No abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji mekanisme good corporate governance terhadap manajemen laba dengan kinerja keuangan sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan populasi pada tahun 2012-2016 sebanyak 146 perusahaan. Sampel yang diambil berdasarkan metode purposive sampling adalah 11 perusahaan, dengan jumlah 55 data. Hasil dari penelitian uji t menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian uji F menunjukkan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit secara simultan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian uji t menunujukkan bahwa mekanisme good corporate governance tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang dimoderasi kinerja keuangan.

Analysis of PT ANTAM Tbk's Financial Performance Before and After Covid-19 is the title of this study. By comparing the financial ratios of the current ratio, quick ratio, debt to total assets, debt to total equity, net profit margin, return on assets, and total asset turnover, this study seeks to determine the financial ratios of PT ANTAM Tbk before and after COVID-19. The descriptive research method with a comparative study approach was used in this study. The financial statements of PT ANTAM Tbk before and after COVID-19 make up the study's population. Due to the sampling strategy, whereas the sample was taken using the purposive sampling method . The results of the study indicate that the present ratio will be around 144.81% in 2019. The quick ratio is around 1%. Debt to equity is 0.66%, debt to total assets is 0.40%. Return on assets is 6.4%. The net profit margin was 5.92%, while the overall asset turnover was 108%. The current ratio was approximately 121.14% in 2020. The quick ratio is around 1.23%. Debt to total equity is 0.66%. Debt to total assets is 40%. Return on assets was 0.036%. Net profit margin was 0.04%. Total asset turnover is 0.86%.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diadakan diPerumahan Buana Impian 1 & 2 khusus untuk Pedagang Kaki Tua. Awalnya Perumahan Buana 1&2 memiliki satu RW 014 namun pada tahun 2016 Buana Impian 2 menjadiRW 028. Terdapat pertokoan disepanjang jalan Perumahan Buana Impian 1&2 dan terdapat 53 Pedagang asongan (PKL). Tujuan utama dari Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah untuk membantu mengembangkan usaha Pedagang Kali Lima diPerumahan Buana Impian 1&2 dengan berbagai jenis kegiatan usaha seperti penjualan buah-buahan, sepatu, pakaian, sayuran, pakaian dan lain-lain yang pada gilirannya umumnya makanan/kuliner; Para PKL diberikan pelatihan dan bimbingan berupa ceramah dan diskusi yang membahas permasalahan yang dihadapi PKL diPerumahan Buana Impian 1 dan 2. Materi pendidikan dan pelatihan PKL tentang manajemen usaha dan kewirausahaan, pelatihan akuntansi pendapatan dan biaya, cara mempromosikan usaha dan akses permodalan yang dapat diperoleh PKL. Setelah mengikuti pelatihan dan pendidikan PKL, harapannya agar usahanya tumbuh dan berkembang dengan baik. Materi pendidikan dan pelatihan PKL tentang manajemen usaha dan kewirausahaan, pelatihan akuntansi pendapatan dan biaya, cara mempromosikan usaha dan akses permodalan yang dapat diperoleh PKL. Setelah mengikuti pelatihan dan pendidikan PKL, harapannya agar usahanya tumbuh dan berkembang dengan baik. Materi pendidikan dan pelatihan PKL tentang manajemen usaha dan kewirausahaan, pelatihan akuntansi pendapatan dan biaya, cara mempromosikan usaha dan akses permodalan yang dapat diperoleh pedagang asongan. Setelah mengikuti pelatihan dan pendidikan PKL, harapannya agar usahanya tumbuh dan berkembang dengan baik.

Small-medium enterprises have an important role in Indonesia economy, especially in Batam City. There are few problems in these enterprise, especially in the management of financial statements. This is due to the low level of education and the lack of perceptions of small-medium enterprises. In terms of management of financial statements, the government has issued SAK ETAP (Financial Accounting Standards Entity Without Public Accountanbility) to facilitate small-medium enterprises in managing financial statements. This research is done with the aim to know the influence of education level and perception of small- medium enterprises to the use of SAK ETAP SMEs in Batam City. Data collection techniques with questionnaires distributed to 300 respondent who are samples in this study. Respondent in this study are the small-medium enterprises located in  Batam City. Data analysis using multiple linear regression analysis with  SPSS version 21 software. The coefficient of determination value of this research is  3,6%. The result of t test is that the variable of education level have affect to the use of SAK ETAP equal to 0,003 less than 0,05 and t value 3,000 bigger than t value table 1,9679. While the perception variable does not affect the use of SAK ETAP because 0,219 is greater than 0,05 and the value of t arithmetic 1,231 is smaller than t value table 1,9679. The result of F-test show that the level of education and perception together have affect on the use of SAK ETAP of 0,004 is smaller than 0,05 and the value of F arithmetic 5,522 is greater than F table 3,0258. Key word: Small Medium Enterprises (SME), Education Level, Perception, use of SAK ETAP