Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan pemerintah Indonesia sebagai middle power dalam mempertahankan hubungan dengan Korea Utara. Kebijakan pemerintah Indonesia tersebut berada di tengah tren global yang cenderung menjauhi Korea Utara. Pemerintah Korea Utara dijauhi oleh dunia Internasional karena kebijakan luar negerinya yang kontroversial khususnya menyangkut tentang senjata nuklir. Berlawanan dengan pemerintah negara lain, Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan untuk tetap mempertahankan hubungan baik dengan Korea Utara. Indonesia dan Korea Utara telah memulai hubungan yang harmonis sejak pemerintahan Presiden Soekarno. Hingga saat ini, Indonesia tetap berusaha untuk mempertahankan keharmonisan hubungan tersebut. Kerangka teori pada penelitian ini adalah konsep middle power. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini bersifat deksriptif-analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kajian kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kebijakan pemerintah Indonesia untuk mempertahankan hubungan baik dengan Korea Utara merupakan bentuk dari middle power. Pemerintah Indonesia memiliki kebijakan sebagai developing country voices, a regional leader, a bridge-builder, dan an advocate of democracy. Kata Kunci: Kebijakan, Pemerintah Indonesia, Middle Power
This article is a study of foreign policy that aims to understand the reasons for South Korea's refusal to join the trilateral military alliance with the U.S. and Japan in countering North Korea’s nuclear and missile provocation. Due to the crisis of the two Koreas and the North keeps doing any efforts that leads to escalate the conflict, the U.S. initiated trilateral military alliance with its allies, namely South Koarea and Japan. Surprisingly, South Korea stated that they do not want to join trilateral military alliance with U.S. and Japan.Using an extensive literature review method with an interpretive approach, it finds that South Korea’s domestic political condition and a high pressure from China regarding this issue were influential in South Korea’s decision to refuse to join the alliance. The domestic political condition refers not only to political leader, but also to historical burden, and the changing generational priorities. This study also shows that China has got a stronger bargaining position in international relations in the East Asia region.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.