Abstrak: Masalah terbesar di Kota Ternate adalah ketersediaan air dan juga potensi bencana alam, karena termasuk dalam Cincin Api Pasifik dan iklim di Kepulauan Maluku dipengaruhi oleh iklim tropis dan iklim musiman karena terdiri dari pulau-pulau dan dikelilingi oleh wilayah yang luas. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan ketahanan air di Kota Ternate untuk 20 tahun ke depan hingga 2039. Kebutuhan air dihitung dengan proyeksi metode eksponensial, data berdasarkan populasi, industri, ternak dan luas lahan pertanian. Data debit ketersediaan air didasarkan pada data infrastruktur sumber daya air yang telah tersedia di lokasi tersebut. Potensi ketersediaan yang dapat diandalkan dihitung menggunakan metode FJ Mock. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa total kebutuhan Kota Ternate pada tahun 2039 adalah 1,427 m3 / detik, total potensi debit andalan pada tahun 2039 adalah 43,139 m3 / detik dan total debit andalan yang dapat diandalkan adalah 0,700 m3 / detik, sehingga dapat disimpulkan bahwa permintaan air di Kota Ternate masih belum terpenuhi sepenuhnya, tetapi memiliki potensi besar untuk debit andalan. Sehingga perencanaan pembangunan infrastruktur diperlukan dalam bentuk sebanyak 98 buah waduk dengan total waduk 5,67 juta m3 / detik yang tersebar di lokasi DAS terbesar di beberapa daerah di Kota Ternate.Kata Kunci : potensi debit andalan, embung, kebutuhan air, ketersediaan air, neraca air. Abstract:The biggest problem in Ternate City is availability of water and potential for natural disasters, because it's in the fire ring and climate in there is influenced by the tropical and seasonal climate. The purpose of this study is determine the water resistance in Ternate City for 20 th years until 2039. Water requirements are calculated by exponential method projections, the data based on population, industry, livestock and the area of agricultural land. Water availability debit data is based on water resources infrastructure data that has been available in there. Based on the results of the analysis, known that the total requirement of Ternate City in 2039 is 1.427 m 3 / sec, total potential of mainstay discharge in 2039 is 43.139 m 3 /sec and total potention of dependable flow is 0.700 m 3 /sec, so it can be concluded that the water demand in there is still not fulfilled to its full potential but has a great potential for reliable debits. So that, infrastructure development planning is needed in the form of as many as 98 pieces of reservoirs with a total reservoir of 5.67 million m 3 /sec spread across the largest watershed locations in several areas in Ternate City.
Gross Domestic Product (GDP) is one of the important factors to determine the economic conditions of an area in a certain period. This study uses GDP according to the business field based on constant prices in 2010. The purpose of this study, first is to determine trends of GDP and the percentage of the poverty population. Second, is to find out the relationship between GDP to poverty in East Kalimantan. The method used in this study is spatial method to find out the distribution and temporal trends. For determine the relationship, this research used simple regression calculations. The results of the study show that: (1) From 2013 to 2017 the tendency of GDP in East Kalimantan Province was increasing and the most dominant GDP contributor sector was the mining sector. (2) The trend in the percentage of the poverty population in East Kalimantan Province from 2013 to 2017 is fluctuating. (3) Simple regression calculations indicate that there is a relationship between GDP and poverty in Bontang City, Kutai Barat Regency, and Penajam Paser Utara Regency.
Kebutuhan akan air bersih semakin meningkat setiap harinya, namun jumlah penyediaan prasarana air bersih saat ini masih terbatas dan belum merata. Persentase jumlah penduduk terlayani jaringan distribusi air bersih di Ambawang sesuai dengan data Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Raya hingga tahun 2021 baru dapat melayani 16,41% dari total kebutuhan penduduk. Terdapat 83,59% daerah rencana layanan belum terdapat jaringan distribusi air bersih. Tujuan dari penelitian ini menentukan proyeksi jumlah penduduk sesuai dengan tahun perencanaan, menentukan proyeksi kebutuhan air bersih, mendapatkan besarnya kapasitas dan, model jaringan distribusi air bersih di rencana daerah layanan. Metode yang digunakan untuk analisis proyeksi jumlah peduduk dengan menggunakan metode aritmatik, metode geometrik, dan metode least square. Model jaringan distribusi air bersih dengan menggunakan bantuan software WaterCAD V8I dimana umur rencana disimulasi dengan data kebutuhan air selama 20 tahun. Data yang digunakan yaitu berupa data sekunder yang didapatkan dari PDAM Tirta Raya Kalimantan Barat. Hasil dari perencanaan ini didapatkan jumlah penduduk hasil proyeksi di wilayah pelayanan dari sumber air cabang Sungai Ambawang pada tahun 2041 adalah 57.662 jiwa dengan total kebutuhan air sebesar 88,29 liter/detik, kapasitas reservoir yang direncanakan untuk dapat melayani kebutuhan air yaitu sebanyak 1 buah ground reservoir dengan kapasitas 1.404 m3. Diameter pipa yang digunakan berdasarkan hasil simulasi dengan WaterCAD didapatkan 110 mm dan 250 mm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.