatory repair effect by increasing insulin sensitivity, improving insulin levels, and stimulating an increase in steroidogenesis synthesis. Increased breakdown of fatty acids is inhibited, so that it does not cause a build-up of fatty acids and does not induce an increase in proinflammatory cytokines against gonadotropins, increasing FSH secretion and effecting follicular development.

P38 mitogen-activated protein kinase (p38MAPK) is the activity of the p38MAPK pathway in muscle cells causing mitogen-activated disorders that are responsive to stress stimuli, such as cytokines, and involved in cell differentiation, and apoptosis. Characteristic of p38MAPK expression contributes to metabolic signal on the reduction and excessive production of ovarian androgen found among women with endocrine and metabolic disorders. We suspect that p38MAPK expression changes in ovarian granulosa cells. This research aims to observe changes in p38MAPK expression among PCOS-RI mice fed by a low-protein, high-carbohydrate (RKTP) diet. Testosterone propionate was given to induce the PCOS-IR model, 0.1 ml injection of for 28 days intramuscularly on 18 mice. Each mouse was examined for vaginal swabs and ovarian histology. At the end of treatment, the p38MAPK expression score kept increasing and had a significant negative effect with ANOVA test p value = 0.149 (p >0.05). The results of the treatment group posttest showed p38MAPK expression, and there was a decrease compared to the control group. These occurred because the RKTP diet has not been able to stimulate RE stress through the NFKβ pathway, so the NFKβ pathway increased AGEs receptors on granulosa cells that played a role in oocyte maturation as a response in the follicular development process on PCOS-IR model. Moreover, in this research RKTP diet had not been able to reduce p38MAPK expression in granulosa cells in the ovary.